Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pertemuan Tak Terduga dengan Habib Husein bin Ja'far Al Hadar saat Kajian Habib Jindan bin Novel di Masjid Raya Perkampunganku

25 Mei 2024   16:32 Diperbarui: 25 Mei 2024   16:37 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Jumat malam, 24 Mei 2024, di Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) yang menjadi pusat kegiatan keagamaan di perkampunganku, adalah malam yang penuh dengan kejutan dan berkah. Seperti biasa, saya hadir untuk mengikuti Kajian Ilmu Ba'da Maghrib, yang kali ini dijadwalkan akan diisi oleh Habib Jindan bin Novel. Tidak seperti biasanya, malam itu saya mendapat kesempatan langka yang akan saya kenang selamanya.

Malam itu, para jamaah sudah memenuhi masjid, bersiap menyimak ceramah dari Habib Jindan bin Novel. Namun, seiring dengan waktu, Habib Jindan terlambat datang karena kemacetan yang parah di jalan.

Para jamaah tetap tenang, melanjutkan zikir dan doa sambil menunggu kedatangan beliau. Tidak lama kemudian, Habib Jindan dan rombongannya tiba di masjid. Mereka langsung menuju ruang tunggu penceramah untuk melaksanakan shalat maghrib yang tertunda.

Ketika Habib Jindan dan rombongannya akhirnya masuk ke ruang jamaah, atmosfer masjid terasa semakin khidmat. Habib Jindan langsung duduk di meja penceramah, dan beberapa orang dari rombongan beliau duduk bersama jamaah.

Di antara mereka, saya mengenali dua sosok muda yang juga terkenal sebagai dai di kalangan Gen Z: Habib Muhammad bin Jindan yang duduk di sebelah kanan saya terpisah dengan dua jamaah lain dan seorang adiknya yang duduk tepat di sebelah kiri saya.

Kehadiran Sosok yang Tak Asing: Habib Husein bin Ja'far Al Hadar

Saat saya menoleh ke arah Habib Muhammad bin Jindan, pandangan saya tertuju pada seseorang yang tak asing lagi di sebelah kanannya. Sosok itu adalah Habib Husein bin Ja'far Al Hadar. Kehadirannya di masjid malam itu benar-benar mengejutkan saya.

Selama ini, saya hanya melihat beliau melalui TV, YouTube, dan media sosial lainnya. Sekarang, saya duduk berdekatan dengan beliau di majelis yang sama.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Habib Husein bin Ja'far Al Hadar, lahir pada 21 Juni 1988, adalah seorang pendakwah dan penulis yang dikenal luas di Indonesia. Beliau merupakan sosok yang penuh inspirasi, dengan latar belakang pendidikan yang kuat di bidang ilmu keislaman.

Habib Husein menyelesaikan pendidikan pesantrennya di Pondok Pesantren YAPI Bangil di Pasuruan, Jawa Timur. Pesantren ini dikenal dengan pengajaran berbagai mazhab Islam secara terbuka, yang memperkaya wawasan beliau tentang keragaman dalam Islam.

Lulus dari pesantren, Habib Husein melanjutkan studinya di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Di sana, beliau meraih gelar Sarjana Filsafat Islam (S.Fil.I) dan kemudian melanjutkan ke program magister dalam bidang Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, memperdalam pengetahuannya tentang kitab suci dan tafsirannya.

Selain pendidikan formalnya yang mengesankan, Habib Husein juga aktif menulis untuk media-media nasional seperti Kompas, Tempo, dan Jawa Pos. Tulisan-tulisan beliau sering kali menggugah pikiran dan menyegarkan pandangan tentang Islam. Beberapa bukunya yang terkenal antara lain "Menyegarkan Islam Kita," "Anakku Dibunuh Israel," "Islam 'Mazhab' Fadlullah," dan buku yang paling dikenal, "Tuhan Ada di Hatimu," diterbitkan oleh Noura Books.

Kiprah Habib Husein di Media Sosial dan Televisi

Habib Husein adalah sosok yang sangat adaptif dengan perkembangan zaman. Beliau aktif memanfaatkan berbagai platform digital untuk berdakwah, termasuk YouTube dan Instagram. Kanal YouTube beliau, "Jeda Nulis," menjadi salah satu media utama untuk menyebarkan pesan-pesan keislaman dengan pendekatan yang relevan dan modern.

Beliau tidak hanya membahas topik-topik keagamaan, tetapi juga isu-isu sosial yang penting bagi generasi muda.

Kepopuleran Habib Husein semakin meningkat setelah berkolaborasi dengan Coki Pardede dan Tretan Muslim di program "Pemuda Tersesat" dari Majelis Lucu Indonesia. Kolaborasi ini menarik perhatian banyak orang, terutama kalangan milenial dan Gen Z, karena menyajikan dakwah dalam format yang ringan dan humoris, namun tetap penuh dengan hikmah.

Selain aktif di media sosial, Habib Husein juga sering tampil di berbagai acara televisi, yang semakin mengukuhkan perannya sebagai pendakwah yang populer dan mudah diterima oleh berbagai kalangan. Pada tahun 2021, beliau muncul di "Hikmah Podcast" yang disiarkan di RTV dan juga mengisi acara "Kapsul Ramadan" di SEA Today. Pada tahun yang sama, beliau turut serta dalam program "Amanah Islam" yang ditayangkan oleh NET.

Pada tahun 2022, Habib Husein menjadi bagian dari acara "Sahur Lebih Segerr" di Trans7 dan "Kurma (Kuliah Ramadan)" yang disiarkan oleh Kompas TV. Mulai tahun 2022 hingga sekarang, beliau juga menjadi pengisi tetap di "Tonight Show Ramadan" yang populer di NET. Tahun 2023 menyaksikan Habib Husein berbagi ilmu dalam program "Ruang Ngaji" di MetroTV.

Tak berhenti di situ, pada tahun 2024, Habib Husein turut ambil bagian dalam "Turnamen Olahraga Selebriti Indonesia Season 2" yang disiarkan oleh SCTV, serta program "CFD (Cari Faedah)" di GTV. Kehadirannya di berbagai acara televisi ini menunjukkan betapa luas jangkauan dakwah beliau dan kemampuan adaptasinya dengan berbagai format media.

Ceramah Habib Jindan bin Novel dan Undangan untuk Habib Husein 

Setelah mengucapkan salam, Habib Jindan memulai ceramahnya dengan penuh kehangatan dan kebijaksanaan. Beliau membahas berbagai aspek kehidupan sehari-hari dengan sudut pandang Islam, memberikan nasihat yang relevan dan inspiratif.

Gaya penyampaian Habib Jindan yang khas dan mudah dipahami membuat ceramahnya selalu dinantikan oleh jamaah. Malam itu, beliau menekankan pentingnya kesabaran dan tawakal dalam menghadapi ujian hidup, serta selalu menjaga hati agar tetap dekat dengan Allah.

Di akhir ceramahnya, Habib Jindan memberikan kejutan dengan mengundang Habib Husein bin Ja'far Al Hadar untuk memberikan ceramah singkat menjelang adzan Isya dikumandangkan. Habib Husein dengan rendah hati menerima undangan tersebut dan berdiri untuk memberikan tausiyahnya.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Habib Husein kemudian memberikan ceramah singkat yang hanya berlangsung sekitar lima menit, namun penuh dengan makna dan hikmah. Beliau berbicara tentang sahabat-sahabat nabi adalah anak-anak muda, Allah terkagum-kagum dengan anak muda yang taat dan suka ke masjid, serta selalu berusaha untuk menjadi hamba yang diridhai Allah.

Suaranya yang lembut namun tegas, serta wajahnya yang penuh ketulusan, memberikan kesan mendalam bagi saya dan para jamaah lainnya.

Selama ini, saya hanya melihat penampilan Habib Husein melalui layar, tetapi malam itu, melihat beliau secara langsung memberikan pengalaman yang sangat berbeda. Kehadirannya secara fisik di depan mata dengan busana baju koko putih dan sarung serta peci putih memberikan dimensi yang lebih nyata dan autentik.

Ekspresi wajah, intonasi suara, dan bahasa tubuhnya yang karismatik menciptakan suasana yang penuh dengan kehangatan dan kedekatan.

Refleksi dari Pertemuan Langsung

Pengalaman bertemu langsung dengan Habib Husein dan mendengar ceramahnya dari dekat memberikan kesan yang mendalam. Pertemuan ini mengingatkan saya akan pentingnya menghadiri majelis-majelis ilmu secara langsung. Interaksi langsung dengan para ulama dan pendakwah tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga memberikan pengalaman spiritual yang lebih mendalam.

Suasana masjid, kehadiran fisik para ulama, dan interaksi langsung dengan mereka memberikan nuansa yang lebih khidmat dan penuh berkah.

Pertemuan malam itu memberikan banyak pelajaran berharga bagi saya. Melihat dedikasi dan ketulusan para pendakwah seperti Habib Jindan dan Habib Husein dalam menyebarkan ajaran Islam membuat saya semakin menghargai pentingnya ilmu dan dakwah.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Kehadiran mereka di masjid kami tidak hanya memperkaya ilmu keislaman, tetapi juga memberikan inspirasi untuk selalu menjaga semangat dalam beribadah dan berdakwah.

Penutup

Malam itu, saya menyadari betapa berharganya pertemuan langsung dalam majelis ilmu. Semoga pengalaman ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus mencari ilmu dan menghadiri majelis-majelis ilmu dengan hati yang ikhlas.

Pertemuan dengan para ulama dan pendakwah memberikan kesempatan untuk mendapatkan bimbingan yang langsung dan personal, yang tidak bisa digantikan oleh media digital.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun