Malam ini, di Indonesia kita sudah memasuki, 10 Muharram, di mana umat Islam akan memperingati Hari Asyura, yang juga dikenal sebagai Hari Anak Yatim atau Lebaran Anak Yatim.
Hari Raya ini memiliki makna khusus dalam Islam, di mana Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk memperhatikan dan menyayangi anak yatim. Perayaan ini tidak hanya sarat dengan nilai-nilai religius, tetapi juga tradisi sosial yang kuat di Indonesia.
Dalam Islam, menyantuni anak yatim adalah amalan yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW sendiri menunjukkan betapa besar perhatian beliau terhadap anak yatim, terutama pada hari Asyura.
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Jika engkau ingin melembutkan hatimu, maka berilah makan kepada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim" (HR. Ahmad).
Selain itu, dalam kitab Tanbihul Ghafilin disebutkan bahwa, "Barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, maka Allah akan meningkatkan derajatnya dengan setiap rambut yang diusapnya."
Rasulullah SAW tidak hanya menyuruh kita untuk menyantuni anak yatim, tetapi beliau juga memberikan teladan langsung dengan kasih sayang yang beliau tunjukkan kepada anak-anak yatim. Hari Asyura menjadi momen yang istimewa untuk menghidupkan sunnah ini dan memberikan perhatian ekstra kepada mereka yang kehilangan orang tua.
Menyantuni anak yatim bukan hanya soal memberikan bantuan materi, tetapi juga memberikan kasih sayang, perhatian, dan penghiburan.
Berbagai Bentuk Perayaan Lebaran Anak Yatim di Indonesia
Di Indonesia, perayaan Lebaran Anak Yatim dilakukan dengan berbagai cara yang kreatif dan penuh makna. Banyak individu, keluarga, dan organisasi yang memberikan santunan kepada anak yatim pada hari-hari menjelang Asyura.
Santunan ini bisa berupa uang, pakaian baru, atau paket sembako. Tujuannya adalah agar anak yatim dapat merasakan kebahagiaan yang sama dengan anak-anak lain pada hari tersebut.
Selain itu, banyak panti asuhan dan masjid yang mengadakan acara buka puasa sunnah bersama anak yatim selama bulan Muharram. Acara ini bukan hanya menjadi kesempatan untuk berbagi makanan tetapi juga untuk mempererat hubungan sosial dan memberikan perhatian serta kasih sayang kepada mereka.
Bayangkan kebahagiaan anak-anak yatim yang mungkin sehari-hari jarang merasakan kehangatan keluarga, kini dapat menikmati makanan lezat bersama-sama dalam suasana yang penuh keakraban.
Pada hari Asyura, beberapa komunitas mengadakan acara hiburan dan permainan untuk anak yatim. Acara ini biasanya diisi dengan pertunjukan musik, permainan tradisional, dan pemberian hadiah.
Tujuan semua itu adalah memberikan kegembiraan dan membuat anak yatim merasa dihargai dan diperhatikan. Kebahagiaan yang terpancar dari wajah-wajah polos mereka adalah kebahagiaan yang tidak ternilai harganya.
Manfaat Merayakan Lebaran Anak Yatim
Merayakan Hari Raya bersama anak yatim membawa banyak manfaat, baik bagi anak yatim itu sendiri maupun bagi masyarakat luas. Tradisi ini mengajarkan kita untuk selalu peduli dan berbagi dengan sesama, terutama dengan mereka yang kurang beruntung.
Hal tersebut membantu menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang. Bagi anak yatim, perhatian dan kasih sayang yang mereka terima selama Lebaran memberikan dukungan moral yang sangat berarti. Ini membantu mereka merasa lebih dihargai dan diterima dalam masyarakat.
Kebahagiaan yang dirasakan oleh anak yatim ketika mereka dirayakan pada Lebaran juga dirasakan oleh mereka yang memberikan bantuan. Ini menciptakan rasa bahagia bersama yang mempererat hubungan sosial dan kekeluargaan.
Untuk menjaga dan melestarikan tradisi mulia ini, masyarakat perlu terus diedukasi mengenai pentingnya berbagi dengan anak yatim. Kampanye sosial dan program edukasi di sekolah-sekolah dapat membantu meningkatkan kesadaran akan tradisi ini.
Pemerintah dan sektor swasta juga dapat memberikan dukungan dalam bentuk bantuan dana, fasilitas, dan program-program yang mendukung kesejahteraan anak yatim. Kerjasama antara berbagai pihak akan membuat tradisi ini semakin kuat dan berkelanjutan.
Hari Raya Anak Yatim adalah tradisi yang tidak hanya mengajarkan kita untuk berbagi, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat. Dengan melestarikan tradisi ini, kita dapat terus memberikan kebahagiaan dan harapan kepada anak yatim, serta menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan oleh agama.
Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan tradisi mulia ini demi kebahagiaan anak-anak yatim dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Perenungan dan Aksi Nyata
Semoga dengan semangat Hari Asyura dan Lebaran Anak Yatim, kita semua dapat menjadi lebih peduli, berempati, dan berkontribusi untuk kebahagiaan sesama, khususnya anak-anak yatim yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang kita. Marilah kita merenungkan kembali makna kasih sayang dan kepedulian yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Dengan menyantuni dan memberikan kebahagiaan kepada anak yatim, kita tidak hanya mengikuti sunnah, tetapi juga memperkuat tali silaturahmi dan memperindah kehidupan sosial kita.
Pada akhirnya, perayaan ini bukan hanya tentang apa yang kita berikan kepada anak yatim, tetapi juga tentang apa yang kita dapatkan kembali berupa kepuasan batin, kedamaian, dan berkah dari Allah SWT.
Mari kita jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk berbuat baik, memperhatikan mereka yang membutuhkan, dan terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H