Setiap tahun pada tanggal 1 Mei, seluruh dunia memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day. Di Indonesia sendiri, peringatan ini menjadi hari libur nasional dan biasanya diisi dengan berbagai kegiatan seperti unjuk rasa, pertunjukan seni, dan sebagainya. Namun, tahukah Anda bahwa tema Human Capital Islami dan hikmah Ramadan dapat kita aplikasikan dalam peringatan Hari Buruh Internasional ini?
Dalam perspektif Islam, manusia dianggap sebagai khalifah di bumi dan memiliki tanggung jawab untuk mengelola sumber daya alam secara bijaksana. Karenanya, manusia merupakan sumber daya  yang dianggap sebagai modal utama dalam setiap organisasi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi sangat penting. Konsep inilah yang kemudian dikenal sebagai Human Capital Islami.
Islam sebagai sebuah way of life, mengajarkan dan mengatur bagaimana menempatkan SDM pada sebuah syirkah (perusahaan). Islam sangat peduli terhadap hukum perlindungan hak-hak dan kewajiban mutualistik antara pekerja dengan yang mempekerjakan. Etika kerja dalam Islam mengharuskan, bahwa gaji dan bayaran serta spesifikasi dari sebuah pekerjaan yang akan dikerjakan harus jelas dan telah disetujui pada saat adanya kesepakatan awal. Kemudian, pembayaran telah dilakukan pada saat pekerjaan itu telah selesai tanpa ada sedikitpun penundaan dan pengurangan.
Human capital, bukanlah memposisikan manusia sebagai modal layaknya mesin, sehingga seolah-olah manusia sama dengan mesin. Human capital justru bisa membantu pengambil keputusan untuk memfokuskan pembangunan manusia dengan menitikberatkan pada investasi pendidikan (termasuk pelatihan) dalam rangka peningkatan mutu organisasi sebagai bagian pembangunan bangsa. Penanganan SDM sebagai human capital menunjukkan bahwa hasil dari investasi non fisik jauh lebih tinggi dibandingkan investasi berupa pembangunan fisik.
Bagaimana Human Capital Islami terkait dengan peringatan Hari Buruh Internasional?Â
Dalam setiap peringatan Hari Buruh Internasional, seringkali ada tuntutan untuk kesejahteraan tenaga kerja, baik dari segi upah, kesehatan dan keselamatan kerja, maupun perlindungan hak-hak tenaga kerja. Sebagai pemilik bisnis atau pengelola organisasi, kita harus menyadari bahwa keberhasilan bisnis sangat ditentukan oleh kinerja tenaga kerja kita. Oleh karena itu, pengembangan Human Capital Islami harus menjadi prioritas bagi setiap organisasi.
Tidak hanya itu, peringatan Hari Buruh Internasional juga dapat dihubungkan dengan hikmah Ramadan yang baru saja kita lewati. Selama bulan suci ini, kita belajar untuk disiplin dalam beribadah dan mengontrol diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama. Sama halnya dengan dunia kerja, kedisiplinan dan pengendalian diri juga menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Selain itu, hikmah lain dari Ramadan adalah belajar untuk bersikap empati dan peduli terhadap sesama. Kita diajarkan untuk memberikan sedekah dan membantu orang lain yang membutuhkan. Sikap empati dan peduli ini juga dapat diaplikasikan dalam dunia kerja. Sebagai pemilik bisnis atau pengelola organisasi, kita harus memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dan memastikan bahwa mereka merasa dihargai dan dihormati sebagai bagian dari organisasi.
Dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional, mari kita bersama-sama mengembangkan Human Capital Islami dan menerapkan hikmah Ramadan dalam kehidupan kerja kita. Mari kita jadikan peringatan Hari Buruh Internasional sebagai momentum untuk mengingatkan kita bahwa SDM yang berkualitas merupakan kunci kesuksesan bisnis, serta mengingatkan kita bahwa keberhasilan bisnis tidak terlepas dari kesejahteraan tenaga kerja.
Sebagai umat Muslim, kita tentunya tidak hanya diwajibkan untuk memperjuangkan hak-hak buruh secara material, tetapi juga hak-hak spiritual yang tak kalah pentingnya. Hak-hak ini meliputi hak untuk shalat, hak untuk berpuasa, hak untuk beribadah, dan hak-hak lainnya yang terkait dengan kebutuhan spiritual kita sebagai manusia.