Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Kejujuran dan Ketulusan Ibu dalam Keterbatasan

25 Februari 2024   04:30 Diperbarui: 25 Februari 2024   06:38 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari cerita di atas, saya yakin teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan: "Terima kasih, ibu..!" Coba dipikir-pikir, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah dan ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu untuk berbincang dengan mereka?

Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan mereka yang kesepian di rumah.

Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan mereka. Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar dari orangtua kita? Apakah kita sudah memastikan bahwa mereka baik-baik saja dan bahagia?

Jangan biarkan kata "MENYESAL" menghantui kita di kemudian hari. Di waktu kita masih memiliki kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang terbaik. Berikan mereka cinta, perhatian, dan waktu yang layak mereka terima. Karena ketulusan dan pengorbanan mereka tak ternilai harganya.

Terima kasih, ibu, atas semua pengajaran dan inspirasi yang engkau berikan. Semoga kisahmu menjadi sumber kekuatan bagi kita semua dalam mengarungi bahtera kehidupan yang penuh dengan gelombang dan ombak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun