Perjalanan saya ke Pulau Samosir kali ini dimulai dengan semangat dan antusiasme yang tinggi. Tujuan utama adalah Desa Tomok, sebuah desa yang kaya akan sejarah dan budaya Batak dengan fokus utama di Kompleks Pemakaman Raja-raja Sidabutar.
Saya bersama beberapa pendamping memulai perjalanan dari Pelabuhan Wisata Parapat, di mana feri dan kapal motor berangkat secara reguler. Perjalanan feri berlangsung setiap dua jam, sementara kapal motor tersedia setiap jam hingga pukul 5 sore.
Untuk pengalaman yang lebih privat dan fleksibel, saya memutuskan untuk menyewa kapal motor seharga sekitar Rp 2 jutaan untuk durasi 4-5 jam. Keputusan ini memberikan kami kebebasan untuk menjelajahi berbagai tempat wisata sebelum merapat ke Desa Tomok.
Menyaksikan Keunikan Kampung Batak dan Pertunjukan Sigale-gale
Setibanya di Desa Tomok, kami langsung disambut oleh pemandangan perkampungan rumah adat Batak yang khas. Rumah-rumah panggung dengan ukiran-ukiran tradisional memberikan kesan mendalam tentang arsitektur dan budaya Batak.
Di tengah-tengah perkampungan ini, terdapat patung sigale-gale yang menjadi daya tarik utama. Boneka kayu besar ini bisa bergerak dan menari sendiri, sejenis wayang orang di Jawa. Keberuntungan menyertai kami saat itu, karena penduduk setempat menyambut kami dengan pertunjukan tarian tor-tor dan sigale-gale.
Jika Anda tidak beruntung mendapatkan pertunjukan secara spontan, Anda masih bisa memesan pertunjukan tarian tor-tor dan sigale-gale. Biaya untuk satu pertunjukan berkisar sekitar Rp 500.000, tetapi harga ini bisa bervariasi tergantung pada kemampuan negosiasi dengan koordinator penari.
Melihat boneka sigale-gale menari adalah pengalaman yang mengesankan, menghidupkan legenda dan tradisi Batak di depan mata.
Mengunjungi Kompleks Makam Raja-raja Sidabutar
Puas menikmati pertunjukan dan keunikan Kampung Batak, kami melanjutkan perjalanan ke tempat pemakaman raja-raja kuno Batak. Kompleks makam ini adalah surga bagi para pecinta budaya dan sejarah seperti saya.
Memasuki kompleks makam, terlihat beberapa peti batu berukir kepala manusia yang tidak tertanam di dalam tanah, melainkan berada di atas permukaan tanah. Peti batu ini digunakan untuk memakamkan raja-raja keturunan Sidabutar dan beberapa kerabat mereka. Sekilas tentang ketiga makan raja tersebut, yaitu:
- Makam Raja Pertama:Â Raja pertama yang dimakamkan di sini belum memeluk agama dan menganut aliran kepercayaan Parmalin. Peti batunya diukir dengan gambar sang raja yang memanggul anak, melambangkan tanggung jawab dan kepemimpinan yang kuat.
- Makam Raja Kedua: Raja kedua juga menganut kepercayaan Parmalin dan dikenal memiliki kesaktian tinggi. Makamnya diukir dengan kepala berambut gimbal, yang melambangkan kesaktian dan kekuatan spiritual. Rambut gimbal pada patung ini menunjukkan bahwa raja tersebut tidak boleh memotong rambutnya, sebuah tanda kesucian dan kekuatan. Di belakang kepala peti batu terdapat tiga tungku, melambangkan nilai-nilai penting dalam budaya Batak yaitu saling menghormati, saling menasihati, dan saling menghargai. Di bawah kepala raja terdapat patung Syech Said, seorang ulama Islam dari Takengon Aceh, yang berguru kepada raja kedua dan menjadi panglima perangnya. Patung ini menunjukkan hubungan dan penghormatan antara kepercayaan lokal dan pengaruh luar.
