Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Tips Menyegerakan Puasa Sunnah Syawal agar Tak Terlena dalam Perayaan Idul Fitri

14 April 2024   07:05 Diperbarui: 15 April 2024   16:42 1980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa sunnah bersama komunitas akan memudahkan. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Ramadan telah meninggalkan jejaknya yang dalam, membawa kita melalui masa pelatihan spiritual yang besar (great training). 

Sebagai bulan peningkatan iman dan taqwa, bulan Syawal hadir sebagai waktu untuk merenungkan pencapaian spiritual kita dan menetapkan langkah-langkah selanjutnya dalam perjalanan kita menuju Allah SWT.

Setelah merayakan kemenangan Idul Fitri pada hari pertama Syawal, kita tidak boleh terlena dalam kesenangan perayaan semata. Sebaliknya, inilah saatnya untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan tingkat keimanan dan ketaqwaan kita.

Sebagai continuous improvement atau "bulan peningkatan", Syawal menawarkan sejumlah tugas yang dapat kita lakukan untuk menjaga momentum spiritual yang telah kita capai selama Ramadan.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Pertama-tama, kita dapat meneruskan bacaan Al-Quran yang telah kita mulai selama Ramadan. Al-Quran adalah petunjuk bagi kita dalam setiap aspek kehidupan, dan terus membaca dan merenungkan ayat-ayat-Nya adalah cara yang efektif untuk memperdalam hubungan kita dengan Allah SWT.

Selain itu, menjaga shalat malam juga merupakan langkah penting dalam memperkuat ikatan spiritual kita. Shalat malam adalah waktu yang istimewa di mana kita dapat berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, memohon ampunan-Nya, dan memohon petunjuk-Nya untuk menjalani kehidupan kita dengan lebih baik.

Selanjutnya, puasa sunnah enam hari Syawal adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa pun yang berpuasa pada bulan Ramadan.

Kemudian, diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, akan mendapat pahala seolah-olah ia telah berpuasa sepanjang tahun. Ini adalah kesempatan besar bagi kita untuk memperbanyak amalan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Menyegerakan puasa sunnah Syawal setelah Idul Fitri adalah langkah bijak untuk memperpanjang manfaat spiritual dari bulan Ramadan. Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga kesadaran spiritual dan tidak terlena dalam pesta kemenangan Idul Fitri:

  1. Niatkan Puasa Sunnah Syawal: Tetapkan niat untuk berpuasa sunnah Syawal sesegera mungkin setelah Idul Fitri. Dengan memiliki tekad yang kuat, Anda akan lebih mungkin menjaga konsistensi dalam berpuasa.
  2. Bangun Kesadaran Spiritual: Ingatlah bahwa puasa adalah ibadah yang membantu kita mendekatkan diri kepada Allah. Jangan biarkan perayaan kemenangan Idul Fitri membuat Anda lupa akan pentingnya memperkuat ikatan spiritual dengan melakukan amalan yang dianjurkan.
  3. Jaga Niat dan Motivasi: Ingatkan diri sendiri akan tujuan puasa sunnah Syawal, yakni untuk mendapatkan pahala tambahan dan membersihkan diri dari dosa-dosa yang terjadi selama Ramadan.
  4. Atur Prioritas: Tetapkan prioritas yang jelas antara perayaan Idul Fitri dan ibadah puasa. Pastikan bahwa Anda menyempatkan waktu untuk beribadah meskipun tengah berada dalam suasana perayaan.
  5. Berkomunikasi dengan Keluarga: Diskusikan dengan keluarga Anda tentang pentingnya menjaga ibadah di tengah-tengah perayaan Idul Fitri. Dengan dukungan mereka, Anda akan lebih mudah untuk mempertahankan komitmen berpuasa.
  6. Berpegang pada Rutinitas Ibadah: Teruskan rutinitas ibadah harian Anda seperti shalat, dzikir, dan tilawah Al-Quran, bahkan di tengah-tengah perayaan. Ini akan membantu Anda tetap terhubung dengan spiritualitas Anda.
  7. Hindari Kelelahan dan Overeating: Usahakan untuk mengatur pola makan selama perayaan Idul Fitri agar tidak mengalami kelelahan yang berlebihan atau kekenyangan. Ini akan membantu Anda tetap bugar dan fokus pada ibadah.
  8. Refleksi dan Tafakkur: Luangkan waktu untuk merenungkan makna Ramadan dan perayaan Idul Fitri serta bagaimana Anda dapat terus memperkuat hubungan spiritual Anda meskipun dalam suasana perayaan.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, Anda dapat menjaga kesadaran spiritual Anda dan mencegah diri dari terlena dalam perayaan Idul Fitri, sehingga dapat menikmati manfaat spiritual dari puasa sunnah Syawal.

