Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pancasila Merajut Indonesia: Refleksi dari GagasRI Episode 9

22 Juni 2024   07:41 Diperbarui: 22 Juni 2024   07:41 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Harapan, menurut beliau, adalah sesuatu yang didasari oleh iman, memberikan kekuatan untuk terus berusaha meski dihadapkan pada tantangan. Sedangkan optimisme bisa berubah menjadi pesimisme jika harapan tidak tercapai. Ini adalah pengingat bahwa dalam membangun bangsa, kita harus memiliki keyakinan yang mendalam dan terus berusaha tanpa kenal lelah.

Cinta Tanah Air sebagai Manifestasi Iman

Habib Husein Ja'far Al Hadar, pendakwah muda yang juga menjadi panelis, menyampaikan bahwa nilai-nilai yang diungkapkan oleh Kardinal Suharyo juga sejalan dengan ajaran Islam. Beliau mengutip KH Muhammad Hasyim Asy'ari yang mengajarkan bahwa "Hubbul Wathan Minal Iman" (Cinta tanah air adalah bagian dari iman).

Bersama Habib Husein Ja'fat Al Hadar, sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Bersama Habib Husein Ja'fat Al Hadar, sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

KH Hasyim Asy'ari, dengan semangat nasionalismenya, mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui resolusi jihad pada 22 Oktober 1945. Ini menunjukkan bahwa cinta tanah air adalah nilai universal yang melampaui batas agama.

Menguatkan Persatuan dan Mengingat Sejarah

Kardinal Suharyo juga menekankan pentingnya mencintai tanah air dan merawat semangat cinta tanah air. Beliau mengingatkan pentingnya merawat ingatan bersama terkait peristiwa besar dalam sejarah Indonesia, seperti Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan Proklamasi Kemerdekaan. Mengingat kembali peristiwa-peristiwa ini membantu memperkuat identitas nasional dan rasa persatuan.

Kebangkitan Nasional, yang merupakan titik awal dari kesadaran dan perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan, perlu dikenang dan dirayakan dengan penuh semangat. Ini termasuk mengenang jasa para pahlawan dan tokoh pergerakan nasional serta mengadakan kegiatan yang menumbuhkan semangat perjuangan dan kebersamaan.

Sumpah Pemuda, yang merupakan deklarasi persatuan dari pemuda-pemuda dari berbagai suku, agama, dan daerah, juga harus selalu diingat. Melalui Sumpah Pemuda, kita diingatkan akan komitmen pada satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air, yaitu Indonesia.

Merawat ingatan tentang Sumpah Pemuda bisa dilakukan dengan mengadakan kegiatan yang mempromosikan persatuan dan kerukunan antar pemuda, seperti diskusi kebangsaan, lomba karya tulis, atau kegiatan sosial.

Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 adalah puncak dari perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan. Peringatan Proklamasi Kemerdekaan harus dirayakan dengan penuh rasa syukur dan semangat untuk meneruskan perjuangan dengan mengisi kemerdekaan melalui pembangunan dan kerja keras.

Sebagian Kompasianer yang hadir pada GagasRI Episode-9, sumber gambar: Dokumentasi Kopaja71
Sebagian Kompasianer yang hadir pada GagasRI Episode-9, sumber gambar: Dokumentasi Kopaja71

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun