Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kunci Meningkatkan Produktivitas Manajer Menengah dengan Mengatasi Administrivia

19 September 2023   16:42 Diperbarui: 19 September 2023   16:45 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia manajemen, banyak manajer menengah merasa terjebak dalam rutinitas administratif yang memakan waktu, yang menghambat kemampuan mereka untuk fokus pada pekerjaan yang lebih bernilai dan penting.

Namun, ada harapan, seperti yang diungkapkan dalam buku "Power to the Middle: Why Managers Hold the Keys to the Future of Work" oleh Bill Schaninger, Emily Field, dan Bryan Hancock.

Dalam artikel sederhana ini, saya sebagai penulis akan mengeksplorasi tantangan yang dihadapi manajer menengah dan solusi praktis untuk mengatasi administrivia.

Tantangan Manajer Menengah

Manajer menengah seringkali menghadapi serangkaian tantangan yang membatasi kemampuan mereka untuk mencapai potensi penuh dalam peran kepemimpinan mereka. Mari kita lihat secara lebih mendalam beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh manajer menengah:

  1. Beban Administratif yang Berlebihan: Salah satu masalah utama yang dihadapi manajer menengah adalah beban administratif yang berlebihan. Mereka seringkali harus menangani terlalu banyak proses, dokumen, rapat, dan tugas administratif lainnya. Semua ini memakan waktu yang berharga dan mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang lebih strategis dan berorientasi pada tim.
  2. Kurangnya Fokus pada Pengembangan Karyawan: Manajer menengah juga sering kali terjebak dalam tugas-tugas administratif sehingga kurang memiliki waktu untuk mengembangkan anggota tim mereka. Ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan karyawan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kinerja tim dan organisasi secara keseluruhan.
  3. Kurangnya Keterlibatan dalam Strategi: Terkadang, manajer menengah mungkin merasa terputus dari proses perumusan strategi organisasi. Mereka mungkin hanya diberi tugas untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan oleh pihak atas tanpa terlibat dalam proses pengambilan keputusan strategis. Ini dapat mengurangi rasa memiliki dan motivasi mereka untuk mendukung dan mewujudkan strategi tersebut.
  4. Tuntutan Waktu yang Tinggi: Manajer menengah seringkali dihadapkan pada tuntutan waktu yang sangat tinggi. Mereka harus mengelola tugas-tugas sehari-hari, berpartisipasi dalam rapat-rapat, dan menyelesaikan pekerjaan yang lebih besar dalam waktu yang terbatas. Ini dapat menciptakan tekanan yang signifikan dan membuat sulit bagi mereka untuk berpikir jernih dan berfokus pada hal-hal yang penting.

Solusi: Menyusun Ulang Prioritas

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan memungkinkan manajer menengah mencapai potensi penuh mereka, diperlukan pendekatan yang menyusun ulang prioritas. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat membantu mereka berkembang menjadi pemimpin yang lebih efektif:

  1. Rekrutmen yang Lebih Selektif: Organisasi harus melakukan rekrutmen dengan lebih selektif, mencari individu dengan potensi kepemimpinan yang sejati. Ini akan membantu memastikan bahwa manajer yang direkrut memiliki keterampilan dan bakat yang sesuai dengan tugas kepemimpinan.
  2. Pelatihan yang Memadai: Memberikan pelatihan komprehensif kepada manajer untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, manajerial, dan strategis mereka. Pelatihan ini dapat membantu mereka mengatasi tantangan dan merasa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan yang strategis.
  3. Reduksi Administrivia: Organisasi harus berkomitmen untuk mengurangi beban administratif yang tidak penting, seperti mengurangi rapat yang tidak perlu, mengotomatisasi tugas-tugas rutin, dan menyederhanakan proses-proses yang berbelit-belit. Ini akan memungkinkan manajer untuk lebih banyak fokus pada pekerjaan yang memberikan nilai tambah.
  4. Fokus pada Pengembangan Karyawan: Manajer perlu diberdayakan untuk lebih banyak berfokus pada pengembangan staf mereka. Ini bisa mencakup memberi mereka wewenang untuk mengelola tim mereka sendiri, memberikan pelatihan kepada anggota tim, dan mengaktifkan potensi karyawan.

Studi Kasus: Organisasi Kesehatan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana sebuah organisasi dapat mengatasi administrivia, kita dapat merujuk pada studi kasus pada sebuah organisasi kesehatan.

Menghilangkan Tugas Administratif: Organisasi kesehatan ini mengambil langkah-langkah untuk mengurangi beban administratif manajer mereka. Mereka mengidentifikasi tugas-tugas administratif yang tidak penting dan menghilangkannya atau mengotomatisasinya.

Reorientasi terhadap Fokus Manajer: Organisasi ini juga mengubah pandangan mereka tentang peran manajer. Mereka menekankan pentingnya manajer dalam memungkinkan pekerjaan tim mereka dan mewujudkan misi layanan klien yang lebih luas.

Dengan mengikuti solusi-solusi ini, manajer menengah dapat mengatasi tantangan administratif yang menghambat potensi mereka sebagai pemimpin. Mereka dapat fokus pada tugas-tugas yang lebih bernilai dan berarti, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat besar bagi organisasi.

Dalam dunia bisnis yang terus berubah dengan cepat, manajer menengah memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan organisasi menuju kesuksesan. Namun, untuk mencapai potensi penuh mereka sebagai pemimpin, mereka perlu mengatasi tantangan administratif yang menghalangi mereka.

Tantangan seperti beban administratif yang berlebihan, kurangnya fokus pada pengembangan karyawan, dan kurangnya keterlibatan dalam strategi organisasi dapat menghambat pertumbuhan dan kemajuan.

Namun demikian, solusi-solusi yang telah kita bahas-rekrutmen yang lebih selektif, pelatihan yang memadai, reduksi administrivia, dan fokus pada pengembangan karyawan-bukanlah teori semata. Mereka adalah langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh organisasi dan manajer menengah untuk menciptakan perubahan yang nyata.

Jangan biarkan administrivia menghambat langkah Anda menuju sukses. Saatnya untuk mengambil alih kendali dan bergerak maju. Mari bersama-sama menciptakan masa depan pekerjaan yang lebih baik dan lebih produktif.

Terima kasih telah membaca artikel ini, dan selamat mengimplementasikan solusi-solusi ini dalam peran Anda sebagai manajer menengah yang hebat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun