Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Candi Muara Takus: Peninggalan Kejayaan Buddha dan Kerajaan Sriwijaya di Riau

4 Juni 2023   07:47 Diperbarui: 4 Juni 2023   12:18 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Humas Pemprov. Riau

Melalui tur dan program edukatif, pengunjung dapat memahami lebih dalam tentang kehidupan spiritual dan nilai-nilai yang diwariskan oleh agama Buddha, serta pengaruhnya terhadap keberagaman budaya di wilayah ini.

Keberadaan Candi Muara Takus juga memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal. Melalui pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, mereka dapat terlibat dalam pengelolaan dan menjaga kelestarian situs ini. Ini menciptakan peluang ekonomi lokal dan memperkuat kesadaran akan warisan budaya yang berharga, sehingga generasi mendatang dapat tetap merasakan pesona dan keindahan yang mengalir dari Candi Muara Takus.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Mengunjungi kompleks Candi Muara Takus bukan hanya sekadar melihat reruntuhan batu kuno, tetapi juga merasakan keajaiban sejarah yang terpancar dari setiap sudut. Tempat ini adalah titik temu antara masa lalu dan masa kini, sebuah jendela yang membuka pandangan kita pada kejayaan Buddha dan Kerajaan Sriwijaya di Riau.

Dalam cerita masa lalu, pada bulan purnama yang indah, Kompleks Candi Muara Takus dihiasi dengan kehadiran yang magis - sekawanan gajah yang memenuhi tempat tersebut. Mereka datang dengan gemulai, menginjakkan kaki mereka yang besar di tanah yang suci, memberikan kesan sakral yang tak terlupakan.

Namun, sayangnya, dengan berjalannya waktu dan perubahan di sekitarnya, kisah tersebut hanya tinggal sebagai sebuah dongeng yang terpatri dalam ingatan. Pembabatan hutan dan berkurangnya habitat alami gajah menyebabkan perpisahan yang sedih antara Candi Muara Takus dan kedatangan sekawanan gajah yang mempesona.

Kehadiran gajah di sekitar candi merupakan cerminan harmoni alam dan warisan budaya yang kini semakin langka. Ini juga menjadi pengingat bagi kita akan pentingnya menjaga keberagaman hayati dan kelestarian lingkungan. Melalui upaya konservasi dan kesadaran akan pentingnya pelestarian habitat, mungkin suatu saat nanti, cerita keajaiban gajah yang kembali menghampiri Candi Muara Takus dapat menjadi kenyataan.

Sumber gambar: Dokumentsi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentsi Merza Gamal
Sambil memandang keindahan Candi Muara Takus di bawah bulan purnama yang bercahaya, kita diingatkan akan kerentanan alam dan pentingnya melindungi lingkungan sekitar. Dengan semangat yang terus membara, marilah kita berjuang untuk menjaga warisan budaya dan kehidupan satwa liar, sehingga kedatangan gajah di Candi Muara Takus tidak hanya menjadi dongeng, tetapi kembali menjadi kenyataan yang mempesona.

Semoga artikel ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang menarik dan menginspirasi dalam menyambut Hari Raya Waisak bagi yang merayakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun