Selain menuntut ilmu dan rendah hati, kisah ini juga mengajarkan kita untuk menggunakan ilmu yang kita peroleh untuk kebaikan. Nabi Khidir menggunakan ilmunya untuk melakukan tindakan-tindakan yang mendatangkan manfaat dan kebaikan dalam jangka panjang. Beliau mengajarkan bahwa pengetahuan yang kita peroleh harus digunakan untuk membantu dan melayani sesama manusia serta menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.
Sebagai hamba Allah, kita memiliki tanggung jawab moral untuk menggunakan ilmu kita dengan bijaksana dan bertanggung jawab demi kemaslahatan umat manusia dan memperoleh keridhaan Allah. Kita harus menggunakan pengetahuan kita untuk memerangi ketidakadilan, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, menyebarkan kebaikan, dan memperbaiki dunia ini.
Dengan mengaplikasikan ilmu kita untuk kebaikan, kita dapat memperoleh kepuasan spiritual dan menjalankan tugas kita sebagai hamba Allah dengan lebih baik. Kita menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi lingkungan sekitar kita. Ketika kita menggunakan ilmu kita untuk tujuan yang mulia, kita menyampaikan pesan kasih sayang, keadilan, dan kebaikan yang terkandung dalam ajaran agama kita.
Selain itu, kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir juga mengajarkan pentingnya bersikap rendah hati saat berinteraksi dengan orang yang memiliki pengetahuan yang lebih tinggi. Sikap rendah hati memungkinkan kita untuk belajar dan berkembang, serta membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia. Kita harus bersedia menerima kritik, nasihat, dan pengetahuan baru dari orang-orang yang lebih berpengalaman dan berpengetahuan dalam bidang tertentu. Dengan demikian, kita dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
Dalam rangka menuntut ilmu, kita juga perlu menyadari bahwa tidak semua pengetahuan ada di tangan manusia. Ada ilmu yang hanya diketahui oleh Allah semata. Nabi Khidir, meskipun bukan termasuk dalam 25 nabi dan rasul yang wajib diimani, tetap memiliki ilmu yang diberikan langsung oleh Allah. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak terjebak dalam kesombongan intelektual, karena hanya Allah yang memiliki pengetahuan yang mutlak dan tanpa batas. Kita perlu selalu merendahkan diri di hadapan-Nya dan terus mencari ilmu serta petunjuk-Nya.
Kesimpulannya, kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir mengandung pelajaran berharga bagi kita sebagai hamba Allah. Kisah ini mengajarkan pentingnya menuntut ilmu, sikap rendah hati, dan penggunaan ilmu untuk tujuan yang baik. Dengan terus belajar, rendah hati, dan mengarahkan pengetahuan kita untuk kebaikan, kita dapat menjadi individu yang lebih baik, melayani sesama manusia, dan memperoleh keridhaan Allah. Mari kita mengambil hikmah dari kisah ini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H