Apabila diibaratkan dalam sebuah perusahaan, pada saat kita mencapai performa terbaik setelah melalui sekian waktu menjalani training akbar (great training), maka kita akan melakukan perayaan kemenangan dengan pesta gembira.

Perumpamaan tentang perusahaan dan perayaan kemenangan yang diikuti dengan peningkatan berkelanjutan sangat relevan dalam konteks spiritualitas juga. 

Seperti dalam dunia perusahaan, di mana setelah mencapai kesuksesan dalam pelatihan besar, perusahaan tetap harus berfokus pada perbaikan berkelanjutan untuk mempertahankan keunggulan mereka, begitu pula dengan kita setelah melewati bulan Ramadan.

Puasa sunnah enam hari di bulan Syawal adalah salah satu cara yang sangat baik untuk meneruskan peningkatan spiritual setelah Ramadan. 

Selain mendapatkan pahala yang besar, puasa ini juga membantu kita menjaga momentum kebaikan yang telah kita bangun selama bulan Ramadan. Ini adalah bentuk "continuous improvement" dalam konteks spiritualitas kita.

Hal yang sering memberatkan kita untuk bersegera melaksanakan puasa sunnah enam hari Syawal adalah banyaknya undangan open house, silahturahim berbagai komunitas, halal bi halal, dan berbagai undangan jamuan makan lainnya. 

Sebagian orang merasa tidak menghormati undangan-undangan tersebut jika kita berpuasa pada saat menghadiri undangan tersebut.

Puasa sunnah bersama komunitas akan memudahkan. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Puasa sunnah bersama komunitas akan memudahkan. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Jika kita simak dengan cermat hadis berikut, yakni: Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian diundang, hadirilah! Apabila ia puasa, doakanlah! Dan apabila tidak berpuasa, makanlah!" (HR. Muslim). "Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari).

Hadis yang disampaikan oleh Rasulullah SAW mengenai menghormati undangan dan menjaga puasa sunnah menunjukkan kepada kita prinsip-prinsip penting dalam Islam yang berkaitan dengan sikap sosial dan ibadah. Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan kita untuk menghargai tamu dan menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran.

Pertama-tama, hadis tersebut menekankan pentingnya menghormati undangan. Rasulullah SAW menyatakan bahwa jika seseorang diundang, maka hendaklah dia hadir. 

Ini menunjukkan pentingnya menjaga hubungan sosial dan menjaga silaturahmi di antara sesama muslim. Kehadiran kita dalam undangan merupakan bentuk penghormatan terhadap tuan rumah dan juga menciptakan atmosfer kebersamaan yang hangat di antara umat muslim.

Namun, hadis tersebut juga menunjukkan fleksibilitas dalam menjaga ibadah puasa. Jika seseorang berpuasa saat menghadiri undangan, maka dia dapat melanjutkan puasanya. 

Akan tetapi, jika dia memilih untuk tidak berpuasa, maka dia dapat makan. Ini menunjukkan bahwa dalam Islam, ibadah tidak boleh mengganggu keseimbangan sosial dan kebersamaan di antara umat.

Pendapat yang disampaikan oleh Ibnu Taimiyah dalam Fatawa Al-Kubra (5: 477) juga mencerminkan prinsip ini. Dia menegaskan bahwa jika berpuasa saat menghadiri undangan akan menyakiti hati tuan rumah, maka lebih baik untuk makan. 

Namun, jika tidak menyakiti hati tuan rumah, maka melanjutkan puasa lebih baik. Ini menunjukkan bahwa dalam Islam, kebaikan dan kesopanan dalam bersikap terhadap orang lain selalu menjadi prioritas.

Sungguh, menjaga momentum spiritual setelah bulan Ramadan adalah tantangan yang nyata, tetapi dengan memperhatikan ibadah-ibadah sunnah seperti puasa enam hari di bulan Syawal, kita dapat terus memperkuat iman dan taqwa kita serta menjaga semangat spiritual yang telah kita bangun selama bulan Ramadan untuk menjadi Mukmin Sejati Sepanjang Masa.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun