Di sebelah barat Arafah terdapat sebuah bukit bebatuan, tempat di mana Rasulullah SAW berkhutbah pada haji terakhirnya. Tempat ini memiliki nilai sejarah yang sangat penting dan menjadi titik utama wukuf. Jarak antara batas awal Arafah dengan kaki gunung Arafah sekitar 1500 meter.
Ketentuan Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah dianggap sah jika dilakukan di salah satu bagian dari kawasan yang telah diterangkan, dengan syarat berada dalam keadaan ihram.
Wukuf dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Jamaah haji berkumpul untuk mendengarkan khutbah Arafah, kemudian melaksanakan shalat Dzuhur dan Asar dengan cara jamak takdim qasar, diikuti dengan doa-doa dan dzikir.
Semua kawasan padang Arafah merupakan tempat berwukuf, kecuali kawasan Uranah. Menurut ijma' ulama, wukuf di Uranah tidak sah. Wukuf diutamakan dilakukan di bebatuan (shakharat), tempat di mana Rasulullah SAW melaksanakan wukufnya.
Makna Wukuf di Arafah dan Refleksinya bagi Orang yang Tidak Berhaji
Wukuf di Arafah adalah puncak ibadah haji yang memiliki makna mendalam baik dari sisi spiritual maupun praktis. Berikut ini adalah beberapa aspek penting tentang wukuf di Arafah dan refleksi bagi orang yang tidak berhaji.
Sebelum melaksanakan wukuf, disunatkan untuk mandi terlebih dahulu, memakai pakaian ihram, dan mempersiapkan diri secara spiritual. Jamaah dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, membaca tahlil, takbir, talbiyah, bershalawat kepada Rasulullah SAW, dan berdoa dengan penuh kesungguhan. Hal ini mengajarkan pentingnya kebersihan dan kesucian dalam beribadah serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selama wukuf, jamaah haji diharapkan berdiam diri, memperbanyak istighfar, dzikir, dan bermunajat kepada Allah SWT. Berbeda dengan thawaf atau sai yang melibatkan gerakan fisik, wukuf lebih menekankan pada aspek perenungan dan penghayatan spiritual.
Ibn Rajab dalam Lathaiful Ma'arif menyarankan agar orang yang tidak berhaji tetap dapat mengambil makna dari wukuf di Arafah dengan merenungkan hukum-hukum Allah dan taat kepada-Nya. Kita diajarkan untuk mengenali dan mengatasi hawa nafsu, mendekatkan diri kepada Allah, dan memperbaiki hubungan dengan-Nya.
Wukuf secara bahasa berarti berhenti atau berdiam diri. Dalam kehidupan sehari-hari, kita memerlukan momen-momen untuk berhenti sejenak dari kesibukan duniawi dan merenungi kehidupan kita. Shalat lima waktu adalah wukuf harian yang telah Allah tetapkan untuk mengingatkan kita agar selalu mengingat-Nya di tengah kesibukan.