Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merangkai Keseimbangan Antara Sederhana dan Bermakna dalam Gaya Hidup Minimalis (Frugal Living)

28 Januari 2024   20:33 Diperbarui: 28 Januari 2024   20:33 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Koleksi Merza Gamal

Dalam merangkai keseimbangan antara hidup sederhana dan bermakna, kita dapat merenungi pandangan positif yang dihadirkan oleh gaya hidup minimalis atau frugal living. Inspirasi dari perjalanan Fumio Sasaki dan tauladan Rasulullah SAW membawa kita pada pemahaman mendalam tentang makna hidup yang sejati.

Pelajaran utama yang dapat kita ambil adalah betapa pentingnya hidup sederhana dan secukupnya. Konsep ini bukan hanya menjadi warisan dari masa lalu, tetapi juga sebuah panduan berharga bagi generasi masa kini. Fumio Sasaki dan Rasulullah SAW memberikan teladan bahwa hidup dengan sederhana bukanlah keterbatasan, melainkan sebuah pilihan bijak untuk melepaskan diri dari belenggu konsumtif.

Dalam menerapkan prinsip hidup sederhana, generasi masa kini dihadapkan pada kesempatan untuk membentuk karakter dan sikap yang lebih baik.

Kesadaran untuk memenuhi kebutuhan dengan bijak, menghindari kelebihan yang tidak perlu, dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti korupsi adalah langkah-langkah menuju pembentukan karakter yang kuat dan etis.

Lebih dari itu, hidup sederhana juga dapat menjadi kontribusi nyata terhadap kesejahteraan bersama. Dengan mengurangi kecenderungan konsumerisme berlebihan, kita tidak hanya memberdayakan diri sendiri, tetapi juga berpartisipasi dalam menciptakan masyarakat yang lebih berkeadilan dan berdaya.

Teladan sikap Rasulullah SAW memberikan inspirasi untuk menjadi hamba-Nya yang disayangi. Melalui kesederhanaan dan kecukupan, seseorang dapat meneladani nilai-nilai kebajikan dan kebijaksanaan yang diajarkan oleh Rasulullah.

Pelajaran dari Rasulullah SAW tersebut bukan hanya menjadi panduan spiritual, tetapi juga landasan untuk membentuk hubungan yang lebih baik dengan diri sendiri, sesama, dan Sang Pencipta.

Sebagai penutup, prinsip hidup sederhana bukanlah sekadar tren atau gaya hidup semata, melainkan panggilan untuk membangun fondasi kehidupan yang kuat, etis, dan penuh makna. Dengan mengambil pelajaran dari berbagai sumber, kita, generasi masa kini, dapat membentuk pola pikir dan perilaku yang positif untuk kebaikan bersama.

Dengan merangkai keseimbangan antara sederhana dan bermakna, kita mengukir jejak menuju kebahagiaan sejati dan kesejahteraan bersama.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun