Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Songket Melayu Riau Sebuah Warisan Budaya yang Mengagumkan

17 Februari 2024   20:39 Diperbarui: 19 Februari 2024   16:31 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Kain songket, dengan kecantikan dan keanggunannya, telah menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia. Di antara ragam kain tenun Nusantara, Kain Songket Melayu Riau memperlihatkan keindahan dan kekayaan tradisi yang tak ternilai.

Diproduksi dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), kain songket bukan hanya sebuah pakaian formal, tetapi juga sebuah warisan budaya yang telah diakui oleh pemerintah sebagai Warisan Budaya Warisan Tak Benda (WATB) pada tahun 2018.

Sejarah Kain Songket Melayu Riau: Merajut Tradisi dan Kebanggaan

Kain songket telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Melayu Riau sejak zaman dahulu. Sejarahnya berkembang dari masa kekuasaan kesultanan, di mana kerajinan ini menjadi simbol keagungan dan kewibawaan bagi bangsawan dan keluarga kerajaan.

Wan Siti Binti Wan Karim, seorang pengrajin berbakat dari Trengganu, Malaysia, adalah salah satu tokoh awal yang memperkenalkan teknik tenun songket kepada masyarakat Riau. 

Perkembangannya terus dijaga dan diperkaya oleh tokoh seperti Tengku Maharatu, permaisuri Sultan Syarif Kasim II, yang melanjutkan perjuangan untuk meningkatkan kedudukan kaum perempuan melalui seni tenun.

Cerita sejarah ini memperlihatkan bagaimana kain songket bukan hanya sekadar barang yang dipakai, tetapi juga sebuah warisan budaya yang mengandung nilai-nilai historis dan kearifan lokal.

Penggunaan alat tradisional seperti "Kik" pada masa awal dan kemudian berkembang menjadi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) mencerminkan adaptasi dan inovasi dalam proses pembuatan kain songket. Ini menunjukkan betapa pentingnya untuk menjaga tradisi sambil tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Penggunaan benang sutera yang kemudian digantikan oleh benang katun juga mencerminkan perubahan dalam kondisi ekonomi dan ketersediaan bahan baku. Namun, keindahan dan keaslian kain songket tetap terjaga meskipun dengan bahan yang berbeda.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Makna dalam Setiap Motif: Kekayaan Filosofi di Balik Kain Songket

Motif-motif yang terdapat dalam Kain Tenun Songket Melayu Riau sungguh memikat dengan filosofi yang tersembunyi di balik keindahannya. 

Setiap motif memiliki keunikan dan kekhasannya sendiri, memberikan identitas yang kaya akan makna dan kearifan lokal bagi Kain Tenun Songket Riau. Berikut adalah beberapa motif beserta makna filosofisnya:

  • Motif Pucuk Rebung: Melambangkan kekuatan yang muncul dari dalam, menandakan potensi yang dimiliki seseorang atau sesuatu yang akan berkembang dengan indahnya.
  • Motif Awan Larat: Menggambarkan keabadian atau umur yang panjang, terinspirasi dari gerakan awan yang bergerak oleh angin.
  • Motif Lebah Bergayut: Merujuk pada rumah lebah madu yang menggantung, menggambarkan kesuburan dan keberlimpahan alam Riau.
  • Motif Siku Keluang: Melambangkan sikap dan tanggung jawab yang menjadi idaman dalam masyarakat Melayu Riau.
  • Motif Siku Awan: Menggambarkan budi pekerti, sopan santun, dan kelembutan akhlak yang menjadi asas utama dalam masyarakat Riau.
  • Motif Siku Tunggal: Menyiratkan sikap mengutamakan iman yang baik dan kerukunan antar sesama.
  • Motif Wajik Sempurna: Mencerminkan sifat Allah SWT yang maha pemurah.
  • Motif Daun Tunggal: Mengandung nilai-nilai keluhuran budi, keakraban, dan kedamaian.

Ragam Cara Pemakaian: Simbol Status dan Kepribadian

Pemakaian Kain Songket Laki-Laki Melayu tidak hanya sekadar tindakan memakai pakaian, tetapi juga sebuah pernyataan tentang status, pernikahan, dan bahkan kepribadian seseorang.

Pembagian berdasarkan panjang kain dan sisi lipatan memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana budaya dan tradisi tercermin dalam pemakaian pakaian tradisional.

Panjang kain sering kali menjadi penanda status dan posisi sosial seseorang. Dalam beberapa tradisi, panjang kain yang lebih panjang mungkin menandakan status yang lebih tinggi atau posisi yang lebih terhormat. Sebaliknya, panjang kain yang lebih pendek atau di atas lutut dapat mencerminkan status yang lebih rendah atau biasa.

Cara melipat kain songket juga bisa memiliki makna tersendiri. Lipatan yang khusus atau desain lipatan yang rumit bisa menandakan keahlian dan status seseorang. Lipatan yang rapi dan teratur juga dapat mencerminkan tata krama dan keanggunan.

Di sisi lain, beberapa lipatan yang lebih sederhana atau kasual mungkin menunjukkan sikap yang lebih santai atau kurang formal.

Cara pemakaian kain songket ini merupakan bagian integral dari warisan budaya Melayu dan menjadi bagian penting dari identitas dan tradisi masyarakat Melayu. Keunikan dalam cara memakainya tidak hanya menambah keindahan visual, tetapi juga mengandung makna dan nilai-nilai budaya yang mendalam.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Cara melipat kain songket juga bisa memiliki makna tersendiri. Lipatan yang khusus atau desain lipatan yang rumit bisa menandakan keahlian dan status seseorang. Lipatan yang rapi dan teratur juga dapat mencerminkan tata krama dan keanggunan.

Menjaga dan Melestarikan Warisan Budaya

Kain Songket Melayu Riau adalah salah satu dari banyak warisan budaya Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan. Di balik keindahannya, terdapat cerita-cerita panjang dan nilai-nilai yang memperkaya khazanah budaya bangsa.

Sebagai warga Indonesia, adalah tanggung jawab kita untuk menjaga dan memelihara kelestarian budaya bangsa ini. Dengan menghargai, merawat, dan mempromosikan warisan budaya seperti kain songket, kita turut memperkuat identitas dan keberagaman budaya Indonesia.

Dengan begitu, kain Songket Melayu Riau tidak hanya merupakan warisan budaya, tetapi juga sebuah cerminan dari keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia. Di balik setiap benang yang dipintal dengan penuh dedikasi, terdapat jejak-jejak sejarah dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Sebagai warga Indonesia, adalah tanggung jawab kita untuk menjaga dan memelihara kelestarian budaya bangsa. Dengan menghargai dan merawat tradisi seperti kain songket, kita tidak hanya melestarikan warisan nenek moyang, tetapi juga membangun jembatan antargenerasi dan menguatkan rasa persatuan di tengah keragaman.

Mari kita terus merajut kisah keindahan budaya Indonesia, satu benang demi satu benang, sehingga kain Songket Melayu Riau tetap berkibar sebagai simbol kebanggaan bangsa Indonesia, untuk selalu diwariskan kepada generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun