Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Serial Aktivitas Ekonomi Syariah: Zakat sebagai Sarana Distribusi Kesejahteraan

15 Desember 2023   07:59 Diperbarui: 15 Desember 2023   08:11 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Zakat, sebagai kewajiban ekonomi dalam Islam, memiliki peran yang sentral dalam menjaga keadilan sosial dan ekonomi.

Al Quran dengan tegas menyatakan kewajiban zakat, dan penyebutan kata "zakat" muncul sebanyak 30 kali, seringkali beriringan dengan perintah sholat. Keterkaitan ini menciptakan hubungan harmonis antara dimensi ibadah kepada Allah dan ibadah sosial kepada sesama manusia.

Dalam Al Quran, zakat juga disebut dengan beberapa istilah, termasuk shadaqah, haq, nafaqah, dan afuw. Penting untuk memahami perbedaan penggunaan istilah ini, di mana "zakat" digunakan untuk shadaqah wajib, sementara "sedekah" untuk shadaqah sunah.

Harta yang dikeluarkan untuk zakat memiliki tujuan suci, yakni mensucikan diri dan menyuburkan harta, menunjukkan kebenaran iman.

Zakat bukan hanya ibadah individual; ini adalah manifestasi gotong-royong antara orang kaya dan fakir miskin. Dalam ajaran Islam, zakat dianggap sebagai pembeda antara keislaman dan kekafiran, antara keimanan dan kemunafikan, serta antara ketaqwaan dan kedurhakaan.

Dalam konteks ekonomi, zakat bukan sekadar redistribusi kekayaan, tetapi juga solusi alternatif terhadap riba. Al Quran secara tegas menghapuskan berkah riba dan menyuburkan berkah sedekah.

Dalam pandangan Islam, kekayaan tidak boleh hanya terkonsentrasi pada kelompok tertentu, dan zakat menjadi instrumen untuk mewujudkan pemerataan keadilan. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa implementasi zakat belum sepenuhnya memenuhi potensinya.

Penerimaan zakat oleh Badan Amil Zakat (BAZ) masih rendah, sebagian karena kurangnya pengetahuan agama dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut. Masyarakat lebih cenderung menyalurkan zakat secara langsung, mengakibatkan zakat lebih berperan sebagai bantuan konsumtif sementara.

Pentingnya mengubah paradigma pendayagunaan zakat menjadi lebih profesional muncul sebagai solusi. Zakat harus lebih dari sekadar bantuan konsumtif; itu harus menjadi alat untuk memberdayakan masyarakat melalui pengembangan industri kecil dan mikro. Dana zakat harus digunakan untuk memberikan pelatihan, peralatan, dan dukungan materi agar masyarakat miskin dapat berdikari.

Zakat, infaq, dan sadaqah tidak hanya ada dalam ajaran Islam tetapi juga dalam agama-agama lain, seperti Hindu, Buddha, dan Kristen. Namun, ajaran Islam menekankan bahwa zakat bukan sekadar belas kasihan; itu adalah amanah yang harus dipenuhi oleh si kaya. Pembayaran zakat, menurut Rasulullah, tidak akan mengurangi kekayaan seseorang.

Pengelolaan zakat yang baik dapat menciptakan lingkungan sosio-ekonomi yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi yang berkelanjutan. Peran lembaga publik, yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat, diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan zakat.

Dengan implementasi yang baik, zakat memiliki potensi untuk menjadi instrumen yang efektif dalam mencapai keadilan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Dengan pendekatan yang profesional, zakat dapat menjadi pendorong utama untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang berkelanjutan, berdikari, dan adil.

Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi syariah yang mencita-citakan distribusi kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat, mengurangi ketidaksetaraan, dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Dengan demikian, zakat bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun