Walaupun secara pribadi saya sudah memohon bahkan "mengemis" langsung kepada SEO Kompasiana untuk membuka kembali blokir akun lama saya, tetapi dengan kesombongan dan merasa yang paling berkuasa, mereka hingga hari ini, tidak menanggapi permohonan saya.
Kejadian-kejadian ini menguji semangat saya sebagai penulis. Awalnya, saya ingin berhenti menjadi Kompasianer. Namun, atas saran dan dorongan dari beberapa teman, saya memutuskan untuk terus menulis dengan akun baru.
Saya menyadari bahwa jika saya berhenti, citra saya sebagai plagiator yang dicap oleh Admin Kompasiana dapat melekat dan sulit untuk dibuang. Selain itu, saya merasa bahwa melalui menulis, saya dapat berbagi ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi banyak orang.
Dalam 15 tahun perjalanan Kompasiana, kita juga menyaksikan perkembangan lain yang signifikan. Dahulu, platform ini menjadi tempat bagi para menteri, direktur BUMN, dan lembaga negara untuk berbagi gagasan dan berkontribusi pada topik-topik penting.
Pada masa lalu, Kompasiana telah menjadi platform yang memungkinkan para pakar di berbagai bidang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka. Tulisan-tulisan mereka sering digunakan sebagai referensi yang berharga dalam karya akademik, seperti skripsi, tesis, atau jurnal.
Demikian pula artikel-artikel saya cukup banyak ditemukan dalam Daftar Pustaka skiripsi dan jurnal ilmiah. Namun, dengan bertambahnya jumlah penulis di Kompasiana, termasuk yang mungkin tidak memiliki latar belakang akademik yang kuat, para pembimbing akademik atau peneliti mungkin menjadi lebih selektif dalam menggunakan artikel Kompasiana sebagai referensi.
Dengan munculnya penulis multipakar, dinamika platform ini berubah. Penulis multipakar adalah individu yang memiliki keahlian dan pengetahuan dalam berbagai bidang. Tulisan mereka tidak hanya terbatas pada satu topik tertentu, walaupun mereka tidak pernah bergelut pada bidang tersebut.
Saya terkagum-kagum melihat sejumlah Kompasianer masa kini yang mampu mengulas topik politik, hukum, parenting, ekonomi, dan lainnya dengan luar biasa. Mereka seakan menguasai dan berpengalaman di berbagai bidang. Walaupun terkadang yang mereka sampaikan meleset dari pakem yang seharusnya.
Selain itu, Kompasiana juga memperkenalkan sistem penghargaan yang dikenal sebagai "K-Reward" dan "Kompasiana Award" sebagai penghargaan tahunan kepada Kompasianer yang masuk nominasi.
Sistem "K-Reward" memberikan penghargaan kepada para penulis yang aktif dan berkontribusi pada platform. Meskipun beberapa penulis, seperti saya, tidak mengutamakan penghargaan dalam menulis mereka, K-Reward menjadi dorongan tambahan bagi banyak penulis untuk terus berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka.