Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengarungi Warisan Budaya dan Pesona Pacu Jalur Tradisional di Kuantan Singingi-Riau

24 Agustus 2023   15:04 Diperbarui: 24 Agustus 2023   15:10 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di balik gemuruh riak air dan semangat tak tergoyahkan, sebuah tradisi kuno yang telah berabad-abad merajut jejaknya di Nusantara tetap hidup dan bersemayam. Pacu Jalur Tradisional, sebuah perayaan yang menggabungkan kompetisi dan kearifan lokal, kini menjelma menjadi salah satu magnet pariwisata terbesar di Indonesia.

Kota Taluk Kuantan, yang berada di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, menjadi panggung megah bagi even yang dinantikan ini. Setiap tahunnya, tepian Narosa menjadi saksi bisu dari perahu-perahu tradisional yang berlaga, menantang arus sungai sekaligus menghidupkan kembali jejak leluhur.

Pacu Jalur bukanlah semata perlombaan dayung biasa; ia mengandung nilai-nilai budaya yang mendalam dan kisah panjang yang merentang sepanjang masa. Tradisi ini bermula sebagai cara masyarakat pesisir merayakan musim panen dan merayu kelimpahan hasil bumi. Namun, ia dengan cepat tumbuh menjadi perayaan sosial yang mempererat ikatan masyarakat dan memupuk semangat gotong royong.

Dulu, Pacu Jalur dilangsungkan dalam peringatan hari-hari besar umat Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi. Namun, kini ia telah bermetamorfosis menjadi acara tahunan yang lebih besar, memadukan elemen kompetitif dan penuh makna.

Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, selama lima hari berturut-turut (23-27 Agustus 2023), tepian Narosa menjadi panggung penuh warna, dengan 193 jalur dari Kabupaten Kuansing maupun kabupaten lain di Provinsi Riau memasang layar masing-masing. Masyarakat dan wisatawan menyaksikan perahu-perahu ini berlomba, menampilkan kepiawaian dayung dan sinergi tim yang mumpuni.

Lokasi Pacu Jalur Tradisional Kuatan Singingi (Dokumentasi Merza Gamal)
Lokasi Pacu Jalur Tradisional Kuatan Singingi (Dokumentasi Merza Gamal)

Tema "Sarontak Bakayuah Nagori Bermarwah" di tahun ini memberikan pesan yang kuat: bahwa dengan bersama-sama, cita-cita kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kuansing bisa terwujud. Ini menjadi cerminan semangat gotong royong dan kolaborasi yang terus diperkuat melalui even ini.

Melalui upaya yang gigih, Pacu Jalur Tradisional telah meraih posisi yang istimewa dalam kalender pariwisata nasional Indonesia. Sekarang bukan hanya masyarakat lokal yang menyaksikan even ini, tetapi juga wisatawan dari berbagai penjuru Indonesia dan bahkan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

Kehadiran wisatawan ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi langsung, tetapi juga membantu melestarikan tradisi dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mempertahankan warisan budaya. Dengan demikian, Pacu Jalur Tradisional juga menjadi pembuka peluang ekonomi kreatif lokal.

Dokumentasi Merza Gamal & Rasmin Amin (Riau Pos Media Group)
Dokumentasi Merza Gamal & Rasmin Amin (Riau Pos Media Group)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun