Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Perceraian dan Dampak pada Perkembangan Psikologis Anak

14 Mei 2023   09:23 Diperbarui: 14 Mei 2023   09:32 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokpri Merza Gamal

Pada jaman sekarang, tidak sedikit perceraian terjadi "hanya" karena merasa tidak cocok lagi dan perasaan cinta sudah hilang kepada pasangannya, bahkan merasa sudah bosan dengan kehidupan bersama dengan pasangannya. 

Mereka seolah tidak peduli bahwa perceraian dapat berdampak besar pada psikologi anak, terutama jika orang tua mereka tidak memperhatikan kebutuhan dan perasaan anak selama proses perceraian. Anak-anak yang mengalami perceraian orang tua mereka seringkali mengalami berbagai macam masalah emosional, seperti kecemasan, depresi, dan kesepian.

Selain itu, perceraian juga dapat memengaruhi hubungan anak dengan orang tua mereka dan lingkungan sekitar. Anak mungkin merasa kehilangan kedekatan dengan salah satu atau kedua orang tuanya setelah perceraian, dan hubungannya dengan keluarga dan teman-teman dapat berubah juga. Semua ini dapat berdampak pada kesehatan mental dan emosional anak.

Sebagai orang tua, penting bagi kita untuk memperhatikan kebutuhan anak selama proses perceraian, termasuk memberikan dukungan emosional, menjelaskan situasi dengan jelas, dan berbicara dengan anak tentang perasaannya. Selain itu, orang tua juga harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang stabil dan aman bagi anak setelah perceraian.

Dalam hal memutuskan ikut siapa dan bagaimana harus bersikap, anak sebaiknya tidak dijadikan pihak yang harus memutuskan semuanya. Orang tua harus berbicara dengan anak dan mendengarkan pendapat mereka, namun keputusan akhir tetap menjadi tanggung jawab orang tua untuk membuat keputusan yang terbaik untuk anak.

Kakek Merza melihat teman-teman anak saya yang orangtuanya bercerai ketika mereka masih kecil dan atau remaja, ketika dewasanya mempunyai jiwa yang labil. Mereka suka bilang iri kepada teman-temannya yang orangtuanya masih bersatu.

Ya, pengalaman perceraian dalam keluarga dapat meninggalkan dampak jangka panjang pada kesehatan mental dan emosional anak, bahkan hingga dewasa. Anak yang mengalami perceraian orang tua mereka dapat merasa kesepian, khawatir, cemas, dan bahkan marah karena keadaan yang tidak diinginkan tersebut.

Sebagai orang tua, penting untuk memberikan dukungan dan perhatian yang cukup pada anak setelah perceraian, termasuk membantu mereka mengatasi perasaan cemburu dan iri yang mungkin muncul. 

Orang tua juga dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sehat untuk membantu mereka mengatasi kesulitan dan stres. Adalah penting untuk memberikan perhatian yang cukup pada setiap anak dan menyesuaikan pendekatan yang sesuai untuk setiap individu.

Sebaiknya sebagai orangtua jangan hanya mengikuti ego dan perasaan sendiri. Apalagi jika alasan perceraian hanya karena perasaan bosan, tidak cinta lagi, merasa sudah tidak cocok yang sebenar bisa diperbaiki kembali.

Sebagai orang tua kita harus selalu mempertimbangkan kepentingan dan kesejahteraan anak dalam setiap keputusan yang kita ambil, termasuk keputusan untuk bercerai. Keputusan untuk bercerai bukanlah keputusan yang mudah, dan harus dilakukan dengan pertimbangan matang dan berbagai faktor yang relevan.

Sebelum mengambil keputusan untuk bercerai, penting bagi pasangan untuk mencoba menyelesaikan masalah yang mendasari dan mencari bantuan profesional jika diperlukan. Jika masalah tersebut berkaitan dengan perasaan bosan atau merasa tidak cocok lagi, ada banyak cara untuk mencoba memperbaiki hubungan, seperti terapi pasangan, konseling, atau bahkan hanya melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama.

Namun demikian, jika keputusan untuk bercerai memang harus diambil, penting untuk memastikan bahwa keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan matang dan setelah mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan, termasuk kesejahteraan anak. Orang tua harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang stabil dan aman bagi anak setelah perceraian, dan memastikan bahwa anak merasa didukung dan dicintai oleh kedua orang tua.

Saat mengambil keputusan penting seperti ini, penting juga untuk tidak hanya mengikuti ego dan perasaan sendiri, tetapi juga mempertimbangkan dampak yang lebih luas, termasuk pada anak dan keluarga secara keseluruhan.

Ketika mengambil keputusan untuk bercerai, orang tua harus mempertimbangkan bahwa mereka bukan satu-satunya yang terpengaruh oleh keputusan tersebut.

Keluarga dan teman-teman juga dapat terpengaruh oleh keputusan tersebut, dan oleh karena itu, orang tua harus mempertimbangkan dampak yang lebih luas sebelum mengambil keputusan. Mereka juga harus belajar untuk berkomunikasi dengan anak-anak mereka secara terbuka dan jujur, dan membantu mereka memahami mengapa keputusan tersebut diambil dan bagaimana mereka dapat mengatasi situasi tersebut.

Penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa keputusan untuk bercerai membutuhkan pertimbangan matang dan sensitif, terutama ketika anak terlibat. Orang tua harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang stabil dan aman bagi anak setelah perceraian, dan memastikan bahwa anak merasa didukung dan dicintai oleh kedua orang tua. 

Dengan melakukan hal tersebut, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengatasi kesulitan dan stres yang muncul akibat perceraian, dan membantu mereka tumbuh

Terakhir, orang tua harus menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri selama masa perceraian. Memisahkan diri dari pasangan dapat menjadi pengalaman yang menantang dan emosional. 

Oleh karena itu, orang tua harus menjaga kesehatan fisik dan mental mereka sendiri. Hal tersebut akan membantu mereka memberikan dukungan yang kuat dan stabil bagi anak-anak mereka selama masa transisi.

Semoga artikel sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi orang tua yang sedang berada dalam situasi perceraian dan dapat membantu mereka membuat keputusan yang terbaik untuk keluarga mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun