Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pemikiran Keuangan Gen Z yang Pragmatis dan Pandangan Terhadap Ekonomi Halal

24 Januari 2024   17:21 Diperbarui: 24 Januari 2024   17:38 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
File Presentasi Merza Gamal, sumber: SGIE Report 

Generasi Z, yang juga dikenal sebagai GenZie, iGen, homelanders, atau post-millennials, memang menjadi fokus perhatian pemasar karena mereka merupakan kelompok yang tumbuh di era Revolusi Industri Keempat (IR 4.0) dan menghadapi tantangan besar seperti perubahan iklim, serangan siber, dan pandemi Covid-19.

Generasi Z, kaum muda yang tumbuh dalam era teknologi tinggi dan perubahan sosial yang cepat, tidak hanya membawa perubahan dalam tren budaya, tetapi juga memberikan dampak besar pada dunia keuangan.

Generasi Z memasuki dunia keuangan dengan pandangan yang pragmatis dan terbiasa dengan belajar dari pengalaman. Melihat tantangan ekonomi yang dihadapi orang tua mereka, kini mereka menjadi pengelola keuangan yang hati-hati, menilai risiko dan manfaat sebelum membuat keputusan finansial.

Pergeseran ini mencerminkan keinginan untuk stabilitas dan penghargaan terhadap fleksibilitas dalam mencari pekerjaan yang memberikan gaji yang stabil. Banyak influencer dan micro-influencer Gen Z secara global yang aktif membahas ekonomi halal, memberikan wawasan tentang kebiasaan belanja, tantangan, dan saran mereka.

Perspektif mereka yang beragam membantu industri untuk memahami dan mengevaluasi kebutuhan demografis yang berkembang. Gen Z dianggap sebagai pasar potensial untuk ekonomi halal/Islam, dengan 32% populasi yang dapat tertarik. Pemahaman teknologi, nilai-nilai etis, dan keberlanjutan membuat ekonomi ini sesuai dengan preferensi mereka.

Dengan populasi yang semakin meningkat, Generasi Z bukan hanya pasar potensial, tetapi juga kekuatan dalam mendorong perubahan di dalamnya. Kesadaran terhadap ekonomi halal, semula terfokus pada makanan, kini berkembang menjadi pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai Islam dan kesempatan di dalamnya.

Kemampuan teknologi Gen Z menjadikannya segmen pasar yang potensial untuk ekonomi halal, dan merek halal yang dapat memahami dan memenuhi nilai-nilai mereka memiliki peluang besar untuk sukses. Generasi Z, dengan ketajaman dan kecerdasannya, menuntut tingkat transparansi dan kejujuran yang tinggi dari merek halal.

Merek yang mampu memberikan gambaran yang jelas tentang nilai-nilai mereka, serta praktik bisnis yang etis, akan memenangkan kepercayaan Gen Z. Transparansi bukan hanya sebatas mempublikasikan informasi, tetapi juga mengenai keterbukaan terkait bahan baku, proses produksi, dan dampak lingkungan.

Kejujuran menjadi poin kunci dalam membina hubungan dengan Generasi Z. Merek halal yang tulus dalam menyampaikan informasi, baik itu tentang kualitas produk atau visi perusahaan, akan mendapatkan apresiasi dan loyalitas dari konsumen muda ini. Kejujuran juga mencakup keterbukaan dalam mengakui kesalahan dan keterlibatan aktif dalam perbaikan.

Kontribusi sosial menjadi elemen penting dalam perspektif Gen Z. Merek halal yang terlibat dalam isu-isu sosial dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat akan menjadi pilihan utama. Inisiatif keberlanjutan, dukungan terhadap pendidikan, atau program amal yang jelas dan terukur dapat meningkatkan citra merek halal di mata Generasi Z.

Penutup: Meningkatkan Daya Tarik dan Keterlibatan

Menghadapi gelombang Generasi Z yang dinamis, merek halal harus tidak hanya memahami nilai-nilai utama, tetapi juga berinovasi dalam cara mereka berinteraksi dan berkontribusi pada kehidupan konsumen muda ini.

File Merza Gamal, sumber: McKinsey & Company
File Merza Gamal, sumber: McKinsey & Company

Investasi dalam pemasaran yang relevan, terutama di media sosial, perlu melibatkan konten yang tidak hanya otentik dan personal, tetapi juga menonjolkan transparansi dan kejujuran. Menampilkan cerita di balik produk, proses produksi yang ramah lingkungan, dan dampak positif pada masyarakat adalah cara yang efektif untuk menarik perhatian dan membangun kepercayaan.

Selain itu, perusahaan halal dapat memperkuat hubungannya dengan Generasi Z dengan lebih aktif terlibat dalam isu-isu sosial yang mereka hargai. Inisiatif keberlanjutan yang terukur dan terlihat dapat menciptakan dampak positif, memperkuat ikatan merek dengan konsumen, dan meningkatkan daya tarik perusahaan dalam pikiran Generasi Z.

Dengan demikian, adaptasi terus-menerus terhadap perubahan nilai dan harapan Generasi Z, serta memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat dan lingkungan, akan membantu merek halal untuk tetap relevan dan berkelanjutan dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berkembang.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun