Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyelami Makna Hijrah di Awal Tahun Baru Hijriah

7 Juli 2024   13:42 Diperbarui: 7 Juli 2024   13:51 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, kita menyambut tahun baru dalam kalender Hijriah, yang sering disebut sebagai tahun baru Islam. Peristiwa penting yang menjadi titik awal penanggalan Hijriah adalah hijrahnya Rasulullah SAW dan para sahabat dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 M.

Tahun Hijrah ini diawali pada bulan Muharram, pasca Bai'atul Aqabah kedua yang terjadi pada musim haji (Zulhijjah) tahun ke-13 dari masa kenabian. Dengan demikian, momen penetapan tahun pertama Hijriah bukanlah berdasarkan hari kelahiran Rasulullah SAW, tetapi pada peristiwa hijrah tersebut.

Hijrah adalah sebuah konsep yang begitu penting dalam Islam, melambangkan perubahan dan transformasi dalam segala dimensi kehidupan. Bertepatan dengan Tahun Baru Hijriah 1446 ini, momen ini menjadi saat yang tepat untuk merenungkan makna hijrah dan bagaimana kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai manusia biasa, seringkali kita menjalani kehidupan dunia begitu saja, tanpa memperhitungkan kehidupan di akhirat kelak. Padahal, jika kita menyadari betapa beratnya kehidupan setelah kematian, maka kita tidak akan bersantai dalam memanfaatkan waktu kita, serta tidak akan menyia-nyiakan waktu kehidupan kita di dunia ini.

Kehidupan di dunia hanyalah sementara, sebuah persiapan untuk kehidupan yang abadi di akhirat. Menyia-nyiakan waktu adalah bentuk kelalaian dari Allah, Tuhan Yang Maha Pemberi Hidup. Oleh karena itu, kita perlu melakukan hijrah, yaitu perubahan sikap dan perilaku yang lebih fokus pada kehidupan akhirat.

Dengan menyadari betapa pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian, kita akan lebih bijak dalam memanfaatkan waktu dan mengisi hari-hari kita dengan amalan yang bermanfaat.

Setiap aktivitas yang kita lakukan jangan sampai membuat kita lalai dari Allah, Sang Khalik. Menyia-nyiakan waktu dengan melakukan kegiatan yang melalaikan diri dari Allah adalah bentuk kelalaian yang harus kita hindari. Hijrah mengajarkan kita untuk lebih fokus pada hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah. Setiap kegiatan yang kita lakukan seharusnya membawa kita lebih dekat kepada Sang Pencipta, bukan sebaliknya.

Tahun Baru Hijriah adalah momen yang tepat untuk mengevaluasi diri. Kita dapat merenungkan apa yang telah kita lakukan selama ini, apa yang perlu diperbaiki, dan bagaimana kita bisa menjadi lebih baik di masa depan.

Evaluasi diri adalah langkah awal menuju hijrah yang sejati, di mana kita berkomitmen untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan melakukan evaluasi diri, kita dapat menentukan langkah-langkah konkret yang perlu diambil untuk mencapai perubahan positif dalam hidup kita.

Istiqamah, atau konsistensi dalam kebaikan, adalah kunci keberhasilan hijrah. Dengan melakukan hijrah, kita berusaha untuk terus berada di jalan yang lurus dan tidak mudah terpengaruh oleh godaan duniawi. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita hidayah dan kekuatan untuk tetap istiqamah dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran-Nya.

Menjaga istiqamah membutuhkan komitmen dan kesungguhan hati untuk terus berpegang pada nilai-nilai kebaikan dan menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab.Tujuan akhir dari hijrah adalah meraih ridha Allah SWT. Semua perubahan yang kita lakukan, baik dalam niat, sikap, maupun tindakan, seharusnya bertujuan untuk mendapatkan keridhaan-Nya.

Dengan demikian, setiap langkah yang kita ambil akan menjadi berkah dan membawa kita lebih dekat kepada Allah. Meraih ridha Allah SWT adalah tujuan tertinggi dalam hidup kita, dan hijrah adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Waktu adalah aset berharga yang tidak dapat diulang. Hijrah mengajarkan kita untuk memanfaatkan sisa waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya. Setiap detik yang berlalu adalah kesempatan untuk beramal, beribadah, dan berbuat kebaikan sebagai bekal di akhirat kelak. Dengan memanfaatkan waktu dengan baik, kita dapat mengisi hidup kita dengan hal-hal yang bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah.

Hijrah adalah proses perubahan yang berkelanjutan dalam hidup kita, dari kondisi yang kurang baik menuju kondisi yang lebih baik, lebih dekat kepada Allah SWT. Dengan memanfaatkan momen Tahun Baru Hijriah, mari kita evaluasi diri, berkomitmen untuk melakukan hijrah, dan terus istiqamah dalam menjalani kehidupan yang penuh makna dan berkah.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita hidayah-Nya, sehingga kita dapat menjalani hidup ini dengan amalan-amalan terbaik dan meraih ridha-Nya.

Wallahua'lam bishawab.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun