Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ujian Kesabaran Seorang Anak

27 Oktober 2023   07:09 Diperbarui: 27 Oktober 2023   07:22 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara Kesabaran Ayah dan Ketidaksabaran Seorang Anak

Saya ingin berbagi sebuah cerita yang saya dengar sekitar 25 tahun lalu yang saya peroleh dari sebuah Mailing List Group yang saya ikuti. Meskipun cerita ini mungkin sudah lama beredar, pesan moral di dalamnya tetap relevan hingga kini.

Cerita tersebut mengajarkan kepada kita tentang nilai-nilai penting dalam kehidupan kita, terutama dalam hubungan dengan orang tua dan cara kita menjalani ajaran agama dalam tindakan sehari-hari.

Saya berharap bahwa cerita ini akan menginspirasi dan memberikan pelajaran berharga kepada kita semua. Mari kita renungkan bersama pesan moral yang terkandung dalam cerita ini.

Ceritanya, dahulu kala, ada seorang ayah yang berjalan bersama anaknya di halaman rumah mereka. Mereka berdua duduk di bawah pohon, menikmati suasana santai sore itu. Tiba-tiba, seorang burung gagak hinggap di ranting pohon di dekat mereka.

Si ayah menunjuk burung gagak tersebut dan bertanya kepada anaknya, "Nak, apakah benda itu?"

Dengan sabar, anak itu menjawab, "Itu adalah burung gagak, Ayah."

Namun, pertanyaan yang sama terus diulang oleh ayahnya. Anak itu menjadi bingung dan agak kehilangan kesabaran. Dia menjawab dengan nada yang lebih kuat, "Ayah, itu adalah burung gagak."

Tetapi ayahnya tetap bertanya berulang kali, hingga anak itu kehilangan kesabaran dan marah, "Ayah, sudah kubilang itu adalah burung gagak!"

Ayahnya pergi sebentar dan kembali dengan sebuah buku harian lama di tangannya. Dia memberikan buku itu kepada anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun