Sebelum terjadinya krisis multi dimensi pada tahun 1997-1998, para pakar ekonomi kapitalis yakin bahwa pertumbuhan ekonomi akan memperbesar "kue ekonomi," sehingga setiap orang akan memperoleh lebih banyak bagian.
Namun, seiring dengan waktu, kerusakan terhadap sistem pendukung kehidupan dan pemanfaatan sumber daya tanpa memperhitungkan dampaknya telah menggerogoti nilai-nilai dalam hubungan keluarga dan masyarakat.
Tantangan Distribusi Kesejahteraan
Menurut Korten (2002), kejar setoran tanpa henti terhadap pertumbuhan ekonomi telah memperparah persaingan sumber daya dan memperlebar jurang antara yang kaya dan yang miskin.
Pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dianggap sebagai pertambahan kekayaan dan kesejahteraan masyarakat. Namun, pandangan ini tidak memperhitungkan efek terhadap modal hidup, keseluruhan modal manusia, sosial, dan kelembagaan yang mendukung kehidupan dan peradaban.
Dalam menjawab tantangan ini, perlu ditekankan bahwa setiap perekonomian dapat dikatakan mencapai efisiensi optimal apabila menggunakan seluruh potensi sumber daya manusia dan materi secara bijaksana. Namun, efisiensi ini harus beriringan dengan stabilitas ekonomi yang baik dan pertumbuhan berkesinambungan tanpa menimbulkan ketidakseimbangan sosial yang berkepanjangan.
Perspektif Kesejahteraan dan Keadilan
Menurut Chapra (2000), keadilan menjadi kunci untuk mencapai kesejahteraan dan pertumbuhan yang optimal. Keadilan dalam distribusi barang dan jasa harus memastikan bahwa kebutuhan semua individu terpenuhi secara memadai, dan distribusi pendapatan dan kekayaan dilakukan secara adil. Keadilan bukan hanya meningkatkan kedamaian dan solidaritas sosial, tetapi juga mendorong insentif bagi upaya dan inovasi yang lebih besar.
Keadilan dalam konsep Qardhawi (1994) adalah keseimbangan antara potensi individu, baik moral maupun material, antara individu dengan masyarakat, dan antara komunitas dengan komunitas. Ini tidak berarti persamaan mutlak, melainkan penyesuaian antara kesamaan dan perbedaan sesuai dengan batas-batas persamaan dan kemiripan kondisi.
Sistem Ekonomi Islam sebagai Solusi
Dalam upaya mencapai keseimbangan dan kesejahteraan, sistem ekonomi Islam muncul sebagai alternatif yang menjanjikan. Sistem ini menekankan keseimbangan dan keadilan antara hak-hak individu dan hak-hak kolektif masyarakat. Keseimbangan ini tercermin dalam nilai-nilai Islam yang mengakui perbedaan dan keterkaitan antar unsur kehidupan.
Namun, untuk merealisasikan keseimbangan ini, dibutuhkan lingkungan moral dan etika yang baik. Pasar yang sehat membutuhkan kesadaran pesertanya untuk menjatuhkan sanksi terhadap perilaku yang tidak menghormati hak orang lain. Meskipun keimanan memegang peran penting, negara juga harus berperan sebagai pelengkap dengan peran hukum dan insentif yang tepat.
Pusaran Ekonomi yang Menyejahterakan
Dalam memahami pusaran kompleksitas ekonomi, penting untuk merenungkan peran kesadaran, etika, dan tindakan nyata sebagai elemen-elemen kunci yang dapat membawa kita menuju keseimbangan dan kesejahteraan yang dicari. Kesadaran akan implikasi ekonomi, etika dalam pengambilan keputusan, dan tindakan nyata untuk mencapai keseimbangan menjadi fondasi penting untuk mengorientasikan ekonomi menuju hasil yang lebih adil dan berkelanjutan.
- Kesadaran Ekonomi:Â Memahami dampak setiap tindakan ekonomi adalah langkah awal menuju pusaran ekonomi yang menyejahterakan. Kesadaran ini mencakup pemahaman tentang bagaimana keputusan ekonomi individu dan kelompok dapat mempengaruhi distribusi kesejahteraan. Pendidikan ekonomi yang mencakup aspek moral dan sosial menjadi kunci untuk membentuk kesadaran ini.
- Etika dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi: Etika memainkan peran utama dalam membentuk landasan keputusan ekonomi. Pembuat kebijakan, pelaku bisnis, dan masyarakat umum perlu mengintegrasikan prinsip-prinsip etika dalam keputusan ekonomi mereka. Hal ini melibatkan pertimbangan dampak sosial, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat dalam setiap langkah keputusan.
- Tindakan Nyata untuk Keseimbangan dan Kesejahteraan: Kesadaran dan etika harus diikuti oleh tindakan nyata. Pelibatan aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk peran proaktif negara, menjadi krusial. Inisiatif untuk menciptakan kebijakan yang mendukung distribusi kesejahteraan yang lebih merata, mendukung pelaku usaha kecil, dan mengatasi kesenjangan ekonomi perlu diambil. Peran masyarakat sipil juga krusial dalam memastikan tanggung jawab sosial korporasi dan transparansi dalam kebijakan ekonomi.
Mengakhiri Pencarian Keseimbangan
Dalam mengejar distribusi kesejahteraan, terutama di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah, Sistem Ekonomi Islam memberikan pandangan baru dan solusi konkret. Hal ini melibatkan:
- Implementasi Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam:Â Sistem Ekonomi Islam menekankan prinsip keseimbangan antara hak-hak individu dan hak-hak kolektif. Prinsip-prinsip seperti keadilan distributif, keberlanjutan, dan kepedulian sosial menjadi panduan utama dalam setiap aspek ekonomi.
- Partisipasi Aktif Masyarakat: Masyarakat perlu terlibat aktif dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Islam. Ini mencakup mendukung usaha-usaha yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, mendesak pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang mendukung inklusivitas ekonomi, dan memastikan adanya tanggung jawab sosial dalam bisnis dan investasi.
- Peran Komplementer Negara: Negara memegang peran penting sebagai pelengkap. Pembentukan dan penegakan regulasi yang adil, penyediaan infrastruktur ekonomi yang merata, dan pemastian keadilan distribusi menjadi tanggung jawab negara dalam mewujudkan ekonomi yang lebih seimbang.
Pemahaman bahwa kesadaran, etika, dan tindakan nyata merupakan pilar utama dalam pusaran ekonomi yang menyejahterakan membuka jalan bagi implementasi Sistem Ekonomi Islam sebagai alternatif yang berkelanjutan dan adil.Â
Transformasi ini memerlukan kolaborasi antara individu, masyarakat, dan negara untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang memperhatikan nilai-nilai moral dan kesejahteraan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H