Transparansi dan Keadilan dalam Pengembangan Energi Terbarukan
Politik energi terbarukan yang tidak inklusif dan dikuasai oligarki hanya akan menghasilkan ketidakadilan dan masalah baru. Contohnya seperti kendaraan listrik yang justru lebih dipasarkan sebagai kendaraan privat. Alih-alih mendorong transportasi publik berbasis listrik yang murah dan terintegrasi dengan baik.
Teknologi tidak pernah netral secara politik. Masyarakat sipil perlu menggugat transparansi pengembangan energi terbarukan. Hal ini penting agar sumber daya terbarukan tidak dikuasai oleh pemodal besar yang tidak peduli pada Hak Asasi Manusia (HAM), tidak mempedulikan keadilan gender, dan memicu eksklusivitas pada kelompok-kelompok tertentu saja.
Kesimpulan
Pengalaman dari Grameen Bank dan Program PPKKP menunjukkan bahwa perempuan, ketika diberdayakan dan diberi akses ke sumber daya, mampu mengelola usaha kecil dengan sukses dan mengentaskan keluarga mereka dari kemiskinan.
Dalam konteks transisi energi baru terbarukan, perempuan dapat menjadi agen perubahan yang efektif, membantu mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengadopsi solusi energi yang lebih berkelanjutan. Dengan dukungan dari organisasi seperti Oxfam, kita dapat memastikan bahwa perempuan tidak hanya menjadi pengguna energi terbarukan tetapi juga penggerak utama dalam mewujudkan keberlanjutan energi dan pembangunan yang inklusif.
Mari kita bersama-sama menciptakan dunia yang lebih adil dan bebas dari kemiskinan, dengan perempuan sebagai agen perubahan dalam transisi energi baru terbarukan.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H