Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memasak Daging Kurban untuk Berbagi Berkah kepada Berbagai Komunitas

29 Juni 2023   10:40 Diperbarui: 29 Juni 2023   11:26 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, umat Muslim di seluruh dunia yang mampu menjalankan ibadah qurban sebagai bentuk pengabdian dan ketaatan kepada Allah SWT. Ibadah qurban tidak hanya berarti menyembelih hewan yang telah dipilih secara khusus, tetapi juga melibatkan nilai-nilai sosial yang kuat, seperti berbagi rezeki dengan sesama. Dalam pelaksanaan ibadah qurban, daging hewan qurban diberikan kepada pemiliknya, dibagikan kepada kaum dhuafa, dan juga diberikan kepada tetangga tanpa memandang agama atau keyakinan mereka.

Salah satu aspek penting dalam ibadah qurban adalah memasak daging yang telah dibagikan panitia sebagai bagian pemiliknya sebelum dibagikan kembali atau mengundang sanak saudara dan tetangga untuk makan bersama. Alasan di balik langkah ini sangat bermakna, baik dari segi agama maupun kesehatan.

Dalam konteks agama, memasak daging qurban sebelumnya adalah tindakan yang dianjurkan oleh beberapa ulama dan komunitas Muslim. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan kebersihan, kesegaran, dan kelayakan daging yang akan disajikan. Dengan memasak daging qurban, kita menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan menunjukkan rasa hormat terhadap hewan yang telah dipersembahkan sebagai qurban.

Selain itu, memasak daging qurban juga penting untuk menjaga kesehatan kita dan orang-orang yang akan mengonsumsinya. Daging mentah dapat menjadi sumber potensi penyakit, seperti bakteri dan parasit yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Dengan memasak daging dengan suhu yang tepat, kita dapat memastikan bahwa makanan yang disajikan aman untuk dikonsumsi. Selain itu, memasak juga memberikan kelezatan dan tekstur yang lebih baik pada daging qurban.

Setelah daging qurban dimasak, kita dapat berbagi berkah dengan orang lain. Bagian dari daging tersebut dapat diberikan kepada kaum dhuafa, yang membutuhkan bantuan dan perhatian dari masyarakat sekitar. Ini merupakan salah satu tujuan utama dari ibadah qurban, yaitu berbagi rezeki dengan mereka yang kurang mampu. Dengan memberikan daging qurban kepada kaum dhuafa, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan mereka secara materi, tetapi juga menunjukkan solidaritas dan kepedulian kita sebagai umat Muslim.

Selain itu, bagian daging qurban juga dapat diberikan kepada tetangga, tanpa memandang perbedaan agama atau keyakinan mereka. Hal ini merupakan wujud nyata dari sikap toleransi, kerukunan, dan kebaikan kepada sesama manusia.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Mengundang tetangga untuk makan bersama dengan daging qurban yang telah dimasak adalah cara yang baik untuk mempererat hubungan antarmanusia, menjalin kerjasama yang harmonis, serta membentuk komunitas yang kuat. Melalui momen seperti ini, kita dapat menciptakan ikatan sosial yang lebih erat, saling mengenal satu sama lain, dan menghargai keberagaman dalam lingkungan kita.

Ketika kita mengundang tetangga dari berbagai latar belakang agama atau keyakinan, kita membuka kesempatan untuk berdialog, saling bertukar pengalaman, dan memahami perbedaan satu sama lain. Ini adalah langkah penting dalam membangun toleransi, menghormati perbedaan, dan menciptakan kerukunan antarumat beragama. Melalui kegiatan semacam ini, kita mengirimkan pesan bahwa keberagaman adalah kekayaan yang harus dijaga dan dihormati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun