Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Makna dan Asal Usul Kata "OK"

9 Mei 2024   20:19 Diperbarui: 9 Mei 2024   20:24 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Koleksi Merza Gamal

Sebuah Refleksi tentang Bahasa dan Manusia

Dalam era yang kaya akan kata-kata dan terus berubah, John Koenig muncul sebagai seorang pionir yang mengeksplorasi sudut-sudut terdalam dari emosi manusia melalui karyanya yang memukau, "The Dictionary of Obscure Sorrows."

Buku tersebut diterbitkan oleh Simon & Schuster pada November 2021, karya ini bukanlah sekadar kamus kata-kata, tetapi jendela ke dalam pengalaman manusia yang seringkali sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Dalam buku yang menginspirasi tersebut, John Koenig membawa pembaca ke dalam perjalanan menggali makna-makna tersembunyi dari pengalaman manusia yang seringkali sulit diungkapkan.

Koenig, dengan kepiawaiannya menciptakan kata-kata baru, tidak hanya menyajikan definisi untuk kata-kata yang diciptakannya, tetapi juga menyelipkan refleksi pribadi yang menggugah tentang perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang kompleksitas emosi manusia.

Salah satu titik puncak dari buku ini adalah eksplorasi tentang asal-usul kata 'OK', sebuah kata yang dianggap paling akrab dan universal di dunia, tetapi memiliki asal-usul yang samar. Koenig memulai perjalanannya dengan menyoroti kejanggalan bahwa meskipun kita menggunakannya sehari-hari, makna sebenarnya dari "OK" masih menjadi misteri.

Kata 'OK' ini muncul pada tahun 1840, dan sejak itu menjadi semacam fenomena sosial yang tersebar luas, meskipun tidak ada kesepakatan tentang asal-usul atau maknanya yang sebenarnya.

Mungkin kata 'OK' itu berasal dari mode di Boston pada waktu itu, bisa berarti "semua benar" jika diambil sebagai kesalahan ejaan dari "oll korrect," atau bahkan bisa dipinjam dari bahasa-bahasa lain di seluruh dunia.

Dengan menggali ke asal-usulannya yang tidak pasti, Koenig menghadirkan pandangan yang menantang: apakah kata-kata memiliki makna inheren, atau apakah maknanya bergantung pada bagaimana kita menggunakan dan memahaminya?

Dengan menekankan bahwa kita yang memberikan makna pada kata-kata, Koenig memperkuat gagasan bahwa bahasa adalah alat yang dipengaruhi oleh konvensi sosial dan sejarah.

Pendekatan Koenig mengajak kita untuk mempertanyakan dan mengkaji secara kritis bahasa yang kita gunakan sehari-hari. Ini mengingatkan kita bahwa bahasa adalah konstruksi manusia yang dinamis, dan kita memiliki kekuatan untuk mengubah dan membentuknya sesuai dengan kebutuhan kita.

Koenig memicu pertanyaan mendalam tentang sifat bahasa itu sendiri. Apakah kata-kata memiliki makna inheren yang tetap, atau apakah maknanya bergantung pada bagaimana kita menggunakannya dan konteksnya? Dengan menyoroti keanehan dari "OK," dia merangsang pemikiran kritis tentang kekuatan bahasa dalam membentuk persepsi kita tentang dunia.

Dalam pandangan Koenig, bahasa bukanlah entitas yang statis, tetapi lebih sebagai alat yang hidup yang terus berkembang seiring waktu. Dia menekankan bahwa kita, sebagai pengguna bahasa, memiliki peran yang sangat kuat dalam membentuk dan merumuskan makna dari kata-kata tersebut. Dengan demikian, bahasa menjadi cermin dari kompleksitas dan dinamika manusia dalam berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.

Artikel sederhana ini mengajak kita untuk merenung tentang sifat bahasa dan bagaimana kita menggunakan kata-kata untuk menyampaikan pikiran, emosi, dan pengalaman kita kepada orang lain. Hal ini juga mengingatkan kita bahwa bahasa adalah alat yang fleksibel dan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan kita.

Sebagai akhir dari perjalanan yang menggugah ini, perlu diingat bahwa bahasa adalah jendela ke dalam kompleksitas manusia dan dunia di sekitar kita. Melalui kata-kata, kita tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga merayakan keberagaman pengalaman manusia dan membangun jembatan komunikasi yang menghubungkan kita satu sama lain.

Kisah asal-usul kata 'OK' yang digali oleh John Koenig adalah cerminan dari bagaimana bahasa kita terus berkembang dan beradaptasi seiring waktu. Ini adalah pengingat yang kuat bahwa setiap kata memiliki kekuatan untuk membentuk pemikiran, perasaan, dan tindakan kita.

Oleh karena itu, mari kita gunakan bahasa kita dengan bijaksana, memperhatikan kekuatan dan implikasinya, serta terus memperkaya dan menghargai keanekaragaman kata-kata yang ada.

Dengan demikian, mari kita terus memeluk keajaiban bahasa dan menjadikannya alat untuk menginspirasi, menghubungkan, dan memperdalam pemahaman kita tentang diri sendiri dan dunia di sekitar kita. Sebab, dalam kata-kata kita menemukan kekuatan untuk menciptakan, memahami, dan merayakan kehidupan.

Dengan menghargai kekuatan bahasa dan memperkaya pemahaman kita tentang berbagai aspek manusia dan dunia, kita dapat menjadi agen perubahan yang membawa kedamaian, pengertian, dan koneksi yang lebih dalam di tengah-tengah keragaman kita.

Semoga artikel sederhana ini tidak hanya memberikan wawasan yang mendalam, tetapi juga memotivasi kita semua untuk menjelajahi dunia bahasa dengan lebih berani dan terbuka hati. Sebab, di dalam kata-kata, terdapat kekuatan yang tak terbatas untuk menciptakan perubahan yang positif dalam hidup kita dan masyarakat secara keseluruhan.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun