Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dahulu Kami Harus Lulus P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) di Awal Kuliah

1 Juni 2024   07:58 Diperbarui: 1 Juni 2024   07:59 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Saya teringat kembali masa-masa di Universitas Katolik Parahyangan. Kami, dari berbagai latar belakang, berjalan bersama dengan penuh kasih dan saling menghormati. Nilai-nilai yang kami pelajari dari Pancasila bukan sekadar teori, tetapi benar-benar menjadi landasan hidup. Para pastor mengajar kami untuk melihat manusia lain bukan berdasarkan perbedaan agama, suku, atau ras, tetapi sebagai sesama manusia yang harus dihormati dan dicintai.

Momen-momen itu begitu berharga. Saya melihat bagaimana Pancasila bisa menjadi perekat yang kuat, menciptakan kerukunan dan kebersamaan yang indah. Namun kini, ketika saya melihat masyarakat yang terpecah belah, hati saya terasa perih.

Sering kali saya bertanya-tanya, ke mana perginya semangat persatuan yang dulu begitu kuat? Mengapa kita sekarang lebih mudah terpecah oleh perbedaan daripada disatukan oleh kesamaan kita sebagai bangsa Indonesia?

Kita harus kembali ke esensi Pancasila. Kita harus menghidupkan kembali semangat Bhinneka Tunggal Ika dalam setiap aspek kehidupan kita. Mari kita lihat kembali nilai-nilai luhur yang ada dalam Pancasila dan butir-butirnya:

  1. Ketuhanan yang Maha Esa mengajarkan kita untuk menghormati perbedaan dalam beragama. Kita harus memastikan bahwa setiap orang bebas menjalankan ibadahnya sesuai dengan keyakinannya.
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengingatkan kita untuk memperlakukan setiap orang dengan adil dan bermartabat. Tidak ada tempat bagi diskriminasi dalam masyarakat yang Pancasilais.
  3. Persatuan Indonesia adalah panggilan untuk menjaga keutuhan bangsa. Di tengah keberagaman, kita harus tetap bersatu dan menjaga persatuan.
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mendorong kita untuk selalu bermusyawarah dalam mengambil keputusan, menghormati pendapat orang lain, dan mencari mufakat.
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menuntut kita untuk berjuang demi kesejahteraan bersama, tanpa memandang suku, agama, ras, atau golongan.

Mari kita mulai dari diri sendiri. Tunjukkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap tindakan kita sehari-hari. Ajak orang lain untuk memahami dan mengamalkan Pancasila bukan hanya sebagai hapalan, tetapi sebagai pedoman hidup yang nyata.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal


Kita bisa memulainya dari hal-hal kecil: menghargai perbedaan pendapat, membantu sesama tanpa memandang latar belakangnya, dan selalu mencari solusi yang menguntungkan semua pihak melalui musyawarah. Saat kita mampu melakukan ini, Pancasila akan hidup kembali di hati kita, dan kita akan melihat bangsa Indonesia yang lebih rukun dan bersatu.

Pada akhirnya, menghidupkan kembali Pancasila bukanlah tugas satu atau dua orang. Ini adalah tugas kita bersama sebagai bangsa. Hanya dengan kebersamaan, kita bisa mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa kita: sebuah Indonesia yang adil, makmur, dan bersatu dalam keberagaman.

Mari kita renungkan dan lakukan. Kita adalah Indonesia. Kita adalah Pancasila. Dan hanya dengan menghayati dan mengamalkan Pancasila, kita bisa membangun bangsa yang kuat dan harmonis.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun