Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengadopsi Tiga Wawasan Penting Mengenai Tempat Kerja Global di Indonesia

28 Juni 2024   14:01 Diperbarui: 28 Juni 2024   14:04 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di seluruh dunia, keterlibatan karyawan (employee engagement) merupakan faktor kunci yang menentukan keberhasilan sebuah organisasi. Menurut laporan Gallup, keterlibatan karyawan global saat ini berada pada angka 23%, menyamai rekor tertinggi yang tercatat pada tahun 2022.

Namun demikian, sebagian besar karyawan masih tidak terlibat atau tidak terlibat secara aktif dalam pekerjaan mereka. Hal ini menyebabkan hilangnya produktivitas global sebesar $8,9 triliun.

Gallup menemukan bahwa kualitas manajer dan kondisi lokal lebih mempengaruhi keterlibatan karyawan daripada faktor-faktor makroekonomi atau kebijakan ketenagakerjaan suatu negara. Peran manajer yang hebat dalam mendukung dan menginspirasi timnya menjadi kunci utama dalam meningkatkan keterlibatan karyawan di tingkat unit bisnis.

1. Kondisi Pasar Kerja dan Kesejahteraan Karyawan

Studi Gallup menunjukkan bahwa kondisi pasar kerja yang lebih baik tidak secara signifikan mempengaruhi tingkat keterlibatan karyawan yang sangat terinspirasi.

Lebih dari separuh karyawan di seluruh dunia percaya bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mencari pekerjaan, meskipun persepsi ini bervariasi di antara negara-negara. Negara-negara dengan persepsi pasar kerja yang positif cenderung memiliki tingkat pelepasan aktif yang lebih rendah.

Namun demikian, perbaikan kondisi ekonomi tidak cukup untuk meningkatkan keterlibatan karyawan secara signifikan. Meskipun dapat mengubah sikap karyawan dari marah menjadi tidak peduli, tidak banyak yang beralih dari ketidakpedulian menjadi inspirasi.

File Merza Gamal, sumber data: Gallup
File Merza Gamal, sumber data: Gallup

Karyawan yang tidak terlibat secara aktif dalam ekonomi sulit mungkin merasa terjebak dalam pekerjaan yang tidak mereka sukai. Peluang kerja yang lebih baik memungkinkan karyawan untuk meninggalkan situasi buruk dan mencari kesempatan yang lebih baik.

2. Keterlibatan Karyawan dan Ketahanan Bisnis di Masa Sulit

Keterlibatan karyawan menjadi lebih penting selama masa-masa sulit seperti resesi ekonomi. Gallup menemukan bahwa hubungan antara keterlibatan karyawan dan kinerja bisnis lebih kuat selama resesi.

Karyawan yang terlibat cenderung meningkatkan upaya mereka, sementara mereka yang tidak terlibat merasa terjebak dalam keadaan sulit. Unit bisnis dengan tingkat keterlibatan karyawan yang tinggi lebih mampu bertahan di tengah gejolak dan ketidakpastian ekonomi.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Karyawan yang terlibat juga lebih komitmen terhadap organisasi mereka dalam menghadapi masa sulit. Studi Gallup menunjukkan bahwa karyawan yang terlibat memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi, yang berarti organisasi dapat mempertahankan bakat terbaik mereka bahkan di tengah perubahan besar, seperti pascapandemi.

3. Kebijakan Ketenagakerjaan Pemerintah dan Keterlibatan Karyawan

Kebijakan ketenagakerjaan pemerintah tidak dapat dipisahkan dari keterlibatan karyawan. Gallup menemukan bahwa undang-undang ketenagakerjaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan hidup saat ini, sementara keterlibatan karyawan lebih terkait dengan optimisme terhadap masa depan.

Perlindungan tenaga kerja yang kuat, upah yang adil, jaminan sosial, dan kondisi kerja yang aman adalah faktor-faktor yang berkorelasi dengan kesejahteraan hidup karyawan.

Mengadopsi Wawasan Penting Ini di Indonesia

Indonesia, dengan dinamika pasar kerja yang unik dan berkembang, dapat mengadopsi wawasan ini untuk memperkuat kesejahteraan dan keterlibatan karyawan. Dengan memfokuskan pada peningkatan kondisi pasar kerja, penguatan keterlibatan karyawan selama masa sulit, dan memperkuat kebijakan ketenagakerjaan yang melindungi, Indonesia dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, produktif, dan berkelanjutan.

Dengan mengintegrasikan wawasan penting ini ke dalam kebijakan dan praktik kerja sehari-hari, Indonesia dapat memperkuat fondasi ekonominya dan menciptakan lingkungan kerja yang berkelanjutan dan produktif bagi semua.

Langkah ini tidak hanya akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif tetapi juga akan mengangkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Kesimpulan

Gallup menegaskan bahwa interaksi antara faktor-faktor di tingkat unit bisnis dan faktor-faktor di tingkat makroekonomi serta kebijakan pemerintah adalah krusial dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Pekerjaan yang sangat menginspirasi dan menarik seringkali didorong oleh manajer yang mampu menciptakan lingkungan kerja yang positif. Meskipun pasar kerja dan kebijakan makroekonomi mempengaruhi kondisi umum, mereka tidak memiliki dampak langsung terhadap tingkat keterlibatan karyawan.

Namun demikian, pasar kerja yang luas dan undang-undang ketenagakerjaan yang spesifik dapat membantu mengurangi kesengsaraan pekerja. Perpaduan yang tepat antara kebijakan ketenagakerjaan yang progresif dan lingkungan kerja yang menarik akan menghasilkan kesejahteraan dan keterlibatan karyawan yang optimal.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun