Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sepotong Hati yang Tertinggal di Seoul

13 Februari 2024   17:06 Diperbarui: 13 Februari 2024   17:18 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Ilustrasi, sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

"Apa yang terjadi sesungguhnya malam itu?" aku penasaran dengan apa yang terjadi.

"Apakah kamu benar-benar tidak sadar dengan apa yang terjadi? Tidak adakah sepotong ingatan akan malam itu?," cecar Ha-Yoon kepadaku.

"Malam itu kita sepakat untuk berpisah. Malam itu kita makan bersama di apartemenku, dan kita menikmati minuman soju, lalu aku tertidur dan ketika bangun, kamu sudah tidak ada lagi di apartemenku," terangku kepada Ha-Yoon.

"Ya, kamu terlalu banyak minum soju sehingga tak sadar diri. Aku pun berusaha memindahkanmu ke tempat tidur, tetapi kamu malah tak melepaskanku di ranjang, hingga terjadilah hal itu yang selama kita menjalin hubungan tidak pernah kita lakukan," Ha-Yoon terlihat menghela nafas panjang mengisahkan kejadian itu, dan aku pun terperanjat seakan tak percaya.

"Aku bingung dengan kejadian itu, rasanya ada sesal, tetapi aku bahagia telah menyerahkan tubuhku kepada lelaki yang aku cintai, tetapi tak mungkin kumiliki. Ketika aku sudah tenang, aku pun turun dari ranjang, dan pergi meninggalkan apartemenmu dalam kondisi kamu masih tertidur. Aku pun berjanji tidak akan mengusikmu dengan kejadian malam itu hingga kita tak sengaja bertemu di Incheon kemarin," walau masih lancar, mata Ha-Yoon terlihat sedikit berkaca-kaca.

Aku baru tersadar dengan kejadian ketika aku terbangun menjelang pagi di apartemenku dengan tanpa busana dan hanya berselimut seorang diri di ranjang. Aku tidak sadar telah melakukan sesuatu yang terlarang bersama Ha-Yoon dalam kondisi mabuk karena kebanyakan menegak soju.

Aku tak dapat berkata-kata, dadaku sesak, lima tahun aku tak menyadari apa yang terjadi di malam perpisahan kami. Jika kemarin di Incheon anak balita itu tidak menabrakku, mungkin aku tak akan tahu apa yang terjadi pada malam perpisahan dengan seorang wanita Korea yang menjadi kekasihku selama aku kuliah di Daejeon.

Malam perpisahan itu ternyata telah menyemai sebuah kehidupan bagi seorang anak bernama Dae-Hoon yang merupakan darah dagingku. Aku telah meninggalkan sepotong hati di Seoul dengan seorang wanita Korea bernama Ha-Yoon yang menjadi kekasihku saat aku kuliah S2 di negeri orang.

Selama kami menjalin hubungan asmara, hal yang tetap kami jaga dan tidak pernah kami lakukan dalam keadaan sadar, ternyata terjadi dalam keadaan aku tidak sadarkan diri karena terlalu banyak menegak soju.

Apa yang harus kuperbuat? Apakah aku akan menganggap Dae-Hoon hanyalah makhluk yang tiba-tiba ada di bumi? Padahal dia adalah darah dagingku? Bagaimana dengan keluargaku di Jakarta? Apakah aku harus mengungkapkannya kepada istriku yang telah memberiku seorang anak berusia 2 tahun?

Aku pun kehabisan kata-kata untuk mengungkapkannya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun