Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membangun Masjid Sebagai Pusat Pemberdayaan Ekonomi & Kesejahteraan Umat

26 Desember 2023   17:00 Diperbarui: 26 Desember 2023   17:11 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masjid, sebuah tempat sujud yang menjadi pusat spiritual umat Islam, memiliki potensi luar biasa untuk menjelma menjadi pangkalan pemberdayaan masyarakat yang lebih luas. Sayangnya, dalam beberapa kasus, kemegahan fisik bangunan masjid tidak selalu sejalan dengan kesejahteraan jamaah.

Bagaimana jika masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah ritual, tetapi juga pusat pengembangan pendidikan, ekonomi, dan kegiatan sosial? Inilah yang telah dicapai oleh beberapa masjid, termasuk Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ), sebuah contoh gemilang dalam menggabungkan fungsi spiritual dan sosial.

Masjid, yang berasal dari bahasa Arab yang artinya suatu tempat sujud, telah menjadi jantung kehidupan umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW. Awalnya, masjid bukan hanya tempat ibadah ritual, tetapi juga pusat kegiatan umat, mencakup pemerintahan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Sayangnya, perkembangan masjid dewasa ini sering kali hanya terfokus pada arsitektur megah, tanpa memastikan kesejahteraan jamaahnya.

Muktamar "Risatul Masjid" di Makkah pada tahun 1975 memberikan pedoman bahwa masjid yang berfungsi dengan baik tidak hanya memiliki ruang shalat yang memenuhi standar kesehatan, tetapi juga ruang khusus untuk wanita, ruang pertemuan, perpustakaan, poliklinik, dan area untuk kegiatan remaja. Ini menciptakan visi bahwa masjid harus menjadi pusat pemberdayaan umat dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, masjid dapat menjadi motor penggerak perubahan sosial dan ekonomi. Penggunaan ajaran Islam sebagai panduan untuk kegiatan ekonomi dapat membentuk mekanisme yang mendorong perubahan positif dan peningkatan motivasi dalam berusaha. Dua lembaga utama yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan ini adalah koperasi dan Baitul Maal wat Tamwil (BMT), yang berlandaskan prinsip ekonomi syariah Islam.

Kisah Keberhasilan Masjid Raya Bintaro Jaya

Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) dibangun pada tahun 1997 oleh PT. Jaya Real Property. MRBJ telah menjadi teladan dalam mengintegrasikan lima pilar utama, yaitu wakaf, pendidikan, dakwah, sosial, dan pemberdayaan ekonomi syariah. Dalam pengelolaannya, MRBJ telah meraih berbagai penghargaan dari Dewan Masjid Indonesia, menempatkannya sebagai masjid terbaik tingkat nasional dalam kategori Pemberdayaan Ekonomi dan Kewirausahaan.

Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) memperlihatkan bahwa masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan ekonomi syariah dan kepedulian lingkungan. Beberapa inisiatif dan program yang telah diterapkan oleh masjid ini melibatkan jamaah dalam upaya pemberdayaan ekonomi, sosial, dan pelestarian lingkungan.

1. Zona Muamalah dan Foodcourt sebagai Pemberdayaan Ekonomi Syariah:

  • Struktur Organisasi: MRBJ memiliki Badan Usaha Milik Masjid (BUMM) dengan embrio Pilar Muamalah. Seluruh keuntungan dari BUMM dialokasikan untuk operasional masjid dan penunjang dakwah.
  • Zona Muamalah: Didirikan sebagai wadah bagi jamaah, terutama generasi milenial dan Genzie, untuk mendekatkan diri dengan masjid. Inisiatif ini mencakup Kopi Sepanjang Waktu, Dapur Rumah, dan Foodcourt. Foodcourt tersebut tidak hanya menyediakan makanan tetapi juga sebagai sarana menjelang ibadah berjamaah saat adzan berkumandang.

Zona Muamalah (Creative Hub) Masjid Raya Bintaro Jaya. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Zona Muamalah (Creative Hub) Masjid Raya Bintaro Jaya. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

2. Pemberdayaan Ekonomi Melalui Bank Infaq dan Pasar Amal:

  • Model Bank Infaq: MRBJ mendirikan Bank Infaq sebagai solusi alternatif untuk memberikan pinjaman tanpa riba. Skema ini memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan pinjaman mendesak tanpa beban bunga atau biaya tambahan.
  • Kebijakan Pinjaman Tanpa Riba: Bank Infaq memberikan pinjaman tanpa riba, sehingga jumlah yang dipinjamkan sama dengan jumlah yang harus dikembalikan. Ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dalam mengatasi kebutuhan mendesak.
  • Pasar Amal: Merupakan inisiatif forum jamaah Masjid Raya Bintaro Jaya untuk menggali dana tambahan buat operasional masjid. Barang-barang yang dijual di Pasar Amal merupakan hasil sedekah atau sumbangan dari para jamaah dan masyarakat umum yang masih layak pakai dan layak jual. Harga jual barang sangat murah untuk membantu masyarakat memiliki barang-barang yang dibutuhkan

Pasar Amal Masjid Raya Bintaro Jaya menjual barang branded second dengan harga sangat murah. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Pasar Amal Masjid Raya Bintaro Jaya menjual barang branded second dengan harga sangat murah. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

3. Kepekaan Lingkungan dan Program Sedekah Sampah:

  • Agent of Change: MRBJ tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai agen perubahan dalam membangun kesadaran lingkungan. Program Gerakan Sedekah Sampah menjadi bukti nyata kepedulian masjid terhadap pelestarian lingkungan berkelanjutan.
  • Kolaborasi dan Inovasi: MRBJ bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL), United Nation Development Programme (UNDP), dan Coca-cola Europacific Partners. Kolaborasi ini mendukung misi Gerakan Sedekah Sampah dan program ramah lingkungan lainnya. "Masjid berpotensi sebagai agent of change jemaah dan masyarakat sekitar secara langsung untuk memilah sampah dari rumah untuk disedekahkan melalui masjid".
  • Berbagai Program Ramah Lingkungan: MRBJ juga mengembangkan program ramah lingkungan lainnya, mulai dari penghematan air wudu, pembuatan sumur resapan, penggunaan panel surya, hingga penghijauan lingkungan masjid. Sebagai tempat ibadah dan pusat pendidikan umat Islam, Masjid Raya Bintaro Jaya membantu mengatasi masalah keumatan, termasuk membantu mengatasi masalah-masalah lingkungan hidup.

Program Eco Masjid Raya Bintao Jaya. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Program Eco Masjid Raya Bintao Jaya. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

4. Peran Aktif dalam Pemberdayaan Umat:

  • Pendidikan dan Pemberdayaan: MRBJ tidak hanya memberikan pelayanan ibadah tetapi juga aktif dalam memberikan pendidikan dan pemberdayaan kepada jamaah. Program-program ini mencakup bidang ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan sosial.

Melalui berbagai inisiatif ini, MRBJ menjelma menjadi contoh sukses tentang bagaimana sebuah masjid dapat menjadi pusat pemberdayaan ekonomi syariah dan agen perubahan dalam isu lingkungan. Keterlibatan aktif jamaah dan dukungan dari berbagai pihak membuktikan bahwa masjid memiliki peran strategis dalam menciptakan dampak positif di masyarakat secara holistik.

Tantangan dan Harapan Fungsi Masjid dalam Konteks Global

Pada saat ini, banyak masjid dibangun setiap tahunnya, baik oleh masyarakat secara bersama-sama, atau pun organisasi-organisasi kemasyarakatan, serta oleh pemerintah sendiri.

Sayangnya, keindahan dan kemegahan bangunan masjid yang tersebar di berbagai penjuru negeri tidak selalu mencerminkan tingkat kesejahteraan para jamaahnya. Terkadang, biaya pemeliharaan masjid tersebut malah dilakukan dengan meminta-minta di pinggir jalan, yang ironisnya dapat menurunkan citra umat Islam secara keseluruhan.

Dalam Muktamar "Risatul Masjid" pada tahun 1975 di Makkah telah disepakati bahwa fungsi masjid tidak hanya terbatas pada peribadatan vertikal, tetapi juga peribadahan dalam dimensi horizontal, mencakup aspek pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Dengan demikian, fungsi masjid sebagai tempat sujud tidak hanya dalam arti sempit, tetapi juga sebagai tempat beribadah kepada Allah yang melibatkan seluruh dimensi kehidupan. Pengembangan fungsi-fungsi ini menjadi penting untuk mengangkat martabat umat Islam dan memastikan bahwa masjid bukan hanya megah secara fisik, tetapi juga kaya dalam fungsi-fungsi yang dapat meningkatkan kesejahteraan umat.

Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui fungsi masjid sebagai pusat pemberdayaan membutuhkan kerjasama antara pihak masjid, pemerintah, dan masyarakat. Dengan menjadikan masjid sebagai tempat yang tidak hanya mengajarkan ibadah ritual tetapi juga mengembangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih berdaya dan sejahtera secara holistik.

Masjid bisa menjadi pusat ekonomi jamaah dan kesejahteraan umat. Sumber gambar: Koleksi Merza Gamal
Masjid bisa menjadi pusat ekonomi jamaah dan kesejahteraan umat. Sumber gambar: Koleksi Merza Gamal

Masjid bukan hanya tempat sujud, tetapi juga pangkalan perubahan positif dalam kehidupan umat Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun