Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengatasi 'Blind Spots' dalam Meningkat Produktivitas dengan Pengelolaan Tim yang Lebih Baik

29 Mei 2024   08:31 Diperbarui: 29 Mei 2024   08:47 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di seluruh dunia, kerugian akibat manajemen yang buruk dan hilangnya produktivitas akibat karyawan yang tidak terlibat sama sekali atau tidak terlibat secara aktif mencapai $8,8 triliun, atau 9% dari PDB global.

Mengubah cara pengelolaan orang mungkin merupakan cara termudah untuk meningkatkan produktivitas dalam organisasi. Namun, sebagian besar manajer hanya menerima sedikit masukan mengenai seberapa efektif mereka mengelola tim.

Kurang dari separuh karyawan AS (42%) melaporkan bahwa mereka memiliki kesempatan untuk memberikan masukan secara formal kepada manajer mereka, dan kurang dari satu dari empat (24%) yang secara resmi menilai kinerja manajer mereka.

Para manajer juga tidak mendapatkan banyak bantuan dari rekan-rekan mereka, dengan hanya sekitar sepertiga (36%) manajer mengatakan bahwa mereka menerima umpan balik dari rekan-rekan mereka sebagai bagian dari proses umpan balik formal.

Kekuatan, Kelemahan, dan "Blind Spots" Manajer

Sebagai bagian dari penelitian Gallup, 2.729 manajer dan 12.710 karyawan di AS diminta untuk menilai cara mereka mengelola atau dikelola berdasarkan 18 tanggung jawab manajerial. Penilaian ini mengungkapkan empat kategori utama: Kekuatan, Kelemahan yang Diketahui, Titik Buta (Blind Spots), dan Kekuatan yang Belum Diakui.

Kekuatan Manajer adalah area di mana manajer dan karyawan sama-sama memberikan penilaian tinggi. Contoh perilaku manajerial yang termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan kepemimpinan yang kuat, komunikasi yang efektif, pengambilan keputusan cepat, dan pemecahan masalah yang efisien. Manajer yang efektif mampu menginspirasi tim mereka, membuat keputusan yang tepat, dan menyelesaikan masalah dengan cepat.

Namun, ada juga Kelemahan yang Diketahui, yaitu area di mana baik manajer maupun karyawan memberikan penilaian rendah. Ini termasuk kurangnya keterampilan dalam mengembangkan karyawan, menangani konflik, dan meningkatkan keterlibatan karyawan. Manajer sering merasa mereka kurang mahir dalam membantu karyawan mengembangkan keterampilan dan karier mereka, yang juga dirasakan oleh karyawan.

Pentingnya Mengatasi "Blind Spots"

Titik Buta (Blind Spots) adalah area di mana manajer memberikan penilaian tinggi terhadap diri mereka sendiri, tetapi karyawan memberikan penilaian rendah. Titik buta ini sering menjadi krusial dalam hubungan antara manajer dan karyawan karena mencerminkan kesenjangan persepsi yang signifikan yang dapat mempengaruhi dinamika tim dan produktivitas.

Beberapa contoh perilaku manajerial yang termasuk dalam kategori ini adalah:

  • Delegasi Tugas: Manajer mungkin merasa mereka mendelegasikan tugas dengan baik, tetapi karyawan merasa tugas tidak didistribusikan dengan adil atau efektif. Ini bisa menyebabkan ketidakpuasan dan perasaan kurang dihargai di kalangan karyawan.
  • Umpan Balik Konstruktif: Manajer percaya bahwa mereka memberikan umpan balik yang cukup dan konstruktif, sementara karyawan merasa mereka tidak mendapatkan cukup umpan balik yang berguna. Kurangnya umpan balik yang membangun dapat menghambat pertumbuhan dan pengembangan karyawan.
  • Keadilan dalam Evaluasi: Manajer mungkin merasa bahwa mereka adil dalam mengevaluasi kinerja, tetapi karyawan mungkin merasakan bias atau ketidakadilan. Persepsi ini bisa mempengaruhi moral dan motivasi karyawan secara signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun