Menggali Potensi Karyawan Lebih Tua: Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif dan Adaptif
Dalam era ketidakpastian dan perubahan yang cepat dalam dunia kerja, pandangan tentang usia dan peran pekerja yang lebih tua terus bertransformasi.
Dalam episode terbaru seri Percakapan tentang Kesehatan dari McKinsey Health Institute (MHI), Jo Ann Jenkins, CEO AARP, sebuah organisasi nirlaba terbesar yang bekerja untuk memberdayakan orang dewasa berusia 50 tahun ke atas di AS, mengatakan bahwa pekerja yang lebih tua dapat membantu mengisi kesenjangan talent yang ada dalam lingkungan kerja saat ini.
Artikel sederhana ini akan menggali lebih dalam pemikiran dan pandangan Jo Ann Jenkins, serta merinci mengapa menciptakan lingkungan kerja inklusif, fleksibel, dan berfokus pada pembelajaran sepanjang hidup menjadi esensial dalam menjawab tantangan dunia kerja saat ini.
Pekerja Lebih Tua Sebagai Aset Berharga
Dalam sebuah era yang semakin kompetitif, merekrut dan mempertahankan talenta adalah salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh pekerja yang lebih tua dapat menjadi elemen penting dalam mengisi kesenjangan talent yang ada.Â
Mereka telah menjalani berbagai situasi dan tantangan di dunia kerja selama beberapa dekade, dan pengalaman ini membawa manfaat berupa pemahaman mendalam tentang bisnis, penyelesaian masalah, dan pemecahan situasi yang kompleks.
Namun, lebih dari sekadar pengalaman, pekerja yang lebih tua juga membawa perspektif unik dan berharga ke tempat kerja. Mereka sering kali memiliki pandangan yang lebih matang dan cermat terhadap perubahan yang berlangsung, serta kemampuan untuk memberikan nasihat yang bijaksana dan panduan bagi rekan-rekan mereka yang lebih muda.Â
Keberagaman ini adalah aset yang tidak boleh diabaikan oleh perusahaan yang ingin berhasil dalam lingkungan kerja yang kompleks.
Fleksibilitas: Kunci Kepuasan Karyawan