Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Indonesia Berperan Penting dalam Melindungi Bumi untuk Mencegah Kepunahan Hayati

26 Juni 2024   14:35 Diperbarui: 27 Juni 2024   07:22 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Dalam tayangan Reuters 25 Juni 2024, disampaikan bahwa menyisihkan tambahan 1,2% lahan di dunia sebagai cagar alam akan mencegah sebagian besar prediksi kepunahan tumbuhan dan hewan dan menelan biaya sekitar $263 miliar, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada hari Selasa lalu.

Dunia berlomba untuk mencapai tujuan melindungi 30% wilayah dunia pada tahun 2030 guna melindungi satwa liar yang terancam punah akibat perubahan iklim, polusi, dan perusakan habitat. Para pembuat kebijakan global akan bertemu pada pertemuan puncak PBB di Kolombia pada bulan Oktober untuk membahas rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

Studi Identifikasi Kawasan Bernilai Tinggi

Studi yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Science bertujuan untuk mengidentifikasi kawasan dengan nilai tertinggi dengan harapan kawasan tersebut akan dimasukkan dalam rencana perlindungan, kata Carlos Peres, salah satu penulis studi dan pakar ekologi konservasi di Universitas East Anglia di Inggris.

"Sebagian besar negara sebenarnya tidak mempunyai strategi," kata Peres. "Target 30-kali-30 masih kurang rinci karena tidak disebutkan berapa 30 persen yang harus dilindungi."

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Perlindungan yang diusulkan dalam studi ini akan mencakup area tambahan seluas 1,6 juta km persegi (633.000 mil persegi)---sekitar seperlima luas wilayah Amerika Serikat---di 16.825 lokasi di seluruh dunia yang merupakan rumah bagi spesies langka dan terancam punah. Jumlah ini melebihi hampir 16% dari penduduk dunia yang telah memiliki tingkat perlindungan tertentu.


Studi tersebut memperkirakan bahwa USD263 miliar adalah jumlah biaya yang diperlukan untuk mengakuisisi kawasan baru, yang banyak di antaranya mencakup properti pribadi, dengan nilai saat ini selama lima tahun ke depan. "Waktu tidak berpihak pada kita karena akan semakin mahal dan semakin sulit untuk menyisihkan kawasan lindung tambahan," kata Peres.

Pembebasan lahan menghabiskan sebagian besar biaya pembuatan kawasan lindung, dan studi ini tidak mempertimbangkan biaya pemeliharaan untuk menjaga kawasan lindung. Para peneliti hanya mempertimbangkan ekosistem daratan dan air tawar, bukan lautan atau kawasan perlindungan laut.

Mereka juga tidak memasukkan invertebrata dalam penelitian ini karena distribusi geografis serangga dan hewan sejenis lainnya tidak terpetakan dengan baik.

Kawasan Bernilai Tinggi di Dunia

Rusia adalah satu-satunya negara dengan kawasan bernilai tinggi yang siap untuk dikonservasi seluas 138.436 km persegi, setara dengan luas Yunani, berdasarkan penelitian ini.

Beberapa negara Afrika juga memiliki kawasan konservasi yang signifikan, dengan Madagaskar menduduki peringkat keempat terbanyak dalam hal jumlah situs konservasi, dan Republik Demokratik Kongo memiliki wilayah target konservasi terluas di benua tersebut.

Amerika Serikat adalah satu-satunya negara maju yang masuk dalam 30 negara teratas dalam analisis ini, dengan 0,6% situs yang setara dengan dua kali luas Delaware.

Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Indonesia adalah salah satu dari tiga negara dengan ekosistem keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, bersama dengan Brasil dan Filipina. Keanekaragaman hayati yang luar biasa di Indonesia mencakup berbagai jenis habitat, mulai dari hutan hujan tropis hingga terumbu karang yang kaya.

Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang sangat luas, terutama di pulau Kalimantan dan Sumatra. Kedua pulau ini merupakan rumah bagi berbagai spesies endemik dan terancam punah, seperti orangutan, harimau Sumatra, dan gajah Sumatra. Selain itu, wilayah Papua memiliki salah satu hutan tropis yang paling murni di dunia dan merupakan rumah bagi spesies unik seperti burung cendrawasih.

Tidak hanya daratan, Indonesia juga memiliki kekayaan ekosistem laut yang luar biasa. Terletak di pusat Segitiga Terumbu Karang, Indonesia memiliki lebih dari 75% spesies terumbu karang dunia dan 37% spesies ikan terumbu karang dunia. Kepulauan Raja Ampat adalah salah satu kawasan yang terkenal karena keanekaragaman hayatinya yang menakjubkan.

Pantai-pantai Indonesia juga dihiasi dengan hutan mangrove yang luas dan padang lamun, yang merupakan habitat penting bagi berbagai spesies laut dan membantu melindungi garis pantai dari erosi.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Indonesia adalah rumah bagi sekitar 12% mamalia dunia, 16% reptil dan amfibi dunia, dan 17% burung dunia. Banyak di antaranya bersifat endemik, artinya mereka tidak ditemukan di tempat lain di dunia. Beberapa spesies yang terancam punah di Indonesia termasuk harimau Sumatra, badak Jawa, badak Sumatra, dan elang Flores.

Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati

Indonesia menghadapi berbagai ancaman terhadap keanekaragaman hayatinya. Penebangan hutan untuk perkebunan kelapa sawit, pertanian, dan penebangan kayu ilegal menyebabkan hilangnya habitat yang sangat penting.

Perubahan iklim juga menimbulkan ancaman besar, dengan meningkatnya suhu dan perubahan pola cuaca yang mengancam ekosistem, khususnya terumbu karang yang rentan terhadap pemutihan. Selain itu, perburuan dan perdagangan ilegal menjadi ancaman serius bagi banyak spesies yang terancam punah.

Upaya Konservasi

Untuk mengatasi ancaman-ancaman ini, berbagai upaya konservasi telah dilakukan. Indonesia telah menetapkan banyak taman nasional dan cagar alam untuk melindungi habitat kritis. Program reboisasi dan restorasi mangrove sedang berlangsung untuk memulihkan habitat yang rusak.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Penegakan hukum yang lebih ketat terhadap pembalakan liar dan perdagangan satwa liar ilegal juga menjadi prioritas. Selain itu, upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan masyarakat tentang pentingnya keanekaragaman hayati dan konservasi terus dilakukan.

Kesimpulan

Penelitian ini menyoroti pentingnya tindakan segera dan terkoordinasi untuk melindungi kawasan bernilai tinggi dan mencegah kepunahan spesies. Dengan mengidentifikasi wilayah-wilayah kritis, penelitian ini memberikan peta jalan bagi para pembuat kebijakan untuk merumuskan strategi konservasi yang efektif dan berkelanjutan.

Indonesia, dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa, memainkan peran penting dalam upaya global ini dan memerlukan dukungan berkelanjutan untuk memastikan kelestarian alamnya.

Upaya konservasi yang kuat dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk memastikan bahwa keanekaragaman hayati ini dapat bertahan untuk generasi mendatang. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi internasional sangat krusial untuk menciptakan solusi yang holistik dan berdampak jangka panjang.

Dengan komitmen dan kerja keras, kita dapat melindungi keanekaragaman hayati dunia dan memastikan bahwa keindahan dan kekayaan alam ini dapat dinikmati oleh anak cucu kita.

Melindungi 1,2% bumi mungkin terdengar kecil, tetapi dampaknya sangat besar. Ini bukan hanya tentang menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga tentang melestarikan keseimbangan ekosistem yang mendukung kehidupan manusia.

Mari kita bersama-sama mengambil langkah nyata untuk mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan lestari.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun