Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menjaga Silahturahmi dan Menghormati Orangtua yang Berbeda Keyakinan Agama di Hari nan Fitri

13 April 2024   16:44 Diperbarui: 14 April 2024   07:20 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Idul Fitri merupakan momen yang istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, di mana mereka merayakan kesuksesan menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan dengan penuh keikhlasan dan keteguhan iman.

Selain menjadi waktu untuk bersukacita dan bersyukur kepada Allah SWT, Idul Fitri juga menjadi saat yang tepat untuk mempererat hubungan silaturahim dengan sesama, terutama dengan keluarga dan kerabat.

Di tengah suka cita menyambut Idul Fitri, penting bagi kita untuk mengingat nilai-nilai mulia dari silaturahim yang menjadi landasan kebersamaan umat Islam. Dalam suasana lebaran ini, kita memiliki kesempatan emas untuk menjaga dan memperkuat ikatan batin dengan orang-orang terkasih, baik yang memiliki keyakinan agama yang sama maupun yang berbeda.

Dalam sebuah Riwayat Hadis, disebutkan kisah mengenai silaturahim Asma binti Abu Bakar dengan Qutailah binti Abdul Uzza, ibundanya yang non-muslim.

Dalam periode gencatan senjata antara umat Muslim dan Quraisy, Qutailah, ibu dari Asma binti Abu Bakar, merasa kerinduan yang mendalam akan putrinya yang telah berpindah agama menjadi Islam. Meskipun jarak geografis dan perbedaan keyakinan agama memisahkan mereka, namun cinta seorang ibu tetap mengalir dalam hatinya.

Qutailah memutuskan untuk mengunjungi putrinya di Madinah, membawa beberapa makanan sebagai ungkapan cinta dan kerinduannya. Namun, ketika ia tiba di rumah putrinya, Asma merasa ragu dan bimbang. Dia bingung tentang bagaimana seharusnya bersikap terhadap ibunya yang non-Muslim, apakah ia harus menerima kedatangannya ataukah menolaknya.

Asma kemudian memutuskan untuk berkonsultasi dengan Rasulullah Saw, pemimpin umat Muslim, tentang kebingungannya. Dengan bijak, Rasulullah memberikan petunjuk yang penuh hikmah, "Ya, sambunglah silaturahim dengannya."

Dengan petunjuk dari Rasulullah Saw, Asma menyadari pentingnya menjaga hubungan baik dengan ibunya, meskipun perbedaan keyakinan agama yang ada di antara mereka. Dia memilih untuk menyambut ibunya dengan tulus dan menerima hadiahnya sebagai tanda penghormatan dan kasih sayang seorang anak kepada ibunya.

Kisah ini mengajarkan kepada kita tentang nilai-nilai kasih sayang, penghormatan, dan kebersamaan yang harus dijunjung tinggi dalam hubungan keluarga, terlepas dari perbedaan agama atau pandangan. Ini adalah cerminan dari ajaran Islam yang mengajarkan pentingnya menjaga silaturahim, bahkan dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.

Menjaga dan menghormati silaturahim dengan orang tua yang memiliki keyakinan atau agama yang berbeda merupakan nilai yang sangat penting dalam Islam, sekaligus mencerminkan sikap yang mulia dan penuh kasih sayang.

Meskipun ada perbedaan dalam keyakinan agama, namun sebagai anak, kita tetap memiliki tanggung jawab moral dan agama untuk menghormati orang tua. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga dan menghormati silaturahim dengan orang tua yang memiliki keyakinan atau agama yang berbeda, adalah sebagai berikut:

  1. Menunjukkan Ketaatan dan Penghargaan: Meskipun keyakinan agama masing-masing berbeda, tetapi sebagai anak, kita tetap harus menunjukkan ketaatan dan penghargaan kepada orang tua. Ini termasuk menghormati ritual dan perayaan agama mereka dengan sopan dan penuh pengertian.
  2. Berdialog dengan Hormat: Penting untuk membuka saluran komunikasi yang baik dengan orang tua tentang perbedaan keyakinan agama. Berbicara dengan hormat dan kesabaran, mendengarkan pandangan mereka, dan menjelaskan keyakinan kita dengan sopan akan membantu membangun pemahaman yang lebih baik antara kedua belah pihak.
  3. Menghargai Perbedaan: Meskipun ada perbedaan keyakinan agama, kita harus mampu menghargai dan menghormati perbedaan tersebut. Ini termasuk menjaga diri dari konflik atau perdebatan yang tidak perlu, serta tidak mencemooh atau menghina keyakinan agama orang tua.
  4. Menawarkan Dukungan dan Kehadiran: Meskipun tidak selalu mudah, namun sebagai anak, kita harus berusaha untuk memberikan dukungan dan kehadiran kepada orang tua dalam momen-momen penting, termasuk perayaan agama mereka sebatas silahturahim. Keberadaan kita sebagai anak yang mendukung dan menghargai mereka dapat memberikan kebahagiaan dan kedamaian bagi mereka.
  5. Doa dan Harapan yang Baik: Selain dari tindakan-tindakan nyata, kita juga dapat menyertakan orang tua kita dalam doa-doa kita. Memohon kepada Allah SWT agar memberikan mereka petunjuk, kebahagiaan, dan kedamaian di dunia dan di akhirat adalah bentuk penghormatan yang sangat besar.

Menjaga silaturahim dengan orang tua yang memiliki keyakinan atau agama yang berbeda merupakan bagian penting dari nilai-nilai keluarga dalam Islam. Dengan menghormati, menghargai, dan mendukung orang tua kita, kita tidak hanya menjalankan kewajiban agama, tetapi juga menunjukkan kasih sayang dan kebajikan yang sejati.

Dalam konteks yang lebih luas, kisah silaturahim Asma binti Abu Bakar dengan Qutailah binti Abdul Uzza, ibundanya yang non-muslim tersebut, mengajarkan kita untuk melihat dan menghargai kesempatan yang diberikan kepada kita untuk memperbaiki hubungan dengan orang-orang terdekat kita, terlepas dari latar belakang atau perbedaan yang mungkin ada di antara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun