Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengapa Kita Berat Mengucapkan "Terima Kasih"?

20 Oktober 2023   08:05 Diperbarui: 20 Oktober 2023   13:03 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal, lokasi: Natuna

Seni Bersyukur dan Menghargai dalam Setiap Detik Hidup

Nyaris setiap hari, setiap jam dalam hidup kita selalu dibantu oleh pihak lain, disadari atau tidak. Sejak awal bangun pagi, sudah ada pembantu yang memasak air panas untuk menyeduh kopi, bahkan kopi sudah tersedia sebelum kita beranjak dari tempat tidur. Seorang teman yang setia membantu kita memulai pagi dengan semangat.

Tetapi pertanyaannya adalah, berterima kasihkah kita untuk setiap pelayanan memuaskan itu?

Ketika kita meninggalkan rumah, kita mungkin naik mobil yang bersih dan berkilap, dipersiapkan oleh sopir pribadi yang selalu siap membantu. Atau mungkin kita bergantung pada angkutan umum, di mana kondektur atau sopir siap membawa kita ke tujuan. Pernahkah kita mengucapkan "terima kasih" kepada mereka?

Mungkin bagi kita, mereka hanya menjalankan pekerjaan mereka, tetapi ungkapan terima kasih sederhana bisa membuat perbedaan besar dalam harinya.

Tiba di kantor, banyak di antara kita tidak pernah memikirkan siapa yang membersihkan meja kita setelah hari yang sibuk, atau siapa yang setia menyajikan air putih dan teh hangat. Bahkan saat kita memanggil office boy untuk mengantarkan minuman, seringkali kita hanya berbicara dengan ketidaksetiaan tanpa berterima kasih.

Namun, mengapa kita lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada mereka yang dengan tulus melayani kita?

Seiring berjalannya waktu, seringkali kita menjadi lupa dan terlalu banyak menuntut. Misalnya, kita merasa sudah membayar gaji pembantu rumah tangga, sehingga kita berhak untuk mengatur mereka dengan keras, tanpa memberikan ucapan terima kasih atas upaya mereka.

Bahkan, kita mungkin melupakan bahwa pembantu adalah manusia dengan perasaan, dan ucapan terima kasih adalah cara sederhana untuk menghargai mereka.

Office boy yang setia di kantor mungkin melayani kita dengan baik, tetapi apakah kita sering mengucapkan terima kasih padanya? Ucapan sederhana itu bisa membuatnya merasa dihargai, terutama jika dia menerima upah yang tidak sebanding dengan tugasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun