Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Kolaborasi di Antara Peningkatan Ego Guru dan Penghormatan Orangtua Siswa yang Menurun

20 November 2023   13:28 Diperbarui: 20 November 2023   13:35 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar: Menginspirasi Melalui Pengalaman Pendidikan

Artikel ini disusun dengan dasar pengamatan dan pengalaman pribadi, menjadi saksi langsung atas dinamika pendidikan dari berbagai tingkatan, mulai dari sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Sebagai salah satu orang yang pernah ikut mengelola yayasan pendidikan, saya telah menyaksikan berbagai tantangan dan perubahan dalam dunia pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Tidak hanya itu, sebagai orangtua siswa yang turut menitipkan pendidikan anak di bangku sekolahan, saya merasakan sendiri perubahan dinamika komunikasi antara guru dan orang tua siswa dibandingkan masa saya sekolah dulu.

Melalui pengalaman ini, artikel ini hadir sebagai upaya untuk menguraikan kondisi pendidikan masa kini, meresapi tantangan yang dihadapi guru, dan merespons penurunan kepercayaan dari orang tua terhadap sistem pendidikan.

Mari bersama-sama menjelajahi solusi dan langkah-langkah positif yang dapat diambil oleh guru dan orang tua untuk membangun kolaborasi yang kuat dan memberikan fondasi pendidikan terbaik bagi anak-anak kita.

Melalui artikel ini, semoga dapat muncul inspirasi baru untuk menciptakan masa depan pendidikan yang lebih baik, yang berakar dalam pengalaman dan pemahaman yang mendalam.

Mengapa Guru Menunjukkan Ego dan Kehilangan Jiwa Pengabdian?

Guru, sebagai garda terdepan pendidikan, kadang-kadang terjebak dalam tantangan yang membuat mereka kehilangan jiwa pengabdian. Tekanan kinerja tinggi, ketidakpastian pekerjaan, dan perubahan nilai budaya dapat menjadi pemicu perilaku egois.

Kurangnya dukungan dan pelatihan, terutama dalam menghadapi perubahan teknologi, juga dapat memengaruhi motivasi guru.

Berikut penjelasan penyebab Mengapa Guru Menunjukkan Ego dan Kehilangan Jiwa Pengabdian:

  • Tekanan Kinerja yang Tinggi: Guru, sebagai pahlawan tak terlihat dalam dunia pendidikan, sering kali dihadapkan pada tekanan kinerja yang luar biasa. Evaluasi kinerja, persiapan ujian, dan tuntutan administratif dapat membuat guru fokus pada pemenuhan persyaratan administratif daripada pada inti dari pengabdian sebagai pendidik.
  • Ketidakpastian Pekerjaan: Di tengah ketidakpastian pekerjaan, kontrak sementara, dan perubahan regulasi, guru mungkin merasa kurang stabil secara pekerjaan. Hal ini dapat menciptakan atmosfer yang tidak kondusif bagi pengembangan jiwa pengabdian, dengan sebagian guru lebih fokus pada kelangsungan karir mereka.
  • Kurangnya Dukungan dan Pelatihan: Kurangnya dukungan dari pihak sekolah atau pemerintah, baik dalam bentuk pelatihan profesional maupun dukungan emosional, dapat membuat guru merasa terisolasi. Tanpa sumber daya yang memadai, guru mungkin kesulitan untuk mempertahankan semangat pengabdian mereka.
  • Perubahan Teknologi dan Tantangan Inovasi:Perubahan teknologi dan tuntutan inovasi dalam dunia pendidikan dapat membuat beberapa guru merasa tertinggal. Kurangnya pelatihan untuk mengatasi perubahan ini dapat membuat guru kehilangan kepercayaan diri dan mengalami kesulitan dalam menjaga jiwa pengabdian.

Mengapa Kepercayaan dan Penghormatan Orang Tua Menurun?

Dalam era informasi dan akses yang luas, orang tua memiliki pandangan beragam tentang pendidikan anak-anak mereka. Perubahan nilai budaya, kompleksitas tantangan siswa modern, dan isu ketidaksetaraan dalam sistem pendidikan dapat menyebabkan penurunan kepercayaan dan penghormatan terhadap guru. Faktor lainnya termasuk ketidakpuasan terhadap sistem pendidikan dan kurangnya transparansi dalam komunikasi.

Berikut penjelasan Mengapa Kepercayaan dan Penghormatan Orang Tua Menurun:

  • Perubahan Nilai dan Budaya: Dengan perubahan nilai dan budaya di masyarakat, pandangan orang tua terhadap pendidikan dan peran guru pun dapat berubah. Nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat dapat berpengaruh pada penghargaan terhadap profesi guru.
  • Kompleksitas Tantangan Siswa Modern: Siswa modern menghadapi tantangan yang lebih kompleks, seperti tekanan akademis, masalah kesehatan mental, dan masalah perilaku. Orang tua mungkin merasa frustrasi jika merasa guru tidak sepenuhnya memahami atau mengatasi tantangan ini secara efektif.
  • Tidak Adanya Pengakuan dan Apresiasi: Kurangnya pengakuan terhadap prestasi dan kontribusi guru dapat membuat mereka merasa tidak dihargai. Orang tua yang tidak melihat pengakuan ini juga mungkin merasa kurang percaya pada kemampuan guru.
  • Isu Konflik dan Komunikasi: Isu-isu konflik atau kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua dapat menciptakan ketidakpercayaan. Komunikasi yang tidak efektif atau kurangnya transparansi dapat menciptakan kesalahpahaman dan ketidakpuasan.

Langkah-langkah untuk Membangun Kolaborasi Positif

Berikut beberapa langkah yang dapat digunakan dalam Membangun Kolaborasi Positif antara guru dan orangtua siswa dalam membangun dan Menuju Pendidikan Masa Depan Berkualitas:

  • Membangun Komunikasi Terbuka: Sediakan waktu untuk pertemuan rutin antara guru dan orang tua. Komunikasi yang terbuka dan jujur membantu mengatasi misinterpretasi dan membangun kepercayaan.
  • Pahami Peran Masing-masing: Jelaskan dengan jelas peran guru dan harapan yang realistis kepada orang tua. Dengan pemahaman yang baik, keduanya dapat bekerja sama untuk mendukung perkembangan anak.
  • Mencari Solusi Bersama: Kolaboratif dalam mencari solusi untuk tantangan yang dihadapi anak. Dengan berbagi ide dan pengalaman, guru dan orang tua dapat menciptakan lingkungan yang mendukung.
  • Memberikan Apresiasi dan Umpan Balik Positif: Kenali prestasi anak dan berikan apresiasi secara terbuka. Umpan balik positif membantu memperkuat motivasi guru dan menjaga semangat orang tua.
  • Pentingnya Empati dan Simpati:Pahami tantangan dan kebutuhan pribadi orang tua serta guru. Empati dan simpati menciptakan hubungan yang lebih manusiawi dan mendukung.
  • Menghadapi Konflik dengan Dewasa: Hindari konfrontasi langsung dan fokus pada solusi. Penanganan konflik dengan pendekatan dewasa membantu menjaga hubungan yang positif.

Dengan memahami latar belakang dan tantangan yang dihadapi baik oleh guru maupun orang tua, diharapkan keduanya dapat lebih memahami perspektif masing-masing. Hanya dengan pemahaman yang mendalam, kolaborasi yang positif dapat terwujud, membawa dampak positif bagi perkembangan pendidikan anak-anak di masa kini.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Penutup: Menuju Masa Depan Pendidikan yang Berkualitas

Dalam menghadapi dinamika pendidikan masa kini, penting bagi para guru dan orang tua siswa untuk merenung tentang tantangan dan perubahan yang terjadi. Guru, sebagai agen perubahan dan inspirasi, mungkin merasa tertekan oleh tuntutan kinerja dan ketidakpastian pekerjaan. Di sisi lain, orang tua mungkin merasa cemas menghadapi kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh anak-anak mereka dalam era modern.

Namun, melalui pemahaman yang mendalam terhadap keterbatasan dan tekanan yang dihadapi oleh masing-masing pihak, kita dapat membangun jembatan kolaborasi yang kuat. Komunikasi terbuka, penerimaan peran masing-masing, dan semangat untuk mencari solusi bersama adalah langkah-langkah menuju pendidikan berkualitas.

Perlu diingat bahwa guru dan orang tua memiliki peran krusial dalam membentuk masa depan anak-anak kita. Apresiasi terhadap upaya dan dedikasi guru, serta dukungan penuh dari orang tua, menjadi pondasi utama dalam membentuk generasi yang tangguh dan berkembang.

Mari bersama-sama, guru dan orang tua, menempuh perjalanan menuju masa depan pendidikan yang lebih baik. Dengan membangun kolaborasi yang positif, kita tidak hanya meng atasi tantangan, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal setiap anak. Bersatu dalam tekad, kita melangkah menuju masa depan pendidikan yang inspiratif dan penuh harapan bagi generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun