Tantangan Keberlanjutan dalam Udara
Di tengah meningkatnya kepedulian terhadap dampak lingkungan, industri penerbangan semakin mendapat sorotan karena klaim "hijau" mereka yang seringkali dipertanyakan.
Klaim-klaim mereka tersebut sering kali mengundang keraguan dan kritik dari pihak yang mempertanyakan sejauh mana maskapai penerbangan benar-benar berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Peralihan keberlanjutan telah menjadi fokus utama dalam industri penerbangan. Maskapai penerbangan, seperti Ryanair, Lufthansa, dan Etihad, semuanya telah menghadapi sorotan karena klaim lingkungan yang mereka buat.
Mereka mencoba untuk mempromosikan diri sebagai maskapai yang ramah lingkungan, namun, klaim-klaim ini telah menyebabkan kontroversi dan pertanyaan tentang kejujuran di balik pernyataan tersebut.
Kritik Terhadap Klaim Greenwashing
Maskapai penerbangan sering kali dihadapkan pada masalah kritisisme ketika mereka mencoba untuk menyederhanakan atau memberikan klaim lingkungan yang mungkin menyesatkan.
Ryanair, misalnya, menyebut dirinya sebagai "maskapai penerbangan dengan emisi terendah" di Eropa, sedangkan Lufthansa mengklaim bahwa mereka "melindungi masa depan."
Etihad juga berusaha menonjol dengan menyebut dirinya sebagai "penerbangan berkelanjutan." Namun, otoritas periklanan Inggris, ASA, telah menegur maskapai-maskapai ini untuk menghindari kata-kata yang dapat membingungkan atau menyesatkan konsumen.
Miles Lockwood, direktur pengaduan dan investigasi di ASA, mengatakan bahwa banyak maskapai penerbangan telah membuat klaim seputar keberlanjutan dan ramah lingkungan, namun ASA menekankan pentingnya memastikan bahwa klaim-klaim ini didukung oleh fakta dan tindakan konkret yang mendukung keberlanjutan lingkungan. (Sumber: Reuters, 13 September 2023)
Kasus KLM: Dilema Keberlanjutan
Pemilik KLM, Air France-KLM, mengakui dalam laporan tahunan mereka tahun 2022 bahwa kerusakan reputasi lingkungan adalah risiko bisnis yang dapat menyebabkan hilangnya dukungan publik atau politik.
Pemerintah Belanda bahkan berencana untuk membatasi penerbangan di Bandara Schiphol, basis KLM, sebesar 9,5% di bawah tingkat tahun 2019 untuk mengurangi polusi suara dan emisi. Air France-KLM dan maskapai lain berencana untuk menentang keputusan tersebut di tingkat Eropa.
Kondisi tersebut mencerminkan dilema yang dihadapi maskapai penerbangan ketika mereka mencoba untuk mengimbangi pertumbuhan bisnis untuk pemegang saham sambil juga meyakinkan masyarakat bahwa mereka mengambil langkah-langkah untuk mengurangi emisi karbon.
Maskapai penerbangan harus menjaga keseimbangan antara memenuhi kebutuhan bisnis mereka dan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan.
Sumber: Reuters, 7 Juni 2023Â
Tindakan Kelas Delta: Gugatan Class Action
Gugatan class action yang diajukan terhadap Delta Air Lines di Los Angeles menyoroti masalah yang sama.
Gugatan ini berkaitan dengan iklan yang mengklaim program "netral karbon" berdasarkan pembelian penggantian kerugian karbon. Gugatan tersebut menuduh bahwa program ini tidak berjalan sesuai klaim yang diiklankan dan bahwa Delta menyesatkan konsumen.
Delta telah membantah gugatan tersebut, menyatakan bahwa gugatan tersebut tidak memiliki dasar hukum. Ini mencerminkan ketegangan yang ada antara klaim keberlanjutan dan tindakan nyata yang mendukung klaim tersebut.(Sumber: Reuters, 30 Mei 2023)
Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan
Seiring perubahan iklim menjadi isu global yang semakin mendesak, maskapai penerbangan dan bisnis lainnya harus melihat masa depan dengan sorotan keberlanjutan.
Dalam perjalanan mereka menuju keberlanjutan, mereka menghadapi tugas berat untuk mengubah industri yang sebelumnya cenderung meninggalkan jejak karbon besar menjadi lebih hijau.
Kasus-kasus seperti yang telah kita bahas di artikel ini adalah pengingat bahwa klaim greenwashing tidak hanya berisiko merusak reputasi perusahaan, tetapi juga menghancurkan kepercayaan publik dan memberikan dampak negatif pada lingkungan.
Oleh karena itu, klaim keberlanjutan harus disertai dengan tindakan nyata dan transparansi yang memadai. Namun, di tengah tantangan ini, kita juga harus melihat perkembangan positif yang muncul.
Maskapai penerbangan seperti KLM dan Delta mengindikasikan komitmen mereka untuk memperbaiki lingkungan dengan tindakan-tindakan konkrit seperti penggunaan biofuel dan investasi dalam pesawat yang lebih efisien.
Masyarakat juga berperan penting dalam memberikan tekanan pada perusahaan-perusahaan untuk beroperasi dengan lebih berkelanjutan. Keputusan konsumen yang lebih bijaksana dalam memilih maskapai yang benar-benar peduli terhadap lingkungan dapat memberikan sinyal kuat kepada industri penerbangan.
Pada akhirnya, masa depan keberlanjutan industri penerbangan akan sangat bergantung pada bagaimana perusahaan-perusahaan ini dapat menavigasi dilema antara pertumbuhan bisnis dan tanggung jawab lingkungan.
Kita berharap bahwa dengan komitmen, transparansi, dan tindakan yang nyata, maskapai penerbangan dan bisnis lainnya dapat membantu mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Dalam perjalanan ini, kita semua memiliki peran penting untuk memastikan bahwa langkah-langkah keberlanjutan adalah bukan sekadar klaim, tetapi juga sebuah kenyataan yang nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H