- Makam Raja Ketiga:Â Raja ketiga, Solompoan Sidabutar, sudah memeluk agama Kristen setelah kedatangan misionaris Eropa bernama Nomensen. Peralihan ke agama Kristen ditandai dengan patung dan simbol-simbol Kristen yang mengiringi makamnya, menunjukkan perubahan kepercayaan yang terjadi dalam sejarah Batak.
Di depan kompleks makam berdiri gapura besar yang dihiasi dengan ornamen warna merah, hitam, dan putih, yang merupakan simbol spiritual orang Batak.
Pada gapura ini terdapat ukiran cicak yang menghadap empat payudara. Cicak melambangkan kemampuan adaptasi orang Batak yang dapat hidup di mana saja, sedangkan empat payudara melambangkan keinginan memiliki banyak anak.
Mengunjungi kompleks makam raja-raja kuno Batak di Desa Tomok memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi pecinta budaya dan sejarah. Ini memungkinkan pengunjung untuk melihat langsung peninggalan sejarah dan memahami lebih dalam tradisi dan kepercayaan masyarakat Batak, serta simbol-simbol yang memiliki makna penting dalam kehidupan mereka.
Berbelanja Suvenir dan Mengatur Waktu Pulang
Sebelum kembali ke pelabuhan, kami menyempatkan diri untuk berbelanja suvenir di pasar yang berderet di Tomok. Berbagai barang khas Batak seperti ulos, patung, dan kerajinan tangan tersedia di sini.
Penting untuk menawar harga saat berbelanja, karena pedagang seringkali mempermainkan harga kepada pengunjung. Jangan ragu untuk bernegosiasi dan membandingkan harga di beberapa kios sebelum memutuskan untuk membeli.
Waktu cepat berlalu, dan kami harus kembali ke pelabuhan sebelum hari gelap. Jika Anda menggunakan kapal feri atau kapal motor reguler, pastikan untuk tidak terlena di Desa Tomok dan segera beranjak ke pelabuhan sebelum jam 7 malam, karena tidak ada lagi kapal yang akan membawa Anda kembali ke Parapat setelah waktu tersebut.
Akan tetapi, dengan menyewa kapal motor privat, kami dapat menikmati kebebasan waktu yang lebih panjang dan pulang lebih malam dengan nyaman.
Tempat Menarik Lainnya di Pulau Samosir
Pulau Samosir dan Desa Tomok memiliki banyak daya tarik lainnya yang bisa dinikmati oleh wisatawan sebelum kembali ke pelabuhan. Berikut adalah beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi, yaitu:
- Museum Batak: Terletak di Desa Tomok, museum ini menyimpan berbagai artefak dan peninggalan sejarah suku Batak yang bisa memberikan wawasan mendalam tentang budaya dan sejarah mereka.
- Air Terjun Efrata: Air terjun ini berada di sekitar Pulau Samosir dan menawarkan pemandangan alam yang indah. Ini adalah tempat yang bagus untuk menikmati keindahan alam sambil beristirahat.
- Pemandian Air Panas Pangururan: Terletak di Pangururan, pemandian air panas ini cocok untuk relaksasi setelah seharian berkeliling.
- Bukit Holbung: Bukit ini menawarkan pemandangan Danau Toba yang menakjubkan dan menjadi tempat yang populer untuk trekking dan fotografi.
Penutup
Perjalanan ke Pulau Samosir, khususnya Desa Tomok, adalah pengalaman yang kaya akan sejarah dan budaya. Dari keunikan rumah adat Batak dan pertunjukan sigale-gale hingga mengunjungi kompleks makam raja-raja Sidabutar, setiap momen memberikan wawasan mendalam tentang tradisi dan kepercayaan masyarakat Batak.
Tambahkan waktu untuk berbelanja suvenir dan menikmati pemandangan sekitar, serta menjelajahi tempat-tempat menarik lainnya di Pulau Samosir, menjadikan perjalanan ini kenangan yang tak terlupakan.
Sebagai panduan bagi siapa saja yang ingin mengunjungi daerah yang indah ini, penting untuk merencanakan waktu dengan baik, menghormati budaya setempat, dan menikmati setiap detik dari petualangan yang luar biasa ini.
Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H