Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sorotan Media Internasional terhadap Antrian Beras dan Penghargaan Jenderal

29 Februari 2024   12:16 Diperbarui: 29 Februari 2024   12:18 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, sebuah negara dengan kekayaan budaya yang kaya, sedang dihadapkan pada tantangan besar yang menguji ketahanan sosial dan politiknya. Dua peristiwa terbaru telah memunculkan perdebatan dan refleksi yang mendalam tentang masa depan negara ini yang menjadi sorotan media internasional.

Pembahasan media internasional bermula dari Reuters memuat berita "Sprawling queues for subsidised rice highlight plight of Indonesia's poor" dan "Indonesia awards presumed next president Prabowo rank of four-star general" pada hari Rabu, 28 Februari 2024, yang kemudian ramai diberitakan berbagai media internasional di berbagai penjuru dunia dan platform digital seperti X (Twitter), Google, Yahoo, MSN, AOL beramai-ramai tidak ketinggalan memuat berita yang awalnya dilansir oleh Reuters

Di satu sisi, ribuan warga Indonesia terpaksa berdesakan dalam antrian panjang untuk mendapatkan beras bersubsidi, sebuah gambaran nyata dari kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat miskin. Antrian ini mencerminkan ketidaksetaraan yang terus-menerus dalam akses terhadap bahan makanan pokok, sementara harga beras yang terus meningkat semakin membebani keluarga-keluarga yang kurang mampu.

Namun, kesulitan ini hanya merupakan bagian dari cerita yang lebih besar tentang ketidakstabilan sosial dan politik di Indonesia. Keputusan Presiden Indonesia untuk memberikan pangkat jenderal kehormatan bintang empat kepada Prabowo Subianto, seorang tokoh politik yang kontroversial, telah memicu reaksi yang luas, baik di dalam negeri maupun di seluruh dunia.

Prabowo Subianto, yang pernah dituduh terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia selama masa jabatannya di militer, kini mendapatkan penghargaan tertinggi dari negara. Langkah ini, di tengah spekulasi bahwa Prabowo mungkin menjadi pengganti Presiden saat ini, menimbulkan pertanyaan tentang integritas politik dan komitmen terhadap prinsip-prinsip demokrasi.

Kedua peristiwa ini memperlihatkan tantangan yang kompleks dalam memastikan keadilan sosial dan stabilitas politik di Indonesia. Sementara pemerintah berusaha untuk mengatasi masalah ketersediaan pangan dan memperkuat stabilitas politik, banyak yang masih memperdebatkan isu-isu hak asasi manusia, demokrasi, dan distribusi kekuasaan di negara tersebut.

Dalam momen-momen seperti ini, Indonesia dihadapkan pada pilihan yang krusial. Masa depan negara ini akan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dengan bijak dan bertanggung jawab. Dengan keterlibatan aktif dari semua pihak, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi contoh bagi dunia dalam menghadapi tantangan sosial dan politik yang kompleks ini.

Perdebatan yang dipicu oleh kedua berita ini mencerminkan dampak luasnya, dengan berbagai media internasional dan platform digital menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menghadapi tantangan dalam negeri, tetapi juga menjadi sorotan internasional.

Pemilihan Umum pada 14 Februari lalu telah membawa Indonesia ke dalam periode yang menentukan dalam sejarahnya. Dalam sorotan dunia yang semakin terfokus, negara ini berada di persimpangan jalan, di mana pilihan yang dibuat hari ini akan membentuk masa depannya.

Tantangan-tantangan yang dihadapi, baik dalam hal ketersediaan pangan, keadilan sosial, maupun stabilitas politik, membutuhkan tindakan yang tegas dan bijaksana dari pemerintah dan masyarakatnya.

Saat kita berbicara tentang antrian beras dan penghargaan pangkat jenderal, kita sebenarnya membahas lebih dari sekadar masalah logistik dan kebijakan. Kita membicarakan tentang hak asasi manusia yang diabaikan, ketidaksetaraan yang merajalela, dan tantangan besar dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.

Namun, di tengah semua ketegangan dan kontroversi, ada sinar harapan yang bersinar terang. Warga Indonesia terus menunjukkan kekuatan mereka melalui aksi solidaritas, kepedulian terhadap sesama, dan semangat untuk mengubah masa depan menjadi lebih baik. Saat negara ini melangkah maju, mari kita bersama-sama membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.

Dengan kesadaran akan tantangan yang dihadapi dan tekad untuk menghadapinya dengan penuh semangat, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan yang memimpin dalam mewujudkan perdamaian, keadilan, dan kemakmuran bagi semua warganya.

Inilah saatnya bagi Indonesia untuk bersinar, bukan hanya di mata dunia, tetapi juga di hati setiap anak bangsa.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun