Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ada Apa dengan Kesehatan Mental Anak Muda di Kompasianival?

26 November 2023   07:36 Diperbarui: 26 November 2023   07:45 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan mental anak muda, terutama Generasi Z, telah menjadi sorotan di era pasca-pandemi COVID-19 yang penuh tantangan. Sebuah eksplorasi mendalam terhadap permasalahan ini menyoroti dampak signifikan dari pertumbuhan mereka dalam era media sosial dan teknologi yang terus berkembang.

Media Sosial sebagai Katalisator Dampak Negatif. 

Sebagai generasi yang tumbuh di tengah lautan informasi digital, Generasi Z mengalami dampak yang kompleks dari media sosial. Laporan dari The New York Times mencatat bahwa platform-platform ini dapat memperburuk ketidakamanan diri dan konflik yang muncul selama masa remaja. Pembandingan sosial yang intens, fenomena cyberbullying, dan eksposur terhadap konten berpotensi merugikan menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh anak muda.

Penting untuk menyadari bahwa penggunaan berlebihan internet juga menjadi masalah serius selama pandemi, dengan dampak yang mencapai aspek kualitas hidup dan kesehatan mental. Oleh karena itu, pemahaman batasan penggunaan teknologi dan kampanye kesadaran tentang dampak kesehatan mental dari penggunaan berlebihan internet menjadi krusial.

Survei terbaru yang dilaporkan oleh CNN mengungkapkan bahwa Generasi Z menghadapi tingkat stres, kesepian, dan kecemasan yang lebih tinggi daripada generasi sebelumnya. Tidak hanya mereka dihadapkan pada tekanan sehari-hari yang melibatkan tuntutan akademis dan hubungan sosial, tetapi juga dihadapkan pada tantangan besar seperti ketidakpastian masa depan dan dampak pandemi COVID-19.

Pendidikan, yang merupakan pilar penting dalam perkembangan anak-anak dan remaja, mengalami goncangan serius selama pandemi. Harold Koplewicz dari Child Mind Institute menyoroti isu hilangnya dua tahun sekolah dan interaksi sosial. Dalam konteks ini, ada kebutuhan mendesak untuk dukungan khusus dalam hal pendidikan dan pengembangan keterampilan psikososial untuk membantu anak muda mengatasi tantangan ini.

Langkah Konkret dan Solusi Kompasianival 2023

Dalam acara Kompasianival 2023 "Sustaination," Psikolog Hayinah Ipmawati dan Co-Founder Menjadi Manusia Adam Abednego menjadi narasumber yang membahas kesadaran kesehatan mental anak muda, meskipun tinggi, memiliki sisi positif dan negatif.

Mereka menyoroti pentingnya mengenal diri sendiri sebagai langkah untuk mengurangi dampak negatif. Workshop "Mini Support Group: No More Toxic" yang dipandu oleh Hayinah Ipmawati menjadi salah satu solusi nyata yang memberikan peserta ruang untuk berbagi, mendukung, dan membangun pemahaman kolektif.

Menambahkan dimensi pada diskusi, Adam Abednego membawa perhatian pada glorifikasi kesuksesan di media sosial. Tekanan untuk selalu menampilkan diri yang sempurna dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental.

Selain itu, kecenderungan generasi muda terhadap instant gratification, yang didorong oleh ketersediaan teknologi, membawa risiko peningkatan kadar dopamin yang berlebihan.

Dalam penutup artikel ini, kita dapat merangkum bahwa kesehatan mental anak muda, khususnya Generasi Z, merupakan perhatian mendesak di era pasca-pandemi COVID-19. Kita telah mengeksplorasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh generasi ini, mulai dari dampak media sosial hingga ketidakpastian masa depan akibat pandemi. Namun, di tengah kompleksitas ini, terdapat beberapa aspek penting yang perlu ditekankan.

Pertama, kesadaran tinggi anak muda terhadap kesehatan mental memberikan harapan akan masa depan yang lebih baik. Meskipun mereka dihadapkan pada tekanan dan ketidakpastian, mereka juga menunjukkan kemampuan untuk mencari bantuan dan berpartisipasi dalam inisiatif seperti workshop dan kelompok dukungan. Langkah-langkah ini memperlihatkan bahwa mereka tidak hanya mengenali tantangan, tetapi juga aktif mencari solusi.

Kedua, peran pendidikan dan integrasi pemahaman kesehatan mental dalam kurikulum menjadi faktor penentu. Mengakui isu hilangnya dua tahun sekolah dan interaksi sosial, kita perlu memprioritaskan dukungan khusus dalam hal pendidikan dan pengembangan keterampilan psikososial. Pendidikan bukan hanya tentang akademis, tetapi juga tentang membekali anak muda dengan alat dan pengetahuan untuk mengatasi tantangan kesehatan mental.

Ketiga, workshop "Mini Support Group: No More Toxic" menawarkan pendekatan praktis untuk membentuk lingkungan yang mendukung. Ruang aman ini memberikan peserta kesempatan untuk berbagi, mendukung, dan membangun pemahaman bersama. Inisiatif semacam ini menjadi langkah nyata dalam mendukung kesehatan mental anak muda.

Terakhir, kita perlu memahami bahwa glorifikasi kesuksesan di media sosial dan kecenderungan instant gratification dapat menjadi ancaman tersembunyi. Meningkatkan pemahaman akan dampak negatif dari tekanan ini dan mendorong penilaian diri yang sehat adalah langkah krusial dalam menjaga kesehatan mental.

Sumber gambar: Kompasiana.com
Sumber gambar: Kompasiana.com

Dengan demikian, langkah-langkah konkret, dukungan holistik, dan kesadaran kolektif menjadi landasan untuk membentuk masa depan yang lebih baik bagi kesehatan mental anak muda di era digital ini.

Semua pihak, mulai dari keluarga, sekolah, hingga masyarakat secara keseluruhan, memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung, inklusif, dan peduli terhadap kesehatan mental generasi yang akan memimpin masa depan ini.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam, kita dapat bersama-sama membentuk realitas di mana anak muda dapat berkembang secara sehat dan kuat di tengah arus informasi dan tekanan masa kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun