Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Singkirkan Metode Konvensional dalam Pemecahan Masalah

26 Februari 2024   21:08 Diperbarui: 26 Februari 2024   21:25 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia bisnis yang terus berubah, tantangan besar seringkali menuntut pemimpin untuk mencari solusi yang inovatif. Namun, seringkali solusi yang terlihat ideal di atas kertas justru menambah beban kerja dan memperkenalkan lebih banyak masalah daripada yang diselesaikan. Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan pendekatan yang berbeda dalam pemecahan masalah.

Robert I. Sutton, seorang psikolog organisasi dan profesor emeritus sains dan teknik manajemen Universitas Stanford, menggali konsep ini dalam bukunya yang terbaru, "The Friction Project: How Smart Leaders Make the Right Things Easier and the Wrong Things Harder" (St. Martin's Press/Macmillan Publishers, Januari 2024). Sutton menyoroti pentingnya mengidentifikasi dan mengatasi gesekan dalam organisasi untuk meningkatkan produktivitas.

Salah satu hal yang perlu dipahami adalah bahwa pemimpin sering tidak menyadari bahwa keinginan mereka yang samar-samar dapat memicu inisiatif tanpa disadari. Contohnya adalah ketika CEO sebuah waralaba 7-Eleven meluncurkan inisiatif untuk meningkatkan kesopanan pegawai toko sebagai respons terhadap kemarahannya.

Namun, ketika menyadari bahwa inisiatif tersebut hanya dimulai karena kemarahannya, CEO tersebut menghentikannya. Hal ini menunjukkan pentingnya kejelasan dan komunikasi yang efektif dalam memimpin perubahan.

Pemecah masalah gesekan terbaik tidak hanya menemukan solusi untuk masalah yang ada, tetapi juga mampu memobilisasi orang lain untuk melakukan perubahan yang diperlukan. Contohnya adalah Todd Park, seorang pejabat pemerintah Amerika pada masa pemerintahan Obama, yang berhasil memperbaiki kendala dalam sistem layanan kesehatan Obamacare dengan memahami akar permasalahannya dan bekerja sama dengan ahli yang sesuai.

Dalam menjalankan perubahan, penting untuk memahami bahwa tidak selalu tentang keindahan atau kesempurnaan, tetapi tentang mengatasi konflik dan mencapai hasil yang diinginkan. Dengan mengadopsi pendekatan ini, pemimpin dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam mengatasi gesekan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien dan produktif.

Strategi untuk Mengurangi Gesekan

Salah satu konsep kunci yang ditekankan oleh Sutton adalah perlunya mengubah pola pikir dalam organisasi. Para pemimpin perlu memandang diri mereka sebagai "pemimpin redaksi" yang bertugas mengurangi hal-hal yang tidak perlu atau mempersulit orang untuk menambahkannya. Dengan memprioritaskan pengurangan gesekan daripada penambahan fitur atau proses baru, organisasi dapat fokus pada mengurangi kompleksitas dan meningkatkan efisiensi.

Sutton menawarkan beberapa solusi konkret untuk mengurangi gesekan dalam organisasi. Salah satunya adalah melalui "permainan pengurangan", di mana karyawan diajak untuk menilai ulang kegiatan atau proses yang mereka lakukan secara rutin dan menghapus atau memodifikasinya sesuai kebutuhan. Contoh dari perusahaan Asana menunjukkan bahwa dengan mengurangi rapat-rapat yang dianggap kurang efisien, karyawan dapat mengurangi beban kerja mereka secara signifikan.

Selain itu, penting untuk mendesain ulang sistem dan aturan yang ada untuk mempersulit penambahan beban yang tidak perlu. Contohnya adalah langkah yang diambil oleh Laszlo Bock dari Google, yang mengatasi masalah kelebihan wawancara dalam proses rekrutmen dengan menerapkan aturan yang lebih sederhana dan jelas.

Kesimpulan dan Panggilan untuk Tindakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun