Dalam konteks perjalanan menuju pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia, debat Cawapres pada Ahad malam, 21 Januari 2024, memunculkan sorotan terkait isu lingkungan. Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, menyuarakan pentingnya taubat ekologis sebagai respons terhadap bencana ekologis yang semakin meluas.
Dalam pernyataannya, Cak Imin merujuk pada dua ajaran agama besar di Indonesia, Islam dan Nasrani, yang memberikan perspektif dan panggilan untuk menjaga ciptaan Allah.
Rujukan Al-Quran: Surah Ar-Rum Ayat 41
Surah Ar-Rum ayat 41 adalah salah satu ayat dalam Al-Quran yang memberikan pandangan Islam terkait lingkungan dan tanggung jawab manusia terhadap ciptaan Allah.
Surah Ar-Rum (Surah ke-30) adalah salah satu surah dalam Al-Quran yang membahas tentang kemenangan dan kekalahan umat manusia. Ayat 41 terletak di bagian surah yang menekankan atas tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.
Ayat 41 Surah Ar-Rum menyoroti dampak negatif perbuatan manusia terhadap lingkungan. Menurut tafsir, kerusakan di darat dan laut disebutkan sebagai konsekuensi langsung dari tindakan manusia yang tidak bijak dalam menjaga alam. Ayat ini menciptakan kesadaran akan tanggung jawab khalifah (pemimpin) manusia untuk memelihara bumi sebagai anugerah Allah.
Dalam konteks taubat ekologis, ayat ini menjadi panggilan untuk introspeksi dan perubahan perilaku. Umat Islam diingatkan untuk melakukan taubat ekologis dengan cara menjaga dan mengelola alam dengan bijak. Tanggung jawab sebagai khalifah bumi menuntut kesadaran akan dampak setiap tindakan terhadap lingkungan dan keberlanjutan ciptaan Allah.
Perspektif Nasrani: Ensiklik Laudato Si oleh Paus Fransiskus
Ensiklik Laudato Si, yang ditulis oleh Paus Fransiskus, merupakan kumpulan ajaran Gereja Katolik terkait lingkungan dan keberlanjutan.
Laudato Si dikeluarkan oleh Paus Fransiskus pada tahun 2015 dan merupakan dokumen yang membahas isu-isu lingkungan dari sudut pandang Katolik. Judul ensiklik ini diambil dari doa Santo Fransiskus, "Laudato Si, mi' Signore" (Diberkatilah Engkau, ya Tuhan), yang menekankan kesatuan dan penghargaan terhadap seluruh ciptaan Tuhan.
Paus Fransiskus menekankan bahwa kerusakan lingkungan adalah hasil dari dosa manusia dan disebutkan sebagai "dosakah kami terhadap rumah bersama kita." Dalam perspektif Nasrani, manusia dipandang sebagai pelindung dan penjaga ciptaan Tuhan, sehingga tindakan merusak alam dianggap sebagai ketidaksetiaan terhadap tugas ini.