Keraton Kadriyah
Setelah menikmati keindahan Masjid Jami, saya melanjutkan perjalanan ke Keraton Kadriyah. Tidak jauh dari masjid, keraton ini berdiri megah dengan segala keanggunannya. Bangunan ini terbuat dari kayu belian yang kuat, yang meskipun telah berusia lebih dari 300 tahun, masih tetap kokoh dan indah.
Begitu masuk ke dalam keraton, saya disambut dengan pemandangan berbagai benda peninggalan bersejarah. Singgasana Raja yang megah, Kaca Pecah Seribu yang penuh misteri, Al-Quran tulisan tangan yang berusia ratusan tahun, dan silsilah keturunan Sultan Pontianak dari Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie hingga Sultan Syarif Hamid Alkadrie.
Di bagian depan istana, terdapat meriam kuno buatan Perancis dan Portugis, serta anjungan yang menawarkan pemandangan indah Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Saya juga melihat genta, alat yang digunakan untuk menandakan adanya marabahaya.
Mengunjungi Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman dan Keraton Kadriyah membawa saya dalam sebuah perjalanan melintasi waktu, merasakan atmosfer masa lalu dan memahami sejarah serta budaya Pontianak yang kaya. Kedua tempat ini menawarkan perpaduan yang sempurna antara keindahan arsitektur dan nilai historis yang tinggi.
Perjalanan ke lokasi ini dapat ditempuh dengan berkendara selama sekitar 15 menit dari pusat kota Pontianak atau menggunakan perahu motor dari dermaga kota. Menyusuri sungai Kapuas dengan perahu motor, saya disuguhkan pemandangan alam yang memukau dan kehidupan masyarakat yang damai di sepanjang sungai.
Wasana Kata
Tapak tilas kejayaan Kesultanan Melayu Pontianak melalui kunjungan ke Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman dan Keraton Kadriyah adalah pengalaman yang mengesankan dan mendalam.
Kedua situs bersejarah ini tidak hanya menawarkan wawasan tentang sejarah dan budaya Pontianak, tetapi juga memberikan pengalaman perjalanan yang memukau dengan keindahan alam dan suasana damai yang mereka tawarkan.