Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menggapai Keutamaan Sunnah Arbain saat Perjalanan Haji di Masa Muda

5 Juni 2024   19:54 Diperbarui: 5 Juni 2024   20:38 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengemban panggilan suci untuk menunaikan ibadah haji adalah impian setiap Muslim. Bagi saya, kesempatan itu datang pertama kali pada musim haji tahun 1415 Hijriah, tiga puluh tahun yang lalu.

Di usia yang masih muda, dengan semangat membara dan tekad yang kuat, saya berangkat dengan fasilitas haji reguler yang menyediakan durasi perjalanan lebih dari 40 hari. Meski fasilitasnya sederhana, waktu yang panjang memberi peluang berharga untuk mendalami setiap sisi ibadah.

Setibanya di Madinah, hati saya dipenuhi rasa syukur. Keindahan dan ketenangan Masjid Nabawi memanggil setiap insan untuk beribadah dengan khusyuk. Di sinilah, saya pertama kali mendengar tentang keutamaan Sunnah Arbain: melaksanakan shalat berjamaah sebanyak 40 kali berturut-turut selama delapan hari di Masjid Nabawi.

Keutamaan Sunnah Arbain menjanjikan pembebasan dari api neraka, perlindungan dari adzab, dan jaminan terbebas dari kemunafikan. Dengan semangat muda, saya memutuskan untuk menjalankan Sunnah Arbain ini.

Tantangan dan Keberkahan dalam Melaksanakan Sunnah Arbain

Menjalankan Sunnah Arbain bukanlah perkara mudah. Dalam delapan hari tersebut, setiap waktu salat harus dijalani di Masjid Nabawi, tanpa terlewat satu pun. Kedisiplinan dan keteguhan hati diuji setiap saat.

Namun, ada sesuatu yang luar biasa dalam setiap langkah menuju masjid, dalam setiap rukuk dan sujud bersama ribuan jemaah dari berbagai penjuru dunia. Kebersamaan dan semangat ibadah di Masjid Nabawi memberikan kekuatan tersendiri.

Keindahan spiritual yang saya rasakan di Madinah, khususnya saat melaksanakan Sunnah Arbain, adalah pengalaman yang tak tergantikan. Setiap kali azan berkumandang, panggilan itu bagaikan seruan dari langit, memanggil hati yang rindu akan kedamaian dan keikhlasan. Di tengah keramaian jemaah, ada keheningan batin yang membuat setiap doa terasa lebih dekat kepada Allah SWT.

Dua tahun kemudian, saya kembali ke Tanah Suci pada tahun 1417 Hijriah. Kali ini, dengan fasilitas VIP yang hanya berdurasi dua pekan karena jatah cuti haji hanya sekali selama bekerja, dan untuk berikutnya hanya bisa mengambil cuti tahunan.

Meskipun fasilitas VIP lebih mewah dan nyaman, waktu yang terbatas membuat saya tidak bisa melaksanakan Sunnah Arbain. Pada perjalanan kali ini, saya lebih fokus pada pelaksanaan rukun haji dan menyesuaikan ibadah dengan waktu yang singkat. Pada kesempatan ini, waktu berdiam di Madinah tidak sampai 3 hari.

Dua pengalaman haji yang berbeda ini memberikan banyak pelajaran berharga. Ketika waktu dan kesehatan mendukung, memaksimalkan setiap bentuk ibadah sunnah seperti Sunnah Arbain menjadi ladang pahala yang sangat besar. Namun, ketika kondisi tidak memungkinkan, ada banyak cara lain untuk meraih keutamaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Menjaga kesehatan, salat berjamaah di tempat yang memungkinkan, melakukan salat sunnah, berpuasa sunnah, dan bersedekah tetap memberikan nilai spiritual yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun