Indonesia, sebagai perekonomian terbesar di Asia Tenggara, berada pada titik balik penting dalam perjalanan pembangunannya. Indonesia tengah menghadapi peluang besar untuk menjadi anggota Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD= Organization for Economic Co-operation and Development).
Hal ini merupakan sebuah langkah optimis yang bisa membuka pintu bagi investasi lebih lanjut dan kesepakatan perdagangan yang menguntungkan. Namun demikian, di balik peluang yang menjanjikan itu, tantangan-tantangan yang memerlukan penanganan serius juga menanti.
OECD: Standar Kebijakan untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
OECD merupakan sebuah forum yang terdiri dari 37 negara demokrasi dengan ekonomi berbasis pasar. OECD telah menjadi panggung utama di mana pemerintah saling berkolaborasi untuk mengembangkan standar kebijakan yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
OECD selama lebih dari lima dekade, telah memainkan peran sentral dalam menyediakan analisis kebijakan dan data ekonomi yang dapat diandalkan, membantu negara-negara anggota mengidentifikasi praktik terbaik, memecahkan masalah bersama, dan mendorong adopsi standar tinggi dalam kebijakan ekonomi.
Hartarto pun optimistis bahwa proses aksesi Indonesia ke OECD dapat diselesaikan dalam waktu 2 hingga 3 tahun. Langkah ini menandai komitmen serius Indonesia untuk meningkatkan kualitas ekonominya, memperbaiki tata kelola perusahaan, memerangi korupsi, dan membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Tantangan dalam Proses Aksesi keanggotaan OECD
Meskipun Indonesia telah optimis dengan kesiapannya, proses menjadi anggota OECD tidaklah mudah. Indonesia akan dihadapkan pada pemeriksaan ketat yang mencakup isu-isu perdagangan, anti-korupsi, dan perubahan iklim untuk memastikan bahwa Indonesia merupakan negara yang memenuhi standar OECD.
Dapat kita pahami, tidak ada tenggat waktu yang ditetapkan untuk penyelesaian proses aksesi ini, karena hasilnya bergantung pada kemampuan Indonesia untuk beradaptasi dengan standar OECD. Jika Indonesia berhasil menjadi anggota OECD, maka Indonesia akan mendapatkan akses ke jaringan perdagangan dan investasi yang lebih luas.
Selain itu, Indonesia juga akan memperkuat posisinya dalam tata kelola ekonomi global dan memperluas jangkauan kerjasama internasionalnya. Hal tersebut bukan hanya masalah prestise; sebab keanggotaan dalam OECD membawa dampak nyata bagi kebijakan ekonomi dan pertumbuhan jangka panjang.
Upaya menjadi anggota OECD ini juga sejalan dengan upaya Indonesia untuk melakukan reformasi dalam berbagai sektor, termasuk tata kelola perusahaan, perpajakan, dan pendidikan. Kerjasama dengan OECD telah membantu Indonesia meningkatkan kualitas undang-undang dan regulasi serta mengadopsi standar internasional yang ditetapkan oleh organisasi tersebut.
Dengan demikian, hal tersebut menciptakan fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.