Bacaan Al-Qur'an yang engkau ajarkan padaku bukan hanya kata-kata di atas kertas. Ia menjadi petunjuk dalam mengarungi kehidupan. Ayat-ayat itu menyulut semangat hidupmu yang berkobar, membakar jiwa-jiwa di sekitarmu. Lantas saja ayat-ayat itu seperti berkumandang, mengalun perlahan menelusup ke lubang telinga dan memenuhi rongga dada.
Engkau tak lewatkan sedetikpun untuk mendoakan kebahagiaan dunia dan akhirat bagi anak-anak, menantu, cucu, hingga cicit-cicitmu.
Saat ini, di tengah ketidaksempurnaan hidupku, aku menyadari kehebatanmu, Ibu. Karirku mungkin tak setinggi milikmu, namun aku tak sanggup menyamai dedikasi dan perhatianmu. Maafkan aku Ibu, yang tak mampu membalas kasih sayangmu sepenuhnya.
Akhir kata:Â
Peluk Kasih Ibu di Balik Waktu yang Tak Mungkin Kembali adalah kisah yang merangkai kenangan dan harapan, diiringi oleh rindu yang teramat mendalam, menciptakan narasi yang menggugah dan penuh makna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H