Sebagai penggemar petualangan dan kekayaan budaya Nusantara, setiap langkah kaki saya terasa seperti menyusuri lembaran sejarah yang merentangkan budaya, seni, dan tradisi dari Sabang hingga Merauke.
Namun, bukan hanya panorama alam yang memukau, tetapi juga keunikan dan keindahan kain tenun dari berbagai suku yang menghiasi setiap daerah yang saya singgahi.
Perjalanan melangkah di berbagai daerah menjelajah Nusantara negeri tercinta ini, seiring usaha saya meresapi dan menggali keberagaman kain tenun khas berbagai suku adat. Dari Sabang sampai Merauke, setiap kain tenun membawa cerita tersendiri yang merajut sejarah setempat.
Wilayah yang benar-benar membuat saya terkesan adalah Nusa Tenggara, baik di Barat mau pun di Timur, di mana kekayaan motif dan keindahan warna kain tenun memukau mata dan hati yang mempunyai nilai seni dan budaya yang tinggi serta khas di masing-masing suku dan adat istiadat.
Di berbagai suku Nusa Tenggara, menenun bukan hanya sekadar seni, melainkan juga sebuah kewajiban bagi perempuan. Melalui setiap jarum rajut, para perempuan ini membentuk sejarah, nilai-nilai, dan identitas suku mereka. Kewajiban menenun menjadi medium untuk merajut solidaritas perempuan, menggambarkan kekuatan, kelembutan, dan ketekunan yang melekat pada setiap kain tenun.
Menjelahi Motif-Motif Kain Tenun Nusa Tenggara Barat (NTB)
Sebelum kita memahami kekayaan budaya kain tenun di Nusa Tenggara Barat, kita dapat menelusuri motif-motif yang menjadi ciri khas di wilayah ini. Dari suku Sasak di Lombok hingga Sumbawa dan Bima, setiap suku adat memiliki warisan seni tenun yang memukau dan mencerminkan keberagaman budaya dan tradisi.
Berikut adalah gambaran yang membawa kita lebih dekat ke dalam keindahan kain tenun dari setiap suku di Nusa Tenggara Barat.
1. Sasak: Elegansi dalam Setiap Jarum Rajut
Suku Sasak di NTB mengukir kisah elegan melalui kain tenun mereka. Setiap motif "Ende" menjadi jendela kehidupan sehari-hari yang dipadukan dengan sentuhan kesopanan dan keanggunan.
Motif "Ende" adalah sebuah penuturan visual tentang kehidupan sehari-hari suku Sasak. Menggunakan warna-warna yang lembut, kain tenun ini merincikan adegan-adegan kehidupan seperti pertanian, keseharian di desa, dan kebersamaan dalam pernikahan. Setiap helai kain menjadi seperti halaman buku cerita yang merefleksikan norma dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Sasak.
2. Sumbawa: Kain Tenun dari Pohon Lontar
Sumbawa mempersembahkan kain tenun sebagai karya seni dari pohon lontar. Motif kepala burung dan binatang laut menjadi gambaran harmoni alam yang melibatkan keterampilan tinggi dalam pemilihan warna dan pola.
3. Bima: Simplicity Speaks Volumes
Bima, dengan keberagaman etnisnya, memperlihatkan keindahan dalam kesederhanaan. Motif bunga dan pola geometris menceritakan kehidupan yang sederhana namun penuh makna filosofis.