Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Beratkah Beban Cintamu?

15 Oktober 2023   11:44 Diperbarui: 15 Oktober 2023   12:04 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pemuda pecinta alam berjalan kaki menaiki sebuah gunung. Perjalanan yang sulit dan panjang membuatnya merasa lelah, ranselnya sangat berat, dan napasnya tersengal-sengal.

Namun, saat ia berjalan, ia melihat seorang gadis kecil, tak lebih dari sepuluh tahun, menggendong seorang adik kecil yang gendut. Gadis itu juga bergerak dengan susah payah. Wajahnya penuh dengan ketegaran meski tubuhnya yang kecil seakan tersiksa oleh beban.

Pemuda tersebut memberikan komentar simpatik, "Dek, kamu pasti sangat lelah, demikian beratnya kamu menggendong!"

Gadis kecil tersenyum getir dan menjawab, "yang saya gendong bukan sebuah beban, dia adalah adikku. Justru Kakak yang sedang membawa beban."

Pemuda itu tersentak oleh kata-kata itu. Meskipun beban yang dibawa oleh gadis kecil dan ranselnya hampir sama beratnya, pandangan mereka terhadap beban sangat berbeda.

Gadis kecil itu melihat cinta, kasih sayang, dan perhatian yang mendalam dalam tugasnya. Baginya, itu bukan beban, melainkan suatu kebahagiaan yang dijalani dengan penuh cinta.

Setelah berdiam sejenak, pemuda itu tersenyum dan berkata, "ya benar..., yang saya bawa bukanlah beban."

Saat ia membayangkan teman-temannya yang menunggu di puncak gunung, dia merasa semangat yang baru mendorongnya maju.

Cerita ini mengajarkan kita beberapa pelajaran berharga:

  1. Cinta Sejati dan Pengorbanan: Cinta yang tulus dan pengorbanan tanpa pamrih adalah kekuatan yang luar biasa. Gadis kecil itu mencintai adiknya tanpa syarat dan melihat tugasnya sebagai suatu kebahagiaan.
  2. Persepsi dan Pandangan: Perspektif kita tentang beban dalam hidup dapat mempengaruhi cara kita menghadapinya. Jangan melihat tanggung jawab sebagai beban, tetapi sebagai suatu kesempatan untuk memberikan cinta dan perhatian.
  3. Kekuatan dalam Cinta: Cinta sejati memberikan kekuatan dan semangat. Ketika kita memberikan dengan cinta, kita juga menerima kekuatan baru untuk mengatasi tantangan.
  4. Berkah dalam Pengorbanan: Pengorbanan tanpa pamrih dapat membawa kebahagiaan dan makna yang mendalam dalam hidup kita. Hal itu bisa menjadi sumber kekuatan yang tak terbatas.

Dalam perjalanan hidup Anda, ingatlah bahwa beban cinta dan tanggung jawab sebenarnya adalah berkah yang memperkaya hidup kita.

Jika kita melihatnya dengan mata hati yang tulus, kita akan menemukan bahwa cinta adalah sumber kekuatan, kebahagiaan, dan makna dalam hidup kita.

Jadi, bersiaplah menghadapi beban-beban itu dengan cinta yang mendalam dan pengorbanan tanpa pamrih. Sehingga pertanyaan, "Beratkah Beban Cintamu?" akan dijawab dengan, "Tidak, karena cinta adalah kekuatan sejati."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun