Laporan Gallup "State of the Global Workplace: 2023 Report" menawarkan wawasan penting tentang keterlibatan karyawan dan tantangan yang dihadapi oleh tempat kerja global pasca pandemi Covid-19. Dalam artikel ini, kita akan membahas pelajaran yang dapat kita petik dari laporan ini seputar keterlibatan karyawan setelah adanya pandemi dan apakah fenomena "Quiet Quitting" masih berlanjut dalam era "next normal".
Menurut laporan Gallup tersebut, keterlibatan karyawan (employee engagement) mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022 setelah mengalami penurunan selama pandemi. Ini menunjukkan bahwa lebih banyak karyawan menemukan pekerjaan mereka bermakna dan merasa terhubung dengan tim, manajer, dan atasan mereka. Peningkatan keterlibatan karyawan merupakan kabar baik untuk produktivitas global dan pertumbuhan PDB.
Laporan Gallup juga mengungkap fenomena "Quiet Quitting", di mana mayoritas karyawan diam-diam berhenti secara psikologis dari pekerjaan mereka. Hampir enam dari 10 karyawan termasuk dalam kategori ini.Â
Dampak dari keterlibatan yang rendah ini merugikan ekonomi global secara signifikan. Pelajaran yang dapat kita petik adalah pentingnya membangun budaya kerja yang inklusif, mendukung, dan memberikan pengakuan kepada karyawan untuk mencegah fenomena "Quiet Quitting" ini.
Selain itu, Laporan Gallup juga menyoroti bahwa stres karyawan tetap tinggi, dengan 44% karyawan di seluruh dunia mengalami banyak stres dalam pekerjaan mereka.Â
Stres karyawan telah meningkat selama lebih dari satu dekade, dengan peran manajer yang signifikan dalam memengaruhi stres yang dirasakan oleh karyawan. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk melibatkan manajer dalam mengurangi stres dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan karyawan.
Di samping itu, Laporan Gallup juga mencatat perdebatan berkelanjutan mengenai pilihan model kerja, apakah itu bekerja jarak jauh, hybrid, atau sepenuhnya di tempat. Bekerja jarak jauh dapat memberikan fleksibilitas yang lebih besar dan menghilangkan stres perjalanan, sementara berada di tempat memberikan kesempatan untuk menjalin ikatan, berkolaborasi, dan membimbing.Â
Pendekatan hybrid dapat menjadi solusi yang menggabungkan manfaat dari kedua model tersebut. Organisasi perlu mempertimbangkan preferensi dan kebutuhan karyawan serta tuntutan pekerjaan dalam menentukan model kerja yang paling efektif.
Kesimpulannya, dalam era pasca pandemi, keterlibatan karyawan dan penanganan fenomena "Quiet Quitting" tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh organisasi di seluruh dunia. Pelaporan Gallup 2023 menyoroti pentingnya membangun budaya kerja yang inklusif, mendukung, dan memberikan pengakuan kepada karyawan. Manajer juga memiliki peran penting dalam mengurangi stres yang dirasakan oleh karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan mereka.
Tantangan terkait dengan pilihan model kerja juga harus dipertimbangkan dengan cermat. Model bekerja jarak jauh, hybrid, dan bekerja di tempat semuanya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Organisasi perlu memahami preferensi dan kebutuhan karyawan serta tuntutan pekerjaan untuk menentukan model kerja yang paling efektif bagi mereka.