Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menyelami Hakikat Persiapan Pensiun: Bukan Hanya Sekadar Tabungan, Investasi, dan Bisnis Baru

28 November 2023   07:02 Diperbarui: 30 November 2023   07:41 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pensiun, sebuah kata yang sering dikaitkan dengan kebebasan, namun juga seringkali menjadi sumber kekhawatiran. Dalam perjalanan menuju pensiun, kita sering diperhadapkan pada tantangan yang lebih dalam daripada sekadar angka-angka di rekening bank.

Semakin banyak orang yang memandang pensiun sebagai masa depan yang cerah, terutama dengan keyakinan bahwa dana pensiun yang terkumpul akan menjadi jaminan kebahagiaan di hari tua.

Namun, melalui kisah-kisah kenalan saya yang telah mengarungi masa pensiun, terungkap bahwa persiapan ini adalah perjalanan kompleks yang tidak hanya berkutat pada aspek finansial, tetapi juga menggali kedalaman emosional dan psikologis.

Dana Pensiun Bukan Satu-satunya Kunci Kebahagiaan

Kisah seorang teman, yang meski memiliki tabungan pensiun berlimpah, menunjukkan bahwa keberlimpahan finansial belum tentu menghasilkan kebahagiaan yang sejati. Setelah pensiun, dia merasakan kekosongan dan kehilangan identitas yang selama ini terkait dengan pekerjaannya.

Satu perjalanan hidup pensiun yang memberikan kita gambaran tentang kompleksitas adalah cerita tentang "Post Power Syndrome". Kehilangan jabatan atau kekuasaan dapat meruntuhkan harga diri seseorang, menciptakan pergolakan batin yang mungkin tidak diantisipasi sebelumnya.

Kondisi ini menekankan bahwa persiapan pensiun harus mencakup kesiapan mental untuk menghadapi perubahan identitas dan peran dalam masyarakat. Post Power Syndrome merupakan sebuah tantangan psikologis yang muncul ketika seseorang kehilangan kekuasaan atau jabatan.

Jalinan Sosial dan Kedermawanan

Pengalaman lain menggambarkan kebijaksanaan dalam menjalin hubungan sosial dan praktik kedermawanan. Seorang kolega yang selalu murah hati dan membantu sesama, tidak hanya mendapatkan dukungan finansial ketika memasuki masa pensiun, tetapi juga membangun jaringan sosial yang kuat.

Kedermawanan yang dilakukannya selama bertahun-tahun menjadi investasi sosial yang kini memberikan manfaat besar.

Selain itu, pentingnya memelihara rasa syukur dan melihat kembali perjalanan hidup dengan pandangan positif, meskipun dihadapkan pada tantangan, merupakan kunci untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional. Rasa syukur menjadi pilar yang kokoh di tengah ketidakpastian dan perubahan.

Diversifikasi Persiapan Pensiun

Ketika kita bercermin pada kisah-kisah ini, tergambar bahwa persiapan pensiun melibatkan lebih dari sekadar dana. Mengembangkan bisnis baru atau mengelola dana pensiun dengan bijak hanya sebagian kecil dari persiapan ini.

Sebuah pelajaran berharga datang dari kisah seorang kenalan yang, meskipun memiliki deposito gemuk, harus merasakan pahitnya realitas bahwa keberhasilan bisnis tidak dapat diukur dengan cepat.

Pengalaman kenalan tersebut sangat menyentuh hati, meski telah menciptakan bisnis baru dengan modal deposito yang gemuk, namun harus menghadapi realitas keras bahwa keberhasilan bisnis tidak datang dengan cepat. Dalam perjalanannya, aset satu per satu terpaksa dijual untuk menopang bisnis yang belum kunjung memberikan hasil.

Memulai bisnis baru setelah pensiun bisa menjadi tantangan besar, dan melihat deposito yang dulu seakan tak terbatas harus dilepas satu per satu untuk menopang bisnis yang masih mengalami tantangan adalah proses yang mengajarkan kita tentang sabar dan ketekunan.

Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa diversifikasi bukan hanya konsep yang berlaku untuk portofolio finansial, melainkan juga untuk persiapan pensiun secara keseluruhan. Menyadari keberagaman dalam bidang emosional, sosial, dan spiritual dapat memberikan landasan kokoh untuk menjalani masa pensiun yang bermakna.

Hindari Kesombongan dan Bangun Rasa Syukur

Penting untuk menyadari bahwa kesombongan di masa kejayaan karier dapat menjadi bumerang di masa pensiun. Kisah seorang teman yang mendapati dukungan semakin menyusut setelah kehilangan jabatan menjadi cerminan pentingnya menjaga sikap rendah hati.

Kisah tentang pentingnya menjaga hubungan sosial tidak hanya menjadi kisah indah belaka, melainkan menjadi penguat bahwa investasi jangka panjang dalam hubungan dapat menjadi penopang yang kuat di masa sulit. Memberikan lebih banyak dari yang diharapkan selama karier adalah modal sosial yang dapat kita manfaatkan di hari tua.

Keberhasilan di masa lalu bukan jaminan bahwa kita akan diterima dengan tangan terbuka saat kita membutuhkan bantuan.

Melalui kisah-kisah nyata yang telah kita telusuri, terlihat bahwa persiapan pensiun tidak boleh hanya fokus pada aspek finansial, melainkan juga menuntut kesiapan mental dan emosional. Sehingga, melalui pengalaman-pengalaman ini, kita diingatkan bahwa persiapan pensiun bukan hanya sekadar mengejar angka-angka di rekening bank.

Penutup: Membangun Masa Pensiun yang Berarti dan Seimbang

Dalam merinci perjalanan persiapan pensiun, kita tidak bisa hanya memandangnya sebagai sekedar menyiapkan keuangan untuk masa tua. Persiapan pensiun adalah seni meramu kehidupan yang seimbang, melibatkan aspek-aspek tak terpisahkan dari kesehatan mental, fisik, dan keuangan.

Kisah-kisah nyata yang telah kita telusuri mengajarkan kita bahwa keberhasilan bisnis tidak selalu secepat pertumbuhan deposito, dan kehilangan jabatan dapat menjadi tantangan besar yang membutuhkan ketahanan mental. Persiapan pensiun adalah panggung untuk membangun keseimbangan di segala lapisan kehidupan.

Penting untuk tidak hanya melihat pada rekening bank yang melimpah, tetapi juga pada ketenangan batin yang kita bawa masuk ke fase pensiun.

Menjaga kesehatan mental, seperti mengatasi "Post Power Syndrome," adalah bagian integral dari persiapan holistik yang akan membawa kita melewati perubahan peran dengan kepala tegak dan hati penuh kebijaksanaan.

Dan tentu saja, kesehatan fisik tidak boleh diabaikan. Membangun kebiasaan hidup sehat, menjaga pola makan, dan berolahraga secara teratur adalah investasi jangka panjang untuk memastikan masa tua yang aktif dan bugar. Kesehatan fisik yang baik adalah pondasi bagi kesejahteraan secara keseluruhan.

Sebagai seseorang yang cerdas dan bijak, mari bersama-sama merenung tentang kisah-kisah inspiratif ini. Persiapan pensiun bukanlah hanya soal menghitung dana, tetapi juga tentang merangkai kehidupan yang penuh makna dan harmonis.

Ketika kita berusaha untuk menjalani masa pensiun dengan keseimbangan finansial, kesehatan mental, dan fisik, kita sedang membangun fondasi untuk menghadapi hari tua dengan keberanian dan kebijaksanaan.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Jadi, mari bersama-sama menghadapi masa pensiun dengan sikap terbuka, siap menghadapi tantangan, dan merangkul keberagaman kehidupan. Keseimbangan adalah kunci, dan dengan persiapan yang tepat, kita dapat membentuk masa tua yang tidak hanya mapan secara finansial, tetapi juga kaya makna dan kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun