Mensyukuri nikmat yang telah kita terima adalah kunci untuk mempertahankan karunia Allah dalam hidup kita. Dengan bersyukur, kita dapat menyadari betapa besar dan beragamnya nikmat yang diberikan-Nya kepada kita.
Selain itu, sikap syukur juga merupakan bentuk pengakuan atas kebaikan Allah, yang pada gilirannya akan meningkatkan hubungan kita dengan-Nya. Seperti yang Allah firmankan dalam Al-Qur'an, "Maka ingatlah, hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenteram." (Ar-Ra'd: 28).
Para ulama juga memberikan pesan yang sangat berharga tentang pentingnya mensyukuri nikmat. Imam Al-Ghazali mengingatkan kita bahwa nikmat adalah sesuatu yang sementara dan berpotensi untuk hilang, oleh karena itu kita harus mengikatnya dengan syukur agar tetap terjaga.
Ali bin Abi Thalib ra. menasihati bahwa dengan menunaikan kewajiban-kewajiban kita kepada Allah, nikmat akan tetap terjaga, namun jika kita lalai dalam kewajiban kita, Allah dapat mencabut nikmat tersebut.
Imam Hasan Al-Bashri ra. juga mengingatkan bahwa setiap nikmat yang diberikan Allah akan diuji, dan bagaimana kita memperlakukannya akan menentukan apakah Allah akan menambahnya atau mencabutnya.
Semua pesan ulama tersebut menggarisbawahi pentingnya bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Namun, kemampuan untuk bersyukur bukan hanya sebagai pengakuan atas nikmat tersebut, tetapi juga membawa kita pada keutamaan lain terkait syukur. Salah satunya adalah membentuk sikap optimisme dan kebahagiaan dalam hidup.
Ketika kita mampu menghargai dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah, kita cenderung melihat sisi baik dari setiap situasi. Ini membawa kita untuk memandang masa depan dengan harapan dan kegembiraan, mengisi kehidupan kita dengan energi positif dan semangat yang tak tergoyahkan.
Selain itu, sikap syukur juga membebaskan kita dari perasaan iri terhadap kesuksesan atau keberuntungan orang lain. Kita menyadari bahwa setiap individu telah diberi bagian yang unik dan cukup oleh Allah.
Video: Kisah Memaknai Rasa Syukur dalam Menjalankan Kehidupan
Dengan demikian, kita tidak merasa perlu untuk membandingkan diri kita dengan orang lain dan mampu merasa puas dengan apa yang telah diberikan kepada kita.
Di samping itu, sikap syukur juga membawa kita pada kepemimpinan yang baik, baik dalam urusan ibadah maupun dunia. Kita akan terus berusaha untuk meningkatkan diri dalam ibadah kepada Allah, melihat kepada yang lebih tinggi dalam hal ibadah, dan berusaha untuk meniru dan melampaui mereka.
Dalam urusan dunia, kita bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepada kita dan tidak merasa terbebani oleh kesulitan atau kekurangan. Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua, agar kita dapat tetap istiqamah dalam bersyukur dan beristighfar untuk meraih ridha-Nya.
Ramadan adalah waktu yang istimewa di mana kita diberikan kesempatan untuk memperdalam rasa syukur kita atas segala nikmat yang telah diberikan Allah.
Semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan yang mulia ini dengan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan meningkatkan keimanan serta kebaikan kita untuk menjadi mukmin sejati.
Wallahua'lam bishawab. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu dengan sebenar-benarnya.
Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H