Budaya perusahaan (corporate culture) adalah inti dari identitas dan karakter suatu organisasi. Memiliki budaya yang kuat dan sehat dapat menjadi faktor kunci dalam mencapai kesuksesan dan keunggulan kompetitif di pasar yang semakin kompetitif.
Salah satu pendekatan yang dapat membantu meningkatkan budaya perusahaan yang berkinerja tinggi adalah pendekatan berbasis kekuatan.
Pendekatan berbasis kekuatan menempatkan fokus pada pengembangan potensi setiap karyawan dan tim, memanfaatkan apa yang paling baik mereka lakukan secara alami (kekuatan) daripada mencoba mengubah kelemahan mereka.
Budaya seperti ini menentukan bahwa manajer dan pemimpin berperan dalam mengarahkan kekuatan individu dan tim ke arah mencapai tujuan bersama yang telah didefinisikan dengan jelas.
Langkah pertama dalam meningkatkan budaya berbasis kekuatan adalah mendefinisikan prinsip-prinsip budaya yang ingin ditingkatkan.
Diagnosis budaya organisasi dilakukan dengan melibatkan tinjauan artefak organisasi, survei karyawan, wawancara pemangku kepentingan, kelompok fokus, dan analisis kondisi saat ini dan masa depan.
Hal tersebut membantu memahami dinamika budaya saat ini dan menetapkan pijakan untuk perubahan.
Setelah prinsip-prinsip budaya terdefinisi, langkah berikutnya adalah menyelaraskan kekuatan orang-orang dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Ini berarti menempatkan karyawan (insan perusahaan) di peran dan tanggung jawab yang memanfaatkan kekuatan alami mereka.
Ketika karyawan merasa bahwa mereka dapat menggunakan kekuatan mereka dalam pekerjaan sehari-hari, mereka akan lebih terlibat, produktif, dan berkontribusi secara positif pada keseluruhan budaya perusahaan.
Penggunaan penilaian CliftonStrengths dapat membantu mengidentifikasi kekuatan utama setiap individu. Dengan memahami kekuatan karyawan, manajer dapat memberikan bimbingan pribadi dan dukungan yang sesuai.