Indonesia, dengan sekitar 17.500 pulau, menghadapi tantangan besar dalam menciptakan konektivitas dan inklusivitas digital bagi seluruh masyarakatnya. Tantangan tersebut meliputi keterbatasan infrastruktur, biaya tinggi untuk membangun jaringan di daerah terpencil, kesenjangan akses terhadap teknologi dan internet antara perkotaan dan pedesaan, serta rendahnya literasi digital di banyak wilayah.
Selain itu, kondisi geografis yang beragam dan sering kali sulit dijangkau memperparah kompleksitas dalam memastikan seluruh masyarakat dari Sabang sampai Merauke dapat terhubung secara digital.
Hambatan Utama dalam Mewujudkan Pertumbuhan Inklusif
Dalam wawancara tersebut, Ririek Adriansyah dari Telkom menyoroti tantangan geografis dalam menciptakan konektivitas di Indonesia.
"Indonesia terdiri dari sekitar 17.500 pulau dan tantangannya adalah bagaimana menciptakan konektivitas bagi seluruh pulau tersebut. Jika kita bisa melakukan hal ini, maka hal ini dapat memberikan manfaat bagi semua aspek masyarakat," ujarnya. Konektivitas digital dapat mendukung sektor pendidikan dan kesehatan di daerah terpencil, memungkinkan akses ke pendidikan dan layanan kesehatan berkualitas tanpa hambatan geografis.
Sementara itu, Vikram Sinha dari IOH menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi digital di luar wilayah metropolitan.
"Peluang besar bagi masa depan Indonesia terletak pada apa yang saya sebut sebagai 'pertumbuhan melampaui wilayah metropolitan.' Kota-kota Tier-2 dan Tier-3, yang menyumbang 43 persen PDB Indonesia, memiliki potensi besar untuk pertumbuhan melalui digitalisasi," jelasnya. Dengan teknologi digital, kota-kota ini siap untuk berekspansi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Solusi untuk Mengatasi Hambatan
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Telkom berfokus pada pembangunan infrastruktur yang menyeluruh. "Kami mengembangkan proyek Palapa Ring yang menghubungkan pulau-pulau melalui kabel optik bawah laut dan teknologi satelit untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan kabel optik," kata Ririek. Selain itu, Telkom berkolaborasi dengan pemerintah untuk menyediakan akses listrik di daerah terpencil, yang merupakan prasyarat penting untuk konektivitas digital.
Indosat Ooredoo Hutchison menekankan pentingnya kerjasama publik-swasta dalam upaya ini. "Kami bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga pendidikan untuk mengedukasi masyarakat tentang teknologi digital. Kami juga mengembangkan aplikasi dan layanan yang relevan dengan kebutuhan lokal, seperti layanan e-health dan platform e-commerce yang dapat membantu UMKM lokal berkembang," ungkap Vikram.
Fokus pada UMKM sangat penting karena mereka merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Digitalisasi UMKM dapat meningkatkan produktivitas dan akses mereka ke pasar global, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan di kota-kota Tier-2 dan Tier-3.
Dampak yang Diharapkan dan Masa Depan Inklusivitas Digital
Kedua pemimpin perusahaan ini optimis bahwa investasi dalam infrastruktur dan pendidikan digital akan membawa peningkatan signifikan dalam kualitas hidup masyarakat di Indonesia.
"Dengan infrastruktur yang lebih baik dan akses yang lebih luas ke teknologi digital, akan ada peningkatan signifikan dalam kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil," ujar Ririek. Pertumbuhan ekonomi akan terdorong oleh peningkatan produktivitas dan peluang baru yang muncul dari konektivitas digital.
Vikram juga melihat masa depan yang cerah untuk inklusivitas digital di Indonesia. "Dengan peningkatan literasi digital dan akses yang lebih luas, masyarakat akan lebih siap menghadapi tantangan global dan memanfaatkan peluang yang ada. Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam mewujudkan visi Indonesia yang lebih inklusif dan maju," tambahnya.
Hal yang Dapat Dipetik dari Wawancara McKinsey dengan Dua Telco Indonesia
Wawancara ini menunjukkan bahwa tantangan dalam menciptakan inklusivitas di Indonesia sangatlah besar, terutama mengingat kondisi geografisnya yang unik dengan sekitar 17.500 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Tantangan ini mencakup keterbatasan infrastruktur, biaya tinggi untuk pembangunan jaringan di daerah terpencil, kesenjangan akses teknologi dan internet antara perkotaan dan pedesaan, serta rendahnya literasi digital di banyak wilayah.
Meskipun demikian, kedua perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkom dan Indosat Ooredoo Hutchison, telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk mengatasi hambatan-hambatan ini.
Telkom, dengan proyek-proyek seperti Palapa Ring dan pengembangan teknologi satelit, serta kolaborasi dengan pemerintah untuk menyediakan akses listrik di daerah terpencil, berupaya keras untuk memastikan seluruh masyarakat dapat terhubung.
Upaya ini tidak hanya penting untuk akses informasi, tetapi juga untuk sektor-sektor kritis seperti pendidikan, kesehatan, dan bisnis, terutama UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia.
Sementara itu, Indosat Ooredoo Hutchison menekankan pentingnya kerjasama publik-swasta dan pengembangan aplikasi serta layanan yang relevan dengan kebutuhan lokal. Fokus mereka pada edukasi masyarakat tentang teknologi digital dan pemberdayaan UMKM menunjukkan langkah konkret dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital di kota-kota Tier-2 dan Tier-3, yang memiliki potensi besar untuk berkontribusi lebih signifikan terhadap PDB nasional.
Kedua perusahaan ini menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, seperti pembangunan infrastruktur yang komprehensif, peningkatan literasi digital, dan inovasi layanan, inklusivitas digital di Indonesia dapat diwujudkan.
Upaya mereka membuka peluang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi dan sosial yang lebih merata di seluruh negeri, memastikan bahwa manfaat digitalisasi dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, dari perkotaan hingga daerah terpencil.
Dengan berbagai inisiatif yang sedang berjalan, kondisi telekomunikasi di Indonesia saat ini berada pada titik perubahan yang menjanjikan. Meskipun tantangan masih ada, langkah-langkah yang diambil oleh Telkom dan Indosat Ooredoo Hutchison memberikan harapan bahwa masa depan digital Indonesia akan lebih inklusif, terhubung, dan berkembang. Komitmen mereka menjadi bukti nyata bahwa melalui kerjasama dan inovasi, Indonesia dapat mengatasi hambatan geografisnya dan memanfaatkan teknologi digital untuk mendorong kